Pagi telah tiba, matahari pun mulai menampakan dirinya. Hari ini hari senin. Hari di mana banyak anak sekolah yang tak menyukainya karena ada upacara bendera. Namun entah setan apa yang merasuki Echa membuatnya bangun pagi dan berangkat sekolah pukul 06.15 wib. Mungkin ini adalah rekor untuk Echa karena baru hari ini dia berangkat sepagi ini.
Sambil bersenandung kecil Echa melangkahkan kakinya di koridor sekolah menuju kelasnya, XI IPS 4. Sekolahnya masih sangat sepi belum ada siswa lain yang berangkat kecuali dirinya.
"Harusnya gue dapet rekor muri karena udah berangkat sekolah sepagi ini." ucap Echa bangga pada dirinya sendiri.
Kini Echa sudah di kelasnya. Dia duduk di bangkunya dan mulai bersenandung lagi. Tak lama sahabat tercintanya datang, Nabila. Tetapi Echa tak mengetahui kalau Nabila kini ada di depannya karena Echa sedang menutup matanya ketika dia bersenandung.
"Pagi-pagi udah senyam-senyum, berangkat pagi pula, kesambet setan apa lo?" Tanya Nabila sambil meletakan tasnya di atas meja.
Echa refleks membuka matanya, karena kaget mendengar suara Nabila. "Sejak kapan lo di sini? Gue kaget tau!"
"Kampret lo! Gue nanya malah balik nanya!"
Echa menyengir lalu tertawa. "Sans dong Bil!"
Nabila mendengus. Mungkin orang- orang benar menjuluki sahabatnya ini sebagi grazy girl. Tidak ada yang lucu namun Echa tertawa sendiri.
"Gitu aja kok ngambek sih?" tanya Echa saat Nabila terdiam.
"Gue nggak ngambek Echa ku sayang!" Nabila menjawab pertanyaan Echa dengan sedikit ngegas.
Ketika sudah mendapat jawaban dari Nabila, hati Echa sedikit tenang. Pasalnya Dia takut jika Nabila marah dengannya, karena hanya Nabila yang benar-benar mau beteman tulus dengannya.
🥀🥀🥀
Alvin melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya. Cowok itu melihat Bundanya tengah sibuk di dapur seorang sendiri. Bi Iin-pembantu di rumah Alvin sedang pulang kampung karena anaknya sakit.
"Bun biar Alvin bantuin." tawar Alvin.
Jessica-Bunda Alvin tersenyum. Alvin memang seperhatian itu dengannya. Jessica sangat bangga memiliki anak seperti Alvin. Tak henti-hentinya wanita itu bersyukur diberikan anak seperti Alvin.
"Gak usah. Kamu duduk aja sana, ini udah selesai." sahut Jessica.
Alvin tak menjawab, cowok itu hanya mengangguk dan berjalan menuju ruang makan. Rumahnya sangat sepi hanya ada ia dan Bundanya saja. Ayahnya sedang bertugas di sebuah kota, ya Ayah Alvin seorang TNI Angkatan Darat.
Setelah selesai sarapan, Alvin pamit dengan Bundanya untuk berangkat ke sekolah. Hari ini Alvin akan menjadi komandan upacara jadi ia tidak boleh terlambat.
"Bun Alvin pamit." ucap Alvin sambil mencium punggung tangan bundanya.
Jessica tersenyum dan menjawab. "iya hati-hati jangan ngebut."
Lagi-lagi Alvin tak menjawab. Cowok itu hanya mengangguk dan berjalan keluar menuju garasi rumahnya, mengambil motor sport merahnya. Jessica sudah terbiasa dengan sikap anaknya itu, mungkin Alvin sedang merindukan Ayahnya, pikir Jessica.
Tak butuh waktu lama untuk Alvin sampai di sekolahnya. Jarak antara rumahnya dan sekolah tidak jauh, hanya memerlukan waktu 15 menit saja Alvin sudah sampai di sekolahnya.
Setibanya Alvin di sekolah dia langsung memarkirkan motornya di parkiran yang sudah di sediakan oleh sekolah. Alvin pun bergegas menuju ke kelasnya karena sudah pukul 06.30 wib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany (End)
Teen Fiction"Kalo kamu gak bisa suka sama aku, biar aku aja yang suka sama kamu." ~Cassandra Laura ***************** Bagi Cassandra Laura (Echa), menaklukan hati Alvian Adi Wijaya (Alvin) itu susah susah gampang. Kalau di ibaratkan 'seperti sedang mencari kutu...