"Aku pulang!" Seru Jungha saat kedua kakinya berhasil menapaki lantai kayu di kediaman sederhananya.Si Kim masih mengikuti kemana laju kaki Jungha melangkah, ia mendongak tatkala sudah berhasil duduk di lantai setelah Jungha memintanya untuk duduk. Kontrakan ini jauh dari kata layak untuk Jungha dan Hansung, bahkan menurut Taehyung, bangunan ini lebih cocok di sebut gudang yang jika di bandingkan dengan gudang rumahnya, rasanya akan lebih nyaman tinggal di gudang miliknya tersebut.
Ia tersenyum miris, ia memang ayah yang buruk, bagaimana bisa selama ini ia biarkan putranya tidur hanya dengan beralaskan kasur lipat yang tipis tanpa ranjang, pasti tubuh bocah mungil itu selalu merasa tak nyaman dan sakit setiap harinya, harus tersiksa dengan kondisi yang kurang baik seperti ini.
"Hansung? Eomma? Aku pulang!" Seru Jungha lagi, lalu memasuki salah satu bilik kamar, namun ia tetap tak menemukan sang putra dan Ibunya.
"Apa mereka sedang pergi?" Jungha menoleh sesaat tatkala Taehyung membuka suara, ia hanya mengangguk lalu masuk ke kamar untuk mengemasi barang.
Tak lama kemudian, setelah sepeninggalan Jungha, Taehyung masih diam mengamati seisi kontrakan itu. Pintu utama kediaman terbuka, menampilkan sosok bocah kecil berwajah rupawan dengan dua kantung plastik yang ia tenteng di masing-masing tangannya. Bocah itu sempat menatap Taehyung heran begitu pun si anak Kim, diam mematung di posisi duduknya. Apa dia Hansung? Bocah empat tahun itu kelihatan tampan sekali, tak jauh berbeda dengan dirinya.
"Eoh, ada tamu. Annyeonghasseo," sapa Hansung sembari membungkukkan badan setelah ia menaruh plastik belanjaannya.
Taehyung hanya membalas dengan tersenyum, ia masih merasa sangat bersalah pada Hansung, harusnya ia mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari ini. "Astaga Hansung, kenapa kau berhenti di depan pintu dan-Oh! Tuan Kim?" Ketika nyonya Cha menyusul untuk masuk ke dalam rumah, wanita paruh baya itu sama terkejutnya seperti sang cucu. Hansung sempat memberengut, jadi... nenek sudah mengenal pria tampan yang kelihatan kaya raya ini, ya?
"Mama!! Hansung pulang!!" Teriaknya lalu melangkahkan kedua kaki kecilnya menuju kamar sang Ibu, namun belum sempat bocah itu masuk, Jungha sudah lebih dulu keluar dengan tas dan kopernya yang penuh.
"Mama mau kemana? Mama mau pergi?" heran si kecil sembari mendongak menatap sang Ibu. Jungha tersenyum lembut lalu berlutut, menyamakan tingginya dengan sang putra, mengacak rambut itu gemas.
"Kita akan pergi dari sini untuk sementara waktu, Sayang," kata Jungha dengan suara lembut. "Kemana?" Jungha terkekeh, sebenarnya bingung harus berkata seperti apa dan bagaimana menjelaskannya.
"Nanti Hansung juga akan tahu, Hansung mau, 'kan?" Senyuman kotak Hansung merekah, ia mengangguk antusias lalu menghambur ke dekapan sang Ibu. Ia memeluk leher sang wanita yang seharian ini sudah sibuk bekerja dan tak menemaninya, jemari kecilnya tak jarang memainkan helaian rambut Jungha yang terkuncir rapi di belakang, Hansung menyandarkan kepalanya di bahu sang Ibu, menghirup dalam-dalam aroma tubuh ibunya.
"Ah iya, Mama... paman yang di sana itu siapa? Kenapa dia menatap Hansung seperti ini." Si bocah memundurkan tubuhnya sedikit, lalu membuat tatapan dengan mata di sipitkan, berniat menirukan tatapan Taehyung yang tadi sempat memberikan raut wajah sendu.
Jungha melirik Taehyung sekilas, pria itu bangkit dari duduknya lalu mengambil tempat untuk berlutut di samping Jungha, tepat di depan Hansung.
"Namaku Kim Taehyung, aku-"
"Ayahnya Hansung?" Bocah itu menyela, sontak ketiga orang dewasa di sana terdiam. Bagaimana ia bisa tahu kalau Taehyung adalah...
"Paman juga Ayah Hansung, kan? Ah tapi Hansung sudah punya ayah Jungkook." Bocah itu menekuk bibirnya sambil menatap Taehyung memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk Husband
FanfictionCha Jungha telah menata masa depannya dengan sangat baik, merinci setiap apa yang akan ia lakukan setelah keluar dari bangku SMA. Tapi semua itu pudar, tatkala Ayahnya meninggal dan mengharuskannya dipertemukan dengan seorang duda beranak satu yang...