Epiphany~16

1.5K 51 0
                                    

Echa sengaja mengikuti Alvin, namun Alvin mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi membuat Echa kehilangan jejak cowok itu. Alasan Echa mengikuti Alvin karena ia ingin bermain ke rumah cowok itu. Echa lupa jalan menuju ke rumah Alvin, tapi sayangnya ia kehilangan jejak cowok itu membuatnya kehilangan kesempatan untuk bermain di rumah cowok itu.

"Cepet banget sih Alvin jalannya! Gue kan gak inget jalan rumah Alvin!" guman Echa yang masih nangkring di motornya.

Dengan berat hati Echa pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya saja. Baru saja Echa akan membelokkan setir motornya, ponselnya bergetar. Echa pun mematikan motornya kemudian mengambil ponselnya di saku jaketnya.

Mom💕

Echa hari ini kamu ke kantor mama ya, ada yang mau mama omongin sama kamu! Penting!

Echa menghela nafasnya berat, sungguh ia sangat malas jika diminta Mamanya ke kantor. "Kalau penting ngapain harus ngomong di kantor! Di rumah kan bisa!"

Mau tak mau Echa pun menuruti perintah Mama. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke kantor. Mamanya karena sekarang dia berada di daerah yang cukup jauh dari kantor Mamanya.


🥀🥀🥀


Seorang wanita paruh baya terus memaksa seorang security. Wanita itu terus memaksa karena ingin masuk ke dalam kantor tersebut.

"Izinkan saya masuk! Saya ingin bertemu dengan pemilik kantor ini!" ucap wanita paruh baya itu penuh pemaksaan.

"Maaf anda dilarang masuk. Saya bisa dipecat jika mengizinkan anda masuk." sahut sang security.

"Memang apa alasan saya dilarang masuk ke dalam hah? Niat saya ke sini itu untuk membeli kantor ini!" Dengan sekuat tenaga wanita paruh baya itu menepia kasar tangan security itu yang menahannya agar tidak masuk. Akhirnya wanita paruh baya itu pun berhasil masuk.

"Gawat! Saya bisa dipecat karena gagal menghalangi wanita itu masuk!" guman security itu.

"Hey mana bos kalian?! Suruh dia temui saya!" ucap wanita itu paruh bata itu.

Suara keras wanita itu sontak membuat para karyawan yang sedang bekerja menoleh ke arahnya.

Tanpa menunggu lama seseorang yang wanita paruh baya itu tunggu muncul. Betapa terkejutnya wanita paruh baya itu mendapati siapa pemilik perusahaan ini.

"Selamat siang nyonya Mirna Wijaya, ada yang bisa saya bantu?" ucap Stefanny, ya pemilik kantor ini adalah Stefanny.

"Saya ingin bertemu dengan pemilik kantor ini!" sahut wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Mirna. Mantan mertua Stefanny.

Mirna masih tak percaya jika Stefanny lah pemilik kantor yang usahanya sedang maju ini. Rasanya sangat tidak mungkin wanita miskin seperti Stefanny memiliki perusahaan seperti ini, pikir Mirna.

"Sepertinya pertambahaan usia anda membuat mata anda rabun. Saya adalah pemilik kantor Nadiya Corp ini!" pungkas Stefanny.

"Pasti kamu disini cuma sebagai tukang bersih-bersih kan? Wanita seperti kamu tak pantas memiliki kantor sebesar ini!" ucap Mirna sambil tertawa meremehkan.

"Saya ingin tanya kepada kalian semua, siapa pemilik kantor ini?"  Stefanny bertanya kepada para karyawannya yang menyaksikan perdebatannya dengan mantan mertuanya itu.

Epiphany (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang