"Surprise!" Pekik Echa sambil membuka tangannya yang menutupi mata Alvin.
Alvin mengucek matanya "ini ruko siapa Cha?"
"Ruko kamu lah Vin,"
"Sejak kapan gue punya ruko?"
Echa mendecak "ck. Hari ini jam ini menit ini dan detik ini ruko ini milik kamu."
"Lo serius?"
"Milyar rius malah. Nggak ada penolakan! Ini ruko buat kamu. Buat tempat usaha kamu"
"Apa ini nggak berlebihan Cha? Modal yang nyokap lo kasih udah lebih dari cukup,"
Echa menggeleng. Kemudian gadis itu masuk ke ruko itu di susul Alvin. Ruko ini memang tidak terlalu besar namun lokasinya sangat strategis, dekat dengan keramaian.
"Gue nggak tau lagi harus ngucapin terima kasih kek gimana lagi Cha. Intinya gue sangat berterima kasih sekali lo dan nyokap lo udah mau bantu gue. Maaf kalau dulu gue sering jutek sama dingin ke lo, gue nggak nyangka cewek yang gue anggap minim kewarasan ternyata punya sifat baik juga."
Echa terharu mendengar ucapan Alvin "iya sama-sama Vin. Kalau masalah itu aku udah maafin kok. Karna aku tau kamu orangnya sebenarnya nggak kek gitu."
Aku masih bertahan dengan sifatmu karena aku masih cinta sama kamu dan aku percaya dengan berjalannya waktu jika kita selalu bersama rasa akan di timbul di hati kamu Vin. batin Echa.
"Mulai sekarang kita bersahabat ya Vin" ucap Echa.
Alvin mengangguk. "Iya Cha."
Mungkin kita di takdirkan hanya untuk menjadi sahabat saja, tidak lebih. Tapi setidaknya gue bisa terus deket lo dan menjaga lo. batin Alvin.
"Oh iya kamu udah mikir belum mau buat usaha apa?" Tanya Echa membuyarkan lamunan Alvin.
"Udah."
"Aku kepo nih. Kasih tau dong,"
"Nugget pisang."
Mereka duduk di kursi yang ada di ruko sambil berhadapan. Echa bahagia melihat Alvin bisa tersenyum lagi. Berarti pengorbanannya tidak sia-sia. Begitu pun juga dengan Alvin dia sangat bahagia sekarang.
"Kenapa nugget pisang? Kan udah banyak yang jualan, pak ketos" kata Echa.
"Karena gue bisa bikin makanan ringan cuma nugget pisang Cha. Gue tinggal bikin inovasi baru biar nugget gue beda dari yang lain."
Echa menghela nafas panjang "aku cuma bisa dukung kamu Vin."
"Thanks. Sekarang gue mau ke super market, gue mau beli bahan-bahan buat percobaan bikin inovasi baru."
Echa mengangguk setelah itu mereka mengunci ruko itu dan pergi menuju super market terdekat.
🥀🥀🥀
Eh lihat tuh karna nggak kuat beli bluss on cewek itu sampe pake areng
Hahaha iya kasihan ya masnya pasti malu
Echa sebenarnya sudah geram dengan celotehan orang-orang. Echa ingin melabrak orang tadi tapi Alvin menahannya. "Nggak usah dengerin omongan mereka. Anggap aja mereka iri sama lo" ucap Alvin.
"Ini semua gara-gara Ibam. Pipi aku membiru. Aku malu."
Pipi Echa memang masih membiru. Padahal sudah satu hari tapi masih saja sakit dan biru. Alvin jadi merasa tak enak Echa seperti itu karena ingin menghindarinya dari Ibam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany (End)
Fiksi Remaja"Kalo kamu gak bisa suka sama aku, biar aku aja yang suka sama kamu." ~Cassandra Laura ***************** Bagi Cassandra Laura (Echa), menaklukan hati Alvian Adi Wijaya (Alvin) itu susah susah gampang. Kalau di ibaratkan 'seperti sedang mencari kutu...