Keheningan menyelimuti celah diantara tubuh mereka. Jungha hanya diam, makan dengan tenang di hadapan si anak Kang itu. Wajahnya yang lembut dan berperasaan membuatnya merasa tentram dan tidak resah. Sebenarnya jauh dalam hatinya ia bisa merasa risih dan takut, pasalnya si anak Kim---orang yang selama ini biadab sekali---datang dan memergoki mereka, dan kalian pasti tahu betul kalau Taehyung tak akan tinggal diam saat apa yang sudah ia anggap sebagai "miliknya" disentuh oleh orang lain, walaupun itu adalah adik iparnya sendiri. Cih, benar-benar brengsek dan tak berperasaan."Maaf." Jungha nyaris tersedak saat mendengar perkataan Jungkook untukknya, singkat namun berhasil membuat Jungha tersentak kaget.
Ia segera menghentikan acara menyendok nasi goreng di depannya dan menatap Jungkook yang kini tersenyum simpul padanya.
"Kau ini aneh sekali, masakanmu tidak seburuk itu. Ini enak, jadi tidak perlu minta maaf," tukas Jungha sembari melahap kembali sarapan paginya.
Jungkook terkekeh pelan lalu meneguk latte yang ada di depannya.
"Bukan itu, tapi hyung." Gerakan Jungha terhenti, seketika ia menunduk dan tersenyum getir.
"Tidak masalah. Aku baik-baik saja." Jungha menyembunyikan wajahnya dengan cara menunduk. Pasalnya air mata yang sedari tadi ia coba untuk tahan kini merembes keluar. Jungkook paham itu, tapi ia ingin membiarkan Jungha meluapkan segala perasaan yang selama ini ia pendam.
"Kau tau? Dulu hyung bukanlah orang yang sekasar itu, tapi semenjak noona dan Ara meninggalkannya, dia berubah drastis," kata Jungkook.
Jungha menautkan alisnya, mencoba mencerna setiap perkataan pria tampan di hadapannya.
"Noona? Ara?" kata Jungha bingung. Helaan napas pun terdengar keluar dari belah bibir pria Kang itu.
"Kau tau? Hyung sudah pernah menikah bahkan sebanyak 2 kali. Istri pertamanya adalah kakakku, namanya Kang Soojae... Ah tunggu." Jungkook nampak meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja makan.
"Ini... Dia noonaku," tunjuk Jungkook sembari menunjukkan sebuah foto di ponselnya.
Taehyung, dengan 2 wanita cantik, di sisi kanan pria itu seorang wanita kurus dengan wajah lelah dan letih--yang luar biasa memiliki senyuman manis--lembut, tengah duduk setengah bersandar ke kepala ranjang. Di sisi kirinya seorang wanita cantik lain tersenyum, hangat dan berpenampilan rapih. Wajahnya mirip sekali dengan milik Naeun, ahh wanita ini.... ibunya Naeun.
Pria itu terlihat tersenyum sangat lebar dengan merangkul kedua wanitanya tersebut. Sangat berbanding terbalik dengan Taehyung yang sering ia lihat--yang sering ada di hadapannya selama beberapa minggu ia tinggal di kediaman ini.
"Foto itu diambil saat Ara mengandung Naeun, saat itu usia kandungannya baru 12 minggu dan kau tau? Hyung senang sekali saat mendengar jika Ara mengandung anaknya, bukan hanya Ara, tapi juga Soojae noona. Rumah ini jadi semakin berwarna saat Naeun hadir dalam rahim Ara." Jungkook nampak tersenyum samar.
"Kenapa Taehyung menikah dengan Ara? Apakah dia tidak bahagia bersama kakakmu?"
Menunduk menahan kerontangnya kerongkong, Jungha tidak bisa sembunyikan rasa penasaran di dalam otaknya yang kadang mengeluarkan rasa sakit berdenyut-denyut. Yang kadang kala rasa sakitnya seperti di timpa-timpa satu ton batu karang; yang basah, yang keras, yang menyengat garam, dan yang melecetkan. Jadi, entah keberanian dari mana, Jungha memang mengatakannya. Hampir tidak percaya kalau dialah si pelaku yang lancang berkata-kata semacam itu. Bodoh!
Jungkook tersenyum simpul, memaklumi kecemasan Jungha, lantas sandarkan saja punggungnya yang lelah ke kursi meja makan dengan kedua tangan yang saling bersendekap. Ia menatap Jungha yang kini menunduk, mungkin-merasa tak enak karena menanyakan hal yang sudah melanggar privasi keluarga Kim tersebut. Setelah beberapa heningnya melanda, pun isi otak yang awur-awuran karena terlalu banyak bersenandika, lantas terdengar helaan napas dari bibir si anak Kang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk Husband
FanfictionCha Jungha telah menata masa depannya dengan sangat baik, merinci setiap apa yang akan ia lakukan setelah keluar dari bangku SMA. Tapi semua itu pudar, tatkala Ayahnya meninggal dan mengharuskannya dipertemukan dengan seorang duda beranak satu yang...