07

10.7K 1.1K 65
                                    

Bertahan atau pergi?

Hidup atau mati?

Keempat kata itulah yang sedari tadi mengelilingi kepala Jungha. Ia masih di sana, terduduk ketakutan di atas ranjang dalam kamarnya yang gelap nan mencekam. Setiap perkataan Taehyung sore tadi masih terekam dengan jelas di dalam otaknya, terputar secara otomatis layaknya sebuah lagu wajib yang harus selalu mengalun indah.

Tak ada yang datang sejak sore tadi, membuat Jungha berpikir bahwa pria kelinci itu melarang Naeun untuk menemuinya setelah melihat keadaannya yang kacau.

Hari semakin gelap, namun kedua manik Jungha masih enggan untuk terpejam. Ia tak ingin mati ketakutan dalam ancaman Taehyung yang kerap kali mengusik pikirannya. Membuatnya harus berjaga-jaga setiap saat karena pria itu bisa melakukan apapun yang ia mau. Kapan saja.

"Tidak, dia tidak boleh melakukan itu padaku," kata Jungha gemetaran dan menggeleng frustasi.

Ia tertekan, sangat. Bahkan rasanya ia hampir gila, 2 hari tinggal di sana malah tak merubah kehidupannya. Pria Hwan itu sama saja dengan para hidung belang yang Jungha temui di club tempo hari.

Mereka kasar, brengsek, bajingan, dan tak berhati. Mereka tak lebih dari seekor binatang buas yang hanya suka seks dan kekasaran, dan Jungha ... tak bisa menyerahkan hidupnya begitu saja.

Tanpa memikirkan konsekuensi yang akan ia dapat, gadis itu segera bangkit. Dengan isakan yang dibuang, ia berjalan cepat, meraih knop pintu dan keluar. Menatap seisi rumah yang sudah gelap tanpa cahaya, tak ada penerangan kecuali cahaya bulan yang mengintip masuk melalui jendela kaca yang menghiasi kediaman besar ini.

"Aku harus pergi," katanya terdengar putus asa. Tanpa bepikir panjang, Jungha segera berjalan mengendap-endap. Ia tak tahu apakah tuannya itu ada si rumah atau sedang pergi keluar, yang terpenting. Ia ingin bebas dari kandang macan itu, dari neraka dunia yang mematikan.

Jungha terus berjalan terburu-buru, sesekali melihat ke belakang guna memastikan bahwa tak ada seorangpun yang memergokinya. Ia menahan isakannya susah payah, ia ingin lari, berteriak ketakutan, namun itu hanya akan membangunkan seisi rumah dan membuat Jungha berada dalam situasi yang semakin buruk.

Gadis itu mempercepat langkahnya, semakin cepat, dan cepat.

Saat ia telah mendekati pintu ....

Prang!

Ia akan berakhir malam ini.

Di tangan Hwan Taehyung.

***

Taehyung baru saja memejamkan mata setelah sekitar 3 jam mencoba mengistirahatkan tubuh lelahnya. Jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam, sejak 3 jam yang lalu ia tak mendapati Jungha keluar dari kamarnya.

Naeun juga bilang sebelum tidur tadi, bahwa gadis itu tak memakan apapun dari pagi, namun Taehyung tak peduli. Hatinya tak mudah tersentuh, toh ia memang tak punya hati. Sekalipun ia punya, setiap perasaannya hanya akan tersisa untuk Naeun.

Pria itu menghela napas pelan--dengan mata terpejam ia mencoba mengistirahatkan  tubuhnya yang sudah lelah ia pakai bekerja dan 'bermain' hari ini.

Sebut saja ia brengsek, tapi kenyataannya memang seperti itu. Taehyung tak bisa mengendalikan dirinya lagi setelah kematian kedua istrinya, ia jadi tak berhati, tak berperasaan, bahkan sangat kejam sekalipun pada seorang gadis. Lagi-lagi jangan minta Taehyung untuk peduli, karena perasaannya ... Telah mati sejak Soojae dan Ara meninggalkannya.

Prang!

Taehyung mendengarnya, matanya terbuka secepat kilat. Ia tahu suara itu muncul bukan karena angin atau pun hewan semacam tikus dan kucing. Benda itu pecah karena  seseorang menyenggolnya. Taehyung segera bergegas, bangkit dari tempat tidur lalu membuka pintu kamar.

The Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang