Epiphany~ 5

1.9K 78 2
                                    

"Tunggu."

Jessica-nama wanita itu berjalan mendekat ke arah Echa yang hendak menyalakan motornya.

Echa mengurungkan niatnya untuk pergi lalu turun dari atas motornya. "Ada yang bisa saya bantu lagi Bu?"

"Terima kasih banyak kamu sudah berbaik hati menolong saya. Jika kamu tadi tidak datang dan menolong saya, mungkin saya sudah dibegal mereka. Daya berhutang budi sama kamu." pungkas Jessica.

"Sama-sama, saya senang bisa menolong Ibu." balas Echa.

Wanita itu tersenyum. Baru kali ini bertemu dengan gadis pemberani seperti gadis di depannya. Gadis itu bahkan tak takut dengan begal tadi, bisa saja begal tadi menyakiti gadis itu. Namun gadis ini malah menghina dan menertawakan begal tadi.

"Kalau boleh tau, siapa nama kamu?'' tanya Jessica.

"Nama saya Cassandra Laura, Bu. Saya biasa dipanggil Echa." sahut Echa.

"Oh nama kamu Echa, perkenalkan saya Jessica, kamu bisa panggil saya Bunda jangan Ibu." titah Jessica.

Echa mengangguk paham. "Iya Bu--eh maksudnya Bun. Eum--gimana kalau Echa anter sampe ke rumah Bunda?"

Jessica tersenyum sumringah saat mendengar penawaran Echa. Wanita itu lantas mengangguk mengiyakan penawaran Echa. Ah, nanti di rumahnya ia akan memperkenalkan anak laki-lakinya kepada Echa.

"Gak papa nih? Kamu anterin bunda?" tanya Jessica memastikan.

Echa mengangguk. "Gak papa Bun. Echa kawal Bunda sampe rumah."

"Ya sudah nanti kamu mampir dulu ya ke rumah Bunda, nanti bunda kenalin sama anak Bunda."

"Eh--boleh..."

"Kamu ikutin mobil Bunda ya?"

Echa membuat tanda 'oke' menggunakan jarinya. Sebelum menyalakan motornya, Echa terlebih dahulu memakai helm di kepalanya.

Jessica lantas masuk ke dalam mobilnya lalu melajukkan mobilnya diikuti Echa di belakangnya.

Echa cukup penasaran dengan siapa anak laki-laki Jessica. Anaknya Bunda Jess ganteng gak ya? Semoga aja jelek biar gue gak jatuh cinta! Karna hati gue cuma buat Alvin seorang!


🥀🥀🥀

Kini Echa sudah sampai di kediaman Jessica. Sungguh mewah rumah Jessica menurut Echa. Jessica pun turun dari mobilnya dan menghampiri Echa yang masih terpaku dengan rumahnya.

"Ayok masuk." ajak Jessica.

Echa hanya tersenyum lalu turun dari motornya. Echa mengikuti setiap langkah Jessica. Ketika sudah masuk ke dalam, Echa semakin terpukau dengan rumah mewah Jessica.

Menyadari Echa memandangi rumahnya dengan takjub membuat Jessica geleng-geleng kepala. Ekspresi takjub Echa seolah baru pertama kali melihat rumah mewah. Jessica memaklumi sikap Echa, mungkin Echa adalah gadis yang ekspresif.

"Kamu duduk dulu ya? Bunda mau panggil anak Bunda dulu." ucap Jessica dengan penuh kelembutan. Kehadiran Echa di rumahnya membuatnya merasa memiliki seorang anak perempuan.

"Iya Bun." jawab Echa.

Echa merasa exited berada di rumah Jessica. Saking exited-nya, Echa sampai loncat ketika hendak duduk di sofa. Echa terkikik geli, ia mengakui jika sifatnya memang benar-benar aneh dan barbar. "Ya begini lah kalo kaum missqueen masuk ke rumah mewah orang! Sedikit norak!"

Epiphany (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang