Epiphany~43

1.1K 35 0
                                    

Alvin begitu cemas dengan kondisi Echa. Pasalnya sebentar lagi dirinya akan meninggalkan gadis itu. Alvin sudah mendaftarkan diri di sekolah penerbangan yang dia inginkan. Dan hasil tes online nya dia di terima untuk menjadi salah satu siswa di sekolah itu, tanpa harus menyelesaikan sekolahnya yang sekarang.

"Gimana keadaan Echa dok?" Tanya Alvin dengan raut penuh kecemasan.

Dokter Nessa tersenyum. Beliau adalah dokter pribadi keluarga Stefanny. Sudah hampir 10 tahun dokter Nessa mengabdi pada keluarga Stefanny. Tapi baru kali ini ada yang benar-benar mencemaskan kondisi pasiennya di keluarga Stefanny.

"Kamu yang tenang, rileks. Echa cuma kurang tidur aja jadi deman. Ini resep obatnya, Saya permisi dulu."

Alvin akhirnya bisa bernafas lega mendegar kondisi Echa sekarang. "Iya dokter, makasih udah mau priksa Echa."

"Sama-sama Alvin. Udah udah jadi kewajiban saya untuk memeriksa keluarga Stefanny."

Alvin mengangguk. Dokter Nessa kemudian pergi, sedangkan Alvin buru-buru masuk ke kamar Echa. Gadis itu tengah duduk sambil melamun.

"Kamu makan yah," ucap Alvin.

Echa tersentak karena Alvin memegang bahunya. "Iy--ya" jawabnya.

"Buka mulut kamu,"

Baru beberapa suap Echa sudah menutup mulutnya pertanda tidak mau makan lagi. Alvin menghela nafasnya kasar, "abisin Cha." ucap Alvin penuh penekanan.

Echa menggeleng. "Gak mau!"

"Yaudah, Minum obatnya. Sekarang."

"Iya Vin,"

Setelah Echa meminum obatnya, Alvin keluar kamar Echa untuk menaruh mangkok yang berisi sisa makanan Echa. Johan yang kebetulan baru pulang dari kantornya memperhatikan Alvin yang wajahnya tampak lesu.

"Kamu kenapa Vin?" Tanya Johan.

"Aku gak papa kok om,"

"Tapi kayaknya lagi ada yang kamu pikirin. Pasti masalah sekolah penerbangan kamu kan?"

"Om tau dari mana?"

"Bunda kamu udah ngomong ke om. Menurut om, kamu sebaiknya ngomong sendiri ke Echa. Om yakin Echa bisa ngertiin kamu."

Alvin mengangguk pelan. Haruskah dirinya meninggalkan Echa di saat gadis itu tengah sakit?

🥀🥀🥀

"Gimana kondisi kamu? Udah baikan?" Tanya Stefanny.

"Alhamdulillah udah mendingan ma,"

"Mama khawatir banget sama kamu Cha, kamu itu anak manja mama yang suka bikin mama khawatir."

Echa terkekeh mendengar curhatan Stefanny. Kebetulan hari ini Stefanny tidak memiliki jadwal yang padat jadi dia menyempatkan diri untuk pulang. Untuk mengetahui kondisi anak semata wayangnya itu.

"Namanya juga anak pasti selalu bikin orang tuanya khawatir" ucap Echa seraya terkekeh.

"Kata siapa? Jangan ngarang deh!"

"Kata Echa,"

Jika Echa bukan anaknya mungkin Stefanny sudah membuangnya ke sungai Nil agar di makan oleh buaya darat di sana.

"Gak lucu Cha,"

"Kan Echa bukan pelawak" Echa tertawa keras membuat Stefanny mendengus.

Epiphany (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang