Epiphany~39

1.2K 36 1
                                    

Wajah Echa tampak sumringah. Sejak kemarin malam senyum selalu mengembang di bibirnya. Katakanlah bahwa Echa gila, ya semenjak dia dan Alvin berpacaran kadar kegilaan Echa meningkat.

Echa menyusuri koridor sekolahnya yang ramai karena sekarang jam istirahat. Niatnya hanya berjalan- jalan saja sambil menunggu bel masuk. Echa berjalan sendiri karena Nabila sedang ada urusan dengan Bu Betty.

Langkahnya terhenti saat di depan kelas XI IPA 3 yang tak lain adalah kelas Mawar. Mata Echa memincing untuk memastikan apa yang di lihatnya. Seorang gadis tengah berjalan mengendap-ngendap masuk ke kelas itu sambil membawa kantong kresek warna hitam.

"Itu Yuna ngapain ngendap-ngendap kek maling?" Guman Echa.

Seseorang menepuk pelan bahunya membuat Echa menoleh.

"Ngapain lo diem di sini?" Tanya Randy.

"Itu si Yuna aneh banget," jawab Echa sambil melirik ke arah Randy.

Alis Randy bertaut. "Aneh? Aneh apanya?"

"Ya itu, masa jalan ke kelasnya ngendap-ngendap sambil bawa kresek! Gue curiga."

"Jangan suuzon dulu! Kalo mau tau tanya langsung ke orangnya!"

Setelah mengucapkan itu Randy pergi meninggalkan Echa yang masih heran dengan sikap Yuna.

"Daripada gue mati penasaran mending gue tanya langsung aja deh" gumannya.

Kaki jenjang Echa menyelonong masuk ke kelas Yuna yang memang sepi. Hanya ada gadis itu saja. Yuna mendongak karena mendengar suara langkah kaki ke arahnya.

"Ada apa Cha?" Tanya Yuna seraya menyunggingkan senyumnya.

"Tadi gue liat lo masuk ke sini sambil ngendap-ngendap terus lo bawa kresek," ujar Echa.

"Iya tadi aku bukan ngendap-ngendap Cha tapi kaki aku sakit soalnya kemarin jatuh. Kalo kresek itu isinya batagor sama siomay tadi aku beli di kantin. Kamu mau?"

Echa menggeleng. "Gue kenyang. Maaf ya tadi gue udah suuzon sama lo."

"Iya gak papa,"

"Ya udah gue balik ke kelas gue yah."

Yuna mengangguk. Saat Echa sudah keluar dari kelasnya, dia bernafas lega. Untung saja Mr.X itu melihat Echa mencurigainya. Jadi dia bisa memberi alasan logis untuk Echa.

"Huft, aman Echa gak curiga lagi. Tinggal tunggu reaksi Mawar" batin Yuna.

🥀🥀🥀

"Mawar tadi gue liat si Echa keluar dari kelas kita, gue curiga dia mau balas dendam ke lo," ucap Gea-teman Mawar.

"Thanks infonya, gue cabut dulu mau cek." balas Mawar.

"Gue ikut."

Mawar mengangguk lalu melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya bersama Gea. Sesampainya di kelas, Mawar langsung merogoh laci mejanya. Dan benar ada kotak di dalamnya.

Lagi dan lagi kotak itu adalah kotak teror lengkap dengan suratnya. Mawar menggeram saat membaca surat tersebut, di remasnya surat itu lalu dia buang sembarangan.

Berhenti men cap Echa sebagai pembunuh!

Itulah isi dari surat misterius itu. Seperti biasa di dalam kotak itu berisi  bangkai tikus.

"Ini pasti Echa yang udah neror gue! Gue harus kasih pelajaran Echa!" Ucap Mawar.

"Kita samperin ke kelasnya terus kita labrak dia!" Kata Gea.

Epiphany (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang