Epiphany~42

1.1K 36 1
                                    

Acara perayaan ulang tahun Echa sudah selesai 1 jam yang lalu. Para tamu sudah pulang semuanya. Echa tampak serius membuka satu per satu kado dari para tamu undangannya.

"Wah boneka stitch jumbo" mata Echa berbinar senang saat mendapat kado boneka yang memang di inginkannya.

"Itu dari Andre,"

"Kamu tau dari mana Vin?"

"Andre sendiri yang bilang."

"Aku capek buka kadonya Vin."

Alvin mendegus. "Kalo capek ya istirahat, udah sana kamu tidur aja."

"Gak mau!"

"Aku pergi ya biar kamu bisa istirahat."

Alvin hendak beranjak dari sofa dia duduki dengan sigap Echa menahan tangannya. Atas permintaan Echa, Alvin pun mau tak mau menemani di kamar hotel gadisnya.

"Jangan pergi. Temenin aku, aku takut tidur di hotel sendirian."

Echa mengeluarkan senjatanya yaitu dengan menampilkan raut sedih dan takutnya. Dengan bodohnya Alvin mengangguk mengiyakan permintaan gadisnya. Orang tua  Echa  tak mempersalahkan jika mereka berduaan dalam satu ruangan, karena orang tua Echa sangat mempercayai Alvin.

"Kamu tidur yah," ucap Alvin selembut mungkin.

Echa mengangguk.

"Aku temenin di sini aja."

"Iya Viyang."

Echa membaringkan tubuhnya di ranjang dan mulai memejamkan matanya. Alvin menghampiri Echa  dan mengibaskan tangannya di depan wajah gadis itu untuk memastikan sudah tidur apa belum. Tak ada respon dari Echa menandakan bahwa gadis itu sudah terlelap.

"Good night and nice dream, Chayang." ujarnya.

Ini kali pertama Alvin memanggil Echa dengan sebutan 'sayang' meskipun Echa dalam keadaan tidur. Alvin menutup pelan pintu kamar hotel Echa agar tidak menimbulkan suara gemuruh yang dapat membangunkan gadisnya.

Saat Alvin hendak menuju kamar hotelnya, seseorang berhoodie ungu menyenggol keras bahunya.

"Sorry gak sengaja," ucap orang itu kemudian berlalu tanpa menunggu balasan Alvin.

Perasaan gue jadi gak enak, tapi gue harus positif thinking. batin Alvin.

🥀🥀🥀

Tok tok tok

"Hoam, siapa sih?! ganggu orang tidur aja" pekik Echa karena mendengar suara ketukan pintu kamar hotelnya.

"Sebentar."

Echa turun dari ranjangnya dan membuka pintu. Belum sempat Echa menatapnya, orang itu mendorong pelan bahu Echa. Orang itu mengunci pintu membuat Echa semakin ketakutan.

"Gu--gue mo--hon jangan sakiti gue!" Echa mulai terisak karena saking takutnya.

"Jangan takut, aku gak bakal sakiti kamu."

Echa mengenal suara lembut itu. Gadis itu pun mendogak untuk memastikan apa betul itu orangnya. Dan benar orang itu adalah orang yang dulu membencinya dan suka membuat perkara dengannya. Mau apa orang ini kemari?

"Ran--dy."

"Iya ini aku Cha."

"Lo mau ngapain kesini? Kalo Alvin tau lo bisa abis sama dia, pake kunci segala lagi" cerocos Echa.

Epiphany (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang