23

5.5K 799 168
                                    

Semenjak ia tahu bahwa di dalam kandungannya terdapat makhluk mungil yang tercipta atas ketidakberdayaannya sendiri. Ia tidak pernah bisa tidur dengan tenang. Gelisah dan takut itu terus menerus menghantuinya.

Keadilan untuk bayinya masih belum ia dapatkan, betapa sakitnya, betapa lelahnya.

Andai saja, andai saja ia bisa mengulang waktu.

Seandainya saja ia melayani pria tua buncit itu....

Seandainya ia tidak meminta bantuan orang lain....

Mungkin....

Mungkin saja ia tidak akan bertemu dengan pria Kim itu. Neraka yang di sodorkan ibunya tidak lebih buruk dari pada neraka yang saat ini ia hinggapi.

Air matanya bergerak turun, membahasi pipi sampai mengucur ke dagunya. Jungha menyeka air matanya dengan punggung tangan. Letih dan sakit hati bercampur menjadi satu kesatuan. Membuat kepalanya pusing.

Saat ia sedang menangisi semua permaianan takdir ini, sesuatu di dasar lambungnya bergejolak naik, Jungha buru-buru berlari ke kamar mandi. Lekas memuntahkan isi perutnya di sana. Tubuhnya gemetar saat selesai membasuh mulut dan wajahnya dengan air keran. Melangkah lunglai dengan pandangan buram karena air mata.

Oh Tuhan....

Seandainya saja ia tidak ikut datang ke tempat ini, seandainya saja.....

Percuma! Jungha, kau tidak bisa melakukan apa-apa, ini sudah terjadi, dan kau harus hadapi....

Dengan pasrah, Jungha membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Memejamkan matanya erat-erat, berusaha sekuat tenaga untuk tidur, tapi tidak bisa.

Hatinya panas dan sakit, jantungnya, jantungnya terasa mau meledak karena menahan kecemburuan.

Oh Tuan Kim! Andai saja kau tahu betapa aku.... betapa aku mencintaimu.....

Lagi, air matanya menetes tanpa di duga. Sebelah tangannya meremas-remas seprai, dan sebelah tangan lainnya menangkup perutnya sendiri.

Oh! Sayang.... baik-baik di sana. Eomma pasti mendapatkan keadilan itu untukmu. Tolong, jangan marah dengan appa ya. Dia hanya sedang lelah.....

Tidak peduli seberapa kerasnya Taehyung, seberapa rendahnya ia di mata tuannya itu. Ia tetaplah wanita yang mengandung anaknya, ia akan menjadi ibu dari apa yang pria itu tanam dalam rahimnya.

Entah sejahanam apa takdir mempermainkannya, sekejam apa Taehyung memperlakukannya. Tetap saja, ia adalah wanita yang butuh cinta. Cinta dari pria yang menanam bibit luka di dalam hatinya.

****

"Tuan.... kenapa?"

Berserakannya pakaian di lantai adalah pertanda bahwa dua insan yang kini tengah bergelung di dalam selimut sama sekali tidak mengenakan apa-apa. Bertelanjang, saling berpelukan seperti sendok.

Taehyung tidak menanggapi teguran dari sang lawan jenis. Wanita jalang itu menggodanya dengan memeluknya dari belakang, melingkarkan tangan di perutnya sambil menyentuhkan tapak tangannya di sana. Sesekali wanita itu membusungkan dada dan mengesekan payudaranya yang besar ke punggungnya.

"Tuan tidak suka dengan pelayananku?"

Tidak ada jawaban. Taehyung tahu Chara memanggil-manggilnya sedari tadi. Tapi ia terlalu kesal dengan apa yang ada dalam otaknya.

Jungha, Jungha, Jungha! Kapan ia berhenti memikirkan wanita itu!?

Kenapa.... rasanya ia begitu sangat kesal. Kenapa ia merasa sangat bersalah. Kenapa?

The Jerk Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang