Epiphany~ 8

1.6K 68 1
                                    

Echa merapikan buku-bukunya yang ada di meja dengan tergesa-gesa. Bel pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu. Echa tak ingin Alvin membatalkan janjinya hanya karena menunggunya terlalu lama.

"Buru-buru amat neng, mau kemana lo?" tanya Nabila yang juga sedang membereskan alat tulisnya.

Echa melirik ke arah Nabila lalu berucap dengan bangga, "Mau pulang bareng Alvin!"

"Yakin lo? Entar yang ada Alvin malah nurunin lo di jalan!" Nabila tertawa, gadis itu tidak yakin dengan jawaban Echa.

Echa tak menyahuti ucapan Nabila lagi. Echa langsung menyelonong begitu saja tanpa mengucap apa-apa lagi kepada sahabatnya itu.

"Ck." Nabila berdecak sebal saat ditinggal Echa begitu saja. Dalam hati Nabila berdoa semoga Alvin kali ini tidak menyakiti Echa lagi.

Di parkiran Alvin sudah menunggu Echa. Alvin melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, waktu sudah menunjukan pukul 13.40 wib.

"Ck." Alvin berdecak. Sudah hampir 10 menit ia menunggu kedatangan Echa, namun spesies mahluk barbar pasien RSJ itu belum juga menampakkan batang hidungnya.

Karena kesal menunggu Echa, Alvin pun memutuskan untuk pulang saja meninggalkan gadis itu. Saat hendak memakai helmnya, Echa tiba-tiba datang menghampirinya sambil berlari terbirit-birit.

Echa menetralkan nafasnya terlebih dahulu yang tersengal-sengal sebelum akhirnya bersuara. "M-Maaf ya Vin...aku lama soalnya tadi Pak Zaenal lama banget gak keluar-keluar dari kelas aku!"

"Hm." Alvin menyahuti ucapan Echa dengan dehaman singkatnya.

Ham hem aja terus! Kalau sama gue dinginnya minta ampun! Tapi kalau sama Si cupu ngomongnya panjang banget kayak jalan tol! gerutu Echa dalam hati.

Echa terdiam namun bola matanya memutar. Dari raut wajah Echa, Alvin menebak gadis itu sedang menggerutu di dalam hati. "Gak usah gerutu!"

"Siapa yang gerutu? Dari tadi aku diem kok!" elak Echa.

"Ngeles!" Alvin bersuara lirih sambil memakai helmnya, entah Echa mendengar suaranya atau tidak.

Setelah perdepatan kecil itu selesai. Kini motor Alvin sudah keluar dari gerbang sekolah. Selama perjalanan Echa terus mengoceh, menanyakan ini itu kepada Alvin namun Alvin hanya menjawab dengan dehaman saja. Tapi itu tidak membuat Echa berhenti mengoceh dan malah semakin panjang ocehannya.



🥀🥀🥀


20 menit berlalu, Alvin akhirnya sampai di rumah Echa. Echa tersenyum senang lantaran Alvin mengantarkannya pulang dengan selamat.

Echa bergegas turun dari boncengan motor Alvin lantaran si empu motor sudah mengintrupsinya untuk segera turun. Alvin hendak melajukan motornya, Echa dengan cepat merentangkan kedua tangannya gunq menghadang motor cowok itu.

"Kamu mau kemana? Mampir dulu sebentar!" ucap Echa.

"Mau pulang." sahut Alvin.

"Isshh Alvin! Mendung tau, kayaknya mau hujan! Ayok masuk." Echa menunjuk langit yang memang sudah menghitam. Sebentar lagi sepertinya akan turun hujan.

Alvin menatap langit yang ditunjuk Echa. "Mendung gak berarti hujan."

"Deket belum tentu pacaran, kayak kita yah Vin?"

"Gue gak ngerasa deket sama lo,"

Skatmat

Echa menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Duh malu sekali rasanya diskatmat oleh Alvin. "Ya-ya maksudnya kita deket karna lagi berhadapan, hehehe."

Epiphany (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang