42

6.2K 907 260
                                    



Sudah dua minggu semenjak kematian salah satu bayi yang di kandung Jungha, sudah dua minggu pula Jungha dan ibunya tinggal bersama di sebuah kontrakan kecil yang hanya bisa di isi oleh dua orang. Sekiranya begitulah yang sekarang Jungha lakukan, bayi laki-lakinya yang di beri nama Hansung tersebut masih berada di rumah sakit, Jungha dan Jungkook kadang datang bergiliran untuk menjenguk si makhluk kecil tersebut.

Termasuk dengan Taehyung, diam-diam si anak Kim mengamati betapa indah dan mungilnya makhluk itu saat menggeliat di dalam bedongan. Taehyung, menahan haru begitu ia di perbolehkan untuk menggendong Hansung. Hari ini Taehyung datang sendirian, dengan pakaian khas pekerja kantor. Dasi pria itu licin dan terlihat berkelas, meski baru saja pulang bekerja, Taehyung tetaplah tampan dan menawan. Tetapi, tidak dengan pandangan mata Taehyung. Pria itu menjadi selemah dan sesendu itu semenjak kematian salah satu bayi Jungha--yang katanya adalah bayinya juga. Kendati Jungha melarangnya untuk menjauhi bayinya tersebut, ia tetap datang secara berkala demi menemui buah hatinya.

Sebulan lalu, ia sudah bercakap-cakap dengan salah satu dokter untuk melakukan tes DNA, mereka akan mencocokan DNA Hansung dan dirinya. Sekarang, lebih tepatnya malam ini Taehyung akan mengambil hasil tes tersebut.

Rumah sakit malam ini ramai sekali, beberapa orang datang berbondong-bondong untuk menjenguk sanak keluarganya yang sakit secara bergantian. Taehyung gugup sekali, kertas hasil tesnya sudah berada di tangan, tetapi ia tidak kuasa untuk membukanya.

Taehyung memilih untuk pergi dari sana, sebelum pulang ke rumah, Taehyung menyempatkan diri untuk pergi mengunjungi Hansung di kamar bayi.

Taehyung terpaku, sebelah tangannya terulur untuk mengelus pipi Hansung, bocah lelaki itu tidur pulas sekali. Saat Taehyung menunduk untuk mengecup dahinya, tiba-tiba bocah itu menguap dan terbangun. Kontan Taehyung tersenyum.

Ya Tuhan, dia menggemaskan sekali.

"Dia terbangun?" Taehyung menegakan tubuh saat seorang perawat datang. Berdiri di sampingnya, senyuman manis terukir di bibir perawat tersebut.

Taehyung mengangguk setuju, hatinya menghangat seiring dengan si perawat mengangkat Hansung dari box dan memberikannya pada gendongan Taehyung.

"Tidak apa-apa, Hansung ingin bersama ayahnya."

Perawat itu meninggalkan Taehyung bersama Hansung. Bocah tersebut menguap dengan mulutnya yang mungil, kedua kelopak matanya mengerjap dan menatap Taehyung lekat-lekat.

"Sekarang ayah mengerti.... sekarang menyadarinya....."

Taehyung mengecup pipi Hansung, bayi itu terdiam tenang, nampak sangat nyaman ketika sang ayah memeluknya.

"Hansung, seharusnya sejak dulu ayah mengakuimu. Harusnya sejak dulu ayah mencintaimu, ibumu dan kakakmu. Ya Tuhan. Ayah sangat menyesal. Pantaskah ayah di panggil dengan sebutan 'ayah' olehmu?"

Taehyung menangis, air matanya berjatuhan. Rasa sesal menggerogoti hatinya.

"Kalau seandainya Hansung bukan anak ayah, ayah akan tetap mencintai Hansung. Manis, maafkan ayah... maafkan ayah..."

Taehyung mengisak, entahlah, mungkin setelah ini akan ada bayi yang terbangun karena suara berisik yang di ciptakannya. Hansung mengantuk kembali, bocah itu tertidur pulas. Wajah mungil tak berdosa tersebut membuat Taehyung mengingat wajah Jungha.

Jungha... beginilah akhirnya. Aku terlalu egois untuk menyadari kalau aku telah mencintaimu. Aku terlalu egois karena selalu memikirkan diriku sendiri. Kesakitanku sendiri, aku membuat benteng pertahanan diri terlalu besar dan tinggi sampai aku tidak kuasa untuk melihatmu yang tulus mencintaiku.

The Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang