09

12K 1K 68
                                    

Bagian 1 sampe 8 itu sudah revisi nama dll ya, kalau bagian 9 dan seterusnya belum aku revisi, thanks

***

Jungha terbangun dari tidurnya; dengan napas tersengal-sengal. Ada keringat yang ikut mengucur di dahinya. Ujung-ujung jemarinya terasa dingin seperti di musim salju, pun jantungnya ikut berdebar tak karuan.

Gadis itu menelan ludahnya susah payah, sedikit merasakan perih di bibirnya yang luka. Jungha lekas menatapi sekujur tubuhnya dengan nanar, otaknya tidak bisa bekerja dengan baik. Tapi begitu ia melihat kalau pakaiannya masih rapih--hanya sedikit kusut, membuat Jungha lega.

Menarik napas pelan-pelan, Jungha memegang dadanya yang bergemuruh. Ya Tuhan! Jadi itu mimpi. Tapi kenapa terasa nyata sekali?

Jungha bersyukur di dalam hatinya, ia mengucapkan kalimat pujian pada Tuhan. Bahwa semua ketakutan itu hanyalah mimpi. Taehyung tidak ada di kamarnya, tidak memperkosanya, tidak menelanjanginya. Kendati begitu, Jungha masih ketakutan perihal pria bernama Taehyung itu.

Melirik jam kecil yang menempel di dinding, Jungha mengigit bibirnya.

Pukul 10 pagi?

Sedangkan ia sudah bekerja di sana, Naeun juga harus sekolah.

Taehyung, Jungha takut pria itu marah lagi.

Semalam Taehyung tidak jadi menyentuhnya, pria itu tersadar sebelum menghabisi Jungha.

Mendesis sambil sekali memberikan ciuman ganas padanya. Pria itu menatapnya berkilat-kilat nafsu sambil bibirnya mengatakan kalimat-kalimat menakutkan di telinga Jungha.

"Kita buat perjanjian. Kau.... harus memuaskanku, kau harus rela memberikan keperawananmu padaku. Aku akan menunggumu untuk berpikir tentang ini, sebelum kakakmu yang bodoh itu mati kubunuh! Kau mengerti?"

"Aku...."

"Kau harus tetap bekerja di sini, sebagai pengasuhnya Naeun, tapi kau harus merangkap menjadi pengasuh atas hasratku juga!"

"Kau bertanggung jawab penuh atas kebutuhan biologisku, Cha Jungha...."

Mendadak kepalanya jadi pening mengingat ancaman Taehyung padanya. Jadi, pria itu memberikannya waktu untuk berpikir?

Tentang keselamatan sang ibu dan kakanya.

Licik sekali pria itu.

Membuat Jungha jadi dilema begini. Bebas atau tidak, ia pasti akan habis di tangan pria itu.

Cklekk....

Jungha terkesiap.

Ia melihat Taehyung datang sambil membawa nampan berisi makanan dan obat. Pria itu melangkah lebar-lebar, wajahnya datar tak berekspresi.

Jungha jadi takut, apalagi ia masih ingat betul betapa Taehyung yang agresif di dalam mimpinya. Jungha ingat Taehyung yang memperkosanya, kendati itu semua hanyalah mimpi, Jungha tetap ketakutan.

Begitu Taehyung sudah sampai di sisi ranjang.

Jungha menunduk takut, jemarinya meremat seprai dengan kuat. Ia bahkan tak sadar sudah menggigit bibirnya. Kakinya terasa lemah, bahkan hanya untuk berjalan saja Jungha tidak bisa.

The Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang