12

9.9K 910 67
                                    


Mati, mati, mati atau apalah itu. Tidak akan bisa menyelesaikan yang namanya masalah. Pergi berlari ke sudut tergelap bukan satu-satunya cara untuk melindungi diri, kau bisa saja berlari. Berlari ke mana? Tentu saja, berlari ke sudut teraman dan terang. Yang isinya kedamaian serta kebahagiaan.

Jungha.

Iya, Jungha.

Gadis itu menderita. Dan, Jungha memang sedekat itu dengan yang namanya derita. Nol persen untuk jarak aman yang di berikan si derita ini--tumbuh saja di antara hidupnya yang tandus.

Jungha mengepal erat, sungguh, rasa sakit di hatinya mengalahkan segala rasa sakit di tubuhnya saat ini. Terlebih saat Taehyung terus menjelajah lebih dalam mulut, dan mainkan kedua gundukan miliknya.

Taehyung makin kesetanan, kini ia memberanikan diri dan dengan lancangnya mengelus pelan paha bagian dalam Jungha dari balik celana kain rumah sakit. Ingin sekali berteriak, atau setidaknya berharap kalau ada seorang perawat atau dokter yang masuk agar pria ini berhenti menyakitinya.

"Bukankah anak nakal harus mendapatkan sebuah hukuman?" tukas Taehyung namun tangannya tak berhenti mengusap lembut paha bagian dalam Jungha yang masih terbungkus kain.

Gadis itu menggeleng lemah, bahkan luka di kepalanya belum kering, sialannya pria itu sudah kembali membuat luka dalam diri Jungha, rasanya ia benar-benar ingin mati saja. Atau setidaknya, Jungha akan lebih memilih menjadi jalang club saja waktu itu. Kalau ia tau bahwa Taehyung akan sebrengsek ini, ia akan merelakan tubuhnya untuk pria-pria berperut buncit di luar sana dari pada harus menanggung luka setiap hari ini.

"Kenapa kau diam, hm?" bisik Taehyung lembut sembari tangan besarnya mengelus pipi tirus Jungha, namun bukan rasa tenang yang ia dapatkan, Jungha malah semakin merasa sangat kotor.

Air matanya sudah tak bisa di bendung, lolos saja dan membasahi bantal di bawah kepalanya.

"Jangan seperti ini, tolong," lirih Jungha yang malah membuat Taehyung semakin turn on.

Jungha yang lemah adalah favorite bagi Taehyung, ia bisa lakukan apapun termasuk ... Membuang cairannya dalam rahim gadis itu.

Seringaian kembali muncul perlahan-lahan dari balik wajah tampannya, tanpa membuang waktu, ia kembali meraup bibir pucat itu, menjelajah lebih dalam dan menikmati setiap lenguhan kesakitan Jungha.

Tangan besarnya ia bawa untuk menelusup masuk ke dalam celana kain berwarna biru muda yang di kenakan oleh Jungha, gadis itu memekik saat jari telunjuk Taehyung menusuk-nusuk bagian sensitifnya berkali-kali. Ia bersumpah bahwa kepalanya kembali pening, rasanya menyakitkan namun tubuhnya tetap memberikan reaksi baik membuat Taehyung terkekeh pelan.

"Kita lihat, sejauh mana kau bisa menahan cairanmu untuk tidak keluar." Taehyung tersenyum simpul sebelum benar-benar menusukkan jari telunjuk dan tengahnya ke dalam sana.

"Nggghh..." Tubuh Jungha membusur, matanya memejam erat, sakit sekali hingga ia harus meremas kuat seprai putih yang menjadi alas tidurnya.

Taehyung kembali tersenyum senang, saat satu tangannya bergerak pelan di dalam sana, satu tangannya yang lain bergerak memanjakan bagian atas Jungha, memainkannya layaknya benda itu adalah mainan barunya.

Sebut saja Taehyung brengsek, tak berperasaan, biadap. Agaknya setiap makian di dunia ini tak cukup untuk menggambarkan sebangsat apa si Kim Taehyung itu. Pria mana yang tega melecehkan seorang wanita yang bahkan masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

The Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang