"Jangan bergerak!"
Tapi Eunwoo malah bergerak. Dan mengeluarkan pistolnya. Pria itu menembak ke arah polisi membabi buta, tak ada ketakutan di mata pria itu. Rupanya, Eunwoo memang berniat untuk bunuh diri. Dalam perlawanan tersebut, dua peluru panas telah melumpuhkan Eunwoo. Pria itu jatuh berdentum ke lantai, suaranya keras. Eunwoo terbatuk-batuk darah. Membalik badan, menyeringai lebar-lebar. Pria kejam tersebut menatap ke dalam mata Taehyung yang linglung.
"Aku akan pergi bersama adikku, jadi, Tuan Kim, well kalau seandainya adikku hidup, dia pasti akan sangat membencimu. Selamat atas kemenanganku." Eunwoo meregang nyawa.
Jungkook yang datang menyusul bersama bondongan polisi menyeruak masuk, kedua mata pria itu basah oleh air mata. Tubuhnya gemetar. Spontan berteriak memanggil Jungha yang berbaring telentang tak berdaya.
"Jungha! Tuhan! Jangan ambil dia, kumohon, jangan ambil dia dariku!" Jungkook menangis tersedu-sedu sambil melangkah gabas sekali ke arah Jungha.
Jungha terdiam, menggigit bibir bagian dalamnya kuat-kuat, kepalanya berkunang dan sakit, tapi semua itu tak lebih sakit dari pada luka yang ada di perutnya. Sudah pasti ia akan mati, karena kehabisan darah. Air mata Jungha menetes deras walau dalam hati ia terus memujikan nama Tuhan sebab ia berhasil mendorong Taehyung untuk menjauh. Bayang-bayang wajah Jungkook yang membungkuk di sampingnya seperti ilusi hitam putih yang bergoyang-goyang. Telinganya berdengung sakit. Ia berusaha membuka mulut. Napasnya terengah-engah hendak kehabisan napas. "Ba...yi... ku...." ia mengerahkan seluruh tenaga untuk mengatakannya. Ia bahkan tidak yakin kalau suaranya bisa di dengar oleh Jungkook. Oleh siapapun yang berada di sisinya saat ini.
"Jungha!" Kecepatan Jungha dan kekuatan wanita itu membuat tubuhnya tepelanting jauh membentur tembok, dahinya nyeri dan lebam. Napas Taehyung terengah, penuh ketakutan. Tidak, setelah apa yang ia alami. Setelah melihat banyak kematian orang-orang terdekatnya. Setelah apa yang di rasakannya. Ayah, ibu, Soojae, Ara, mereka telah pergi, dan ia menjadi saksinya. Sekarang, apakah ia juga akan menyaksikan kematian wanita cengeng itu!? Wanita yang sangat ia benci, juga wanita yang tanpa sadar telah membuatnya kembali mencinta.
Taehyung beringsut, membungkuk di dekat tubuh Jungha. Matanya basah, ia menatap Jungkook yang kacau balau. Pria itu hancur sekali. Dan ia seketika jadi lilung. Tepat setelah kesadarannya kembali, ia segera menarik lepas pisau Jungha dan membuangnya ke sembarang tempat. Jungha masih mencoba mempertahankan kesadarannya, berusaha meyakinkan Taehyung dan Jungkook bahwa ia baik-baik saja.
"Argh!" Jungha menjerit kesakitan. Kedua matanya menatap lurus ke depan. Saat itu, barulah ia bisa melihat dengan jelas wajah kedua pria di sisinya.
"Be... bertahanlah, kita akan segera ke rumah sakit," bisik Jungkook. Sedang, pria Kim yang merasa punya banyak kesalahan padanya hanya diam ketakutan.
Di tengah kesakitannya, Jungha sanggup mengulas segaris senyum tipis di bibir, matanya menatap buliran air mata yang tercipta di sudut mata Taehyung. Pria itu menangis, untuknya? Atau menangis karena tidak jadi tertusuk pisau?
Taehyung segera mengangkat tubuhnya yang sudah mulai dingin. Jungha merasa sangat senang. Sebab ia bisa mendapatkan pelukan prianya kembali, ia bisa mendapat perhatian Taehyung, kalau dengan terluka bisa membuatnya mendapatkan Taehyung, maka ia rela terluka bahkan mati sekali pun.
"Jungkook, kau bawa mobilku," pinta Taehyung. Mereka bergegas menerobos pintu. Polisi-polisi sibuk menggeledah kediaman itu, diantaranya mengurus mayat Eunwoo. Ketika mereka berada di halaman rumah penyekapan itu, sudah ada ambulan yang menunggu di sana. Jungkook menggenggam tangan Jungha ketika Taehyung membaringkannya di ranjang darurat. Dua perawat perempuan lekas memeriksa Jungha. Memberikan pertolongan pertama. Sementara Jungkook dan Taehyung menatapi Jungha dan perawat-perawat tersebut dengan optimis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk Husband
FanfictionCha Jungha telah menata masa depannya dengan sangat baik, merinci setiap apa yang akan ia lakukan setelah keluar dari bangku SMA. Tapi semua itu pudar, tatkala Ayahnya meninggal dan mengharuskannya dipertemukan dengan seorang duda beranak satu yang...