Bugh! Bugh! Bugh!
Tubuh Jungha semakin gemetaran tatkala kedua pria tampan itu saling melayangkan pukulan satu sama lain, Jungha masih tak berkutik, terisak ketakutan, berharap agar Taehyung juga tak kalah dari pria itu dan segera membawanya pergi.
Buagh!
Sebuah pukulan terlewat keras berhasil bersarang di perut Jimin. Pria Park itu jatuh terjengkang, menatap Taehyung dengan senyuman miring setengah tak terima karena wajah tampannya kini telah terkotori oleh darah dan luka lebam.
Ia melirik sekilas ke samping, mendapati sebuah balok berukuran cukup besar tergeletak di pinggir jalan. Agaknya mampu membuat kepala pria Kim sialan itu pecah. Pun saat Taehyung lengah, Jimin segera meraih balok batu bata itu, bersiap menghujamkannya ke arah kepala si Kim itu.
Namun kalian harus tau kalau Jungha tak akan meletakkan Taehyung dalam situasi sebahaya itu. Ia berteriak sembari berlari dan memeluk Taehyung dari depan, menjadikan dirinya tameng untuk pria kuat itu.
Sebelum balok batu itu berhasil mencumbu kepala bagian belakang Jungha. Pandangannya menggelap, disertai setetes demi setetes darah merembes dari tengkorak kepalanya. Tubuh Jungha mendadak menjadi seringan kapas. Ia masih memeluk tubuh Taehyung erat. Sementara si pria masih terpaku, kejadiannya terlewat cepat sampai Jimin berhasil melarikan diri setelah menghantam kepala Jungha dengan balok batu bata tersebut.
Bibir kering Jungha pun memucat, ia memandang Taehyung samar, tubuhnya ringan sekali. Sampai sempat terpikir dalam benaknya, bahwa ia akan mati, malam ini juga.
Tubuhnya ambruk, namun tak sampai menyentuh tanah karena Taehyung menangkapnya dengan cekatan. Mata itu tertutup rapat seolah ia tak lagi ingin melihat dunia kelam tempatnya berpijak. Rahang Taehyung mengeras di sertai semakin derasnya darah yang merembes melewati lengannya yang terbalut kemeja berwarna navy.
"J-Jungha!" panggilnya setengah takut.
Tidak! Gadis ini tak boleh berakhir seperti ini!
Dengan gerakan cepat, Taehyung membopongnya, membawanya masuk ke mobil guna pergi ke rumah sakit terdekat agar Jungha bisa mendapat pertolongan.
"Kau harus baik-baik saja," tukasnya menyiratkan ribuan makna.
****
Helaan nafas terdengar memenuhi udara kosong hari yang sudah menjelang pagi itu. Semenjak kejadian penculikan, Jungha tak pernah menyangka kalau Taehyung sedikit merubah sikap padanya, ia menjadi lebih banyak diam pada Jungha, ya....
Meskipun memang sebenarnya pun Taehyung juga sudah datar dari awal padanya dan hanya ingin menjadikan Jungha sebagai boneka pemuas nafsu bejatnya, tidak lebih.
Jungha masih di sana, duduk terdiam di atas ranjang sambil memeluk kedua lututnya, ia tak pernah menyangka bahwa penyiksaan yang di berikan oleh Eunwoo akan memberi efek besar pada tubuhnya. Ia pusing, terlebih saat bayangan-bayangan kelam itu kembali mengorek isi otaknya.
Ceklek...
Jungha tetap terdiam, tatkala pintu kamarnya terbuka, menghadirkan sosok mungil dengan sebuah botol minum berwarna pink dengan gambar salah satu karakter kartun kesukaannya. Gadis manis itu melangkah pasti, berjalan dengan langkah normal menuju ranjang Jungha layaknya ia adalah orang dewasa yang siap untuk menenangkan sahabatnya yang sedang bersedih.
"Eonni," panggil Naeun yang berhasil membuat Jungha menagakkan kepalanya yang sedari tadi menunduk lesu dan terkesan putus asa.
"Naeun-ah." Senyuman simpul terbentuk sebelum Jungha meraih tubuh itu untuk di pangku.
"Apa ini cakit?" Jemari mungil Naeun menelusuri bekas luka yang ada di tulang pipi dan sudut bibir Jungha, tak lupa ia memperhatikan perban yang mengitari kening sampai kepala bagian belakang Jungha membuat si anak Cha itu tersenyum lembut, menggenggam tangan mungil Naeun sebelum mengecupnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk Husband
FanfictionCha Jungha telah menata masa depannya dengan sangat baik, merinci setiap apa yang akan ia lakukan setelah keluar dari bangku SMA. Tapi semua itu pudar, tatkala Ayahnya meninggal dan mengharuskannya dipertemukan dengan seorang duda beranak satu yang...