Setelah meninggalkan Karin di toilet, Echa melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya, XI IPS 4. Di ambang pintu kelasnya Echa disambut dengan tatapan sinis teman-teman sekelasnya. Tanpa menghiraukan kesinisan mereka, Echa langsung masuk ke dalam kelasnya.
Echa duduk di bangkunya sambil membanting tasnya. Mood Echa sedang tak karuan lantaran sedih dituduh Alvin dan kesal dengan sikap Karin kepadanya tadi di toilet.
Nabila geleng-geleng kepala melihat kelakuan Echa. "Lo kenapa sih Cha? Lo dari mana aja heh? Bu Beti nyariin lo tau! Gara-gara lo, kita semua yang ada di kelas jadi kena semprot Bu Beti!"
Echa terdiam selama beberapa detik. Ah, ternyata alasan teman-teman sekelasnya menatap sinis ke arahnya karena mereka mendapat omelan dari Bu Beti. Mereka tidak bersalah, tapi karena kesalahannya mereka ikut terkena omelan Bu Beti.
"Sorry..." ucap Echa lirih.
"Gue sih gak masalah disemprot Bu Beti, udah biasa keles Bu Beti marah-marahin kita! Sekarang gue tanya sama lo, lo dari mana heh? Kenapa jam segini baru masuk ke kelas?" ucap Nabila lagi.
Echa menghela nafas, sebelum akhirnya bersuara menceritakan kepada Nabila apa masalahnya tadi. "Gue tadi terlambat terus di hukum Bu Beti. Gue terlambatnya barengan sama Alvin. Bu Beti sempet marah gara-gara gue sama Alvin terlambat bareng, Bu Beti bilang gue sama Alvin pacaran dulu makanya kita terlambat...karna ada rumor yang bilang kalo gue sama Alvin pacaran."
"Eh...Alvinnya gak terima dan marah sama gue! Alvin nuduh gue yang udah nyebarin rumor itu! Gue sedih karna dituduh Alvin kayak gitu Bil..." lanjut Echa.
"Jadi Alvin bikin lo nangis lagi? Dasar netijen! Awas aja gue cincang dia kalau gue ketemu dia!" Nabila mengepalkan tangannya, tidak terima Alvin menuduh Echa yang sudah menyebarkan rumor itu.
"Jangan Bil! Gue nggak mau lo cincang Alvin! Kalau lo beneran cincang dia gue makan lo!" Echa sudah dibela Nabila, bukannya berterima kasih atau mendukung Nabila, Echa malah balik mengancam sahabatnya itu.
Nabila mendengus. Echa masih saja membela Alvin yang sudah menuduhnya yang tidak-tidak. Memang sepertinya Echa sudah buta karena cintanya kepada Alvin, meski cintanya tak terbalaskan.
"Serah lo aja! Gue nggak takut lo makan gue! Yang penting gue harus bikin perhitungan sama si netijen! Minggir lo!" Nabila bangkit lalu berjalan keluar dari kelasnya hendak mencari Alvin. Tanpa persetujuan Echa, Nabila akan tetap melabrak Alvin yang sudah menuduh dan membuat Echa menangis.
"BILBIL LO MAU KEMANA?" Echa ikut bangkit dari duduknya lalu di ambang pintu ia berteriak memanggil Nabila. Namun sayangnya Nabila tak menyahutinya dan malah semakin mempercepat langkah kakinya.
Echa memutuskan untuk mengikuti langkah kaki Nabila. Echa takut Nabila berbuat nekat kepada Alvin. Dengan tergesa-gesa Echa berlari sekuat tenaga mengejar Nabila.
🥀🥀🥀
Saat ini sedang jam istirahat, Nabila menebak Alvin pasti sedang berada di kantin. Setibanya di kantin, Nabila langsung bersedekap dada sambil mengedarkan pandangannya guna mencari sosok yang dicarinya.Nabila tersenyum menyeringai saat matanya melihat sosok Alvin. Tebakannya benar jika Alvin sedang berada di kantin. Alvin kini tengah duduk di kursi bersama sahabatnya. Tanpa pikir panjang, Nabila bergegas menghampiri Alvin. Nabila berjalan dengan langkah cool sambil berkacak pinggang.
Brakkkk
Meja digebrak keras oleh Nabila membuat semua penghuni kantin terlonjak kaget termasuk Alvin dan Andre. Gebrakan keras Nabila juga berhasil membuat bakso yang berada di mangkuk milik Andre terpental entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany (End)
Teen Fiction"Kalo kamu gak bisa suka sama aku, biar aku aja yang suka sama kamu." ~Cassandra Laura ***************** Bagi Cassandra Laura (Echa), menaklukan hati Alvian Adi Wijaya (Alvin) itu susah susah gampang. Kalau di ibaratkan 'seperti sedang mencari kutu...