Epiphany~21

1.5K 55 0
                                    

Echa menatap pantulan wajahnya di cermin yang ada di toilet. Sambil bersenandung kecil Echa merapikan penampilannya.

"Kak Echa ditunggu kak Alvin di taman belakang." ucap adik kelas yang baru saja datang kepada Echa.

"Eh iya kah? Eum--tapi Thanks buat infonya." sahut Echa.

Adik kelas itu langsung pergi. Echa pun bergegas menemui Alvin yang katanya ingin bertemu dengannya di taman belakang. Karena terlalu antusias Echa sampai tak melihat Nabila, Andre dan Alvin sedang mengobrol di depan kantin. Memang jika akan ke taman belakang harus melewati kantin terlebih dahulu.

"Itu si Echa gak liat kita ada di sini?" tanya Andre.

"Mana Echa?" Nabila mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Echa.

"Tuh yang lari-lari sambil senyum- senyum kek gak punya dosa." jawab Andre sambil menunjuk Echa.

"ECHAAAAA!" Nabila berteriak namun Echa tak mendengarnya.

"Mungkin Echa ada urusan kali Bil." celetuk Alvin.

"Mungkin, tapi perasaan gue gak enak netijen."

"Kalau perasaan lo buat gue gimana?" goda Andre pada Nabila.

Nabila tersipu malu. "Hak tau, udah ahhh. Kamu diem!"

"Cieee pipinya merah!" goda Andre lagi.


🥀🥀🥀


Echa akhirnya sampai di taman belakang. Echa mencari Alvin namun sepertinya cowok itu belum sampai di sini. Echa pun duduk di kursi panjang yang ada di taman belakang. Sambil menunggu Alvin datang Echa memainkan ponselnya.

Hampir 5 menit Echa menunggu Alvin tapi cowok itu tak kunjung datang. Saat akan berdiri Echa terkejut karena banyak sekali tikus di depannya.

"Kok banyak tikus di sini?"

Tikus-tikus itu mendekat ke arah Echa dan karena takut Echa pun melompat. Na'asnya kepalanya terbentur kursi panjang dengan cukup keras membuatnya jatuh pingsan. Dua orang gadis menghampiri Echa yang sudah pingsan, salah satu gadis itu lantas menyemprotkan sebuah cairan khusus agar tikus-tikus itu pergi.

"Baru dikasih tikus aja udah pingsan! Dasar cemen!"

"Kita harus cepet bawa dia ke gudang sebelum ada yang ngeliat."

"Oke."

Mereka membawa Echa ke gudang dengan cara menyeretnya. Mereka meletakkan Echa di dalam gudang dengan hati-hati kemudian menguncinya.

"Bye-bye Echa, selamat menikmati permainan dari gue..."

"Gue suka lo kalau kek gini! Terus bully dia!"

Mereka akhirnya pergi meninggalkan Echa yang sekarang di gudang. Tawa tak henti-hentinya keluar dari mulut mereka. Tak ingin ada yang curiga mereka langsung menuju ke kelas.

🥀🥀🥀


"Alvin daritadi kita nungguin Echa tapi dia gak balik-balik ya? Gue jadi khawatir sama Echa." ujar Nabila.

"Gimana kalau kita cari Echa aja?" tawar Alvin.

"Ide bagus." balas Andre.

"Re lo sama Nabila ke area perpus gue ke rooftop." perintah Alvin.

Andre dan Nabila menggangguk kemudian mereka langsung mencari Echa. Mata Alvin terus mencari keberadaan Echa. Di rooftop Alvin tak melihat adanya orang satu pun, rooftop terlihat sepi.

Epiphany (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang