Echa melangkahkan kakinya menuju ruang osis. Echa tidak peduli apapun resiko dari keputusannya. Karena Echa tak ingin dipanggil cupu dan pengecut oleh orang yang di bencinya.
Berkali-kali Echa menghela nafas kasar. Kini Echa sudah berdiri di depan pintu ruang osis.
"Bissmilah gue pasti bisa, ayok semangat!"
Tok tok tok
Seseorang membuka pintu ruang osis. Echa terkejut karena Alvin yang membukakan pintu ruang osis untuknyw. Echa pun tersenyum untuk menutupi kegelisahannya juga keterkejutannya.
"Mau apa lo ke sini?" tanya Alvin judes sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Eum--aku kesini mau nyalonin diri jadi ketos Vin, boleh kan?"
Alvin sempat membelakkan matanya saat mendengar ucapan Echa. Rasanya Alvin tak percaya jika gadis minim kewarasan ini ingin mendaftarkan diri menjadi ketua osis. Tapi karena tidak punya hak untuk menolak permohonan Echa, Alvin pun mempersilahkan Echa masuk agar mengutarakan sendiri permohonannya itu kepada Bu Nina.
"Masuk. Lo bilang sendiri sama Bu Nina sana." ucap Alvin.
Echa masuk ke dalam ruang osis dengan langkah ragu-ragu, ini pertama kalinya Echa masuk ke dalam ruang osis. Di sana ternyata bukan hanya ada Alvin, melainkan ada Bu Nina juga Randy. Echa merasa tubuhnya menegang ketika Bu Nina menatapnya.
"Ada apa kamu ke sini, Cha?" tanya bu Nina. Guru muda itu heran lantaran tak seperti biasanya Echa masuk ke dalam ruang osis.
Echa menghela nafasnya sebelum akhirnya bersuara. "Maaf Bu, jika kehadiran saya menganggu. Saya ke sini mau nyalonin diri sebagai kandidat ketua osis SMA Garuda Bu. Apakah masih boleh Bu?"
Bu Nina dan Randy terkejut mendengar penuturan Echa. Mereka yang sudah tahu bagaimana kelakuan Echa pun jadi meragukan Echa dalam hal ini. Namun melihat ketulusan di raut wajah Echa, Bu Nina pun akhirnya mengangguk.
"Baik jika kamu benar-benar ingin daftar saya perbolehkan, asal jangan kamu sia-siakan kesempatan ini." ucap Bu Nina.
"Kamu isi formulir ini, setelah itu lengkapi persyaratannya. Ibu ada kelas setelah ini jadi kamu bisa minta tolong Alvin atau Randy untuk membantu kamu mengisi ini." Lanjut Bu Nina.
Echa menerima kertas formulir yang diberikan Bu Nina. "Iya Bu, terima kasih."
"Sama-sama, Cha." Bu Nina lantas pergi meninggalkan Echa bersama Alvin dan Randy di ruang osis.
"Yakin lo mau nyalonin diri jadi ketos, Cha? Mau jadi apa sekolah ini kalau lo yang jadi ketosnya!" ucap Randy setelah Bu Nina pergi.
Randy adalah salah satu kandidat ketua osis selain Alvin. Sifatnya yang angkuh membuat banyak orang tak suka dengannya, untung saja dia tampan kalau tidak mungkin siswa-siswi di SMA Garuda akan menyeretnya keluar dari sekolah ini.
Echa hanya diam mendengar sindiran Randy. Seburuk itukah gue di mata orang? Sampe Randy ngomong kayak gitu?!
Alvin juga diam, tak ingin membela Echa maupun Randy. Melihat Echa murung Alvin pun berniat untuk menghibur hati Echa. "Udah gak usah lo pikirin omongan Randy. Dia emang gitu orangnya Cha, mending lo isi tuh formulir! Gue temenin."
Seketika Echa langsung tersenyum sumringah begitu mendengar ucapan. "Makasih Vin. Tumben kamu mau nemein aku?"
"Jangan geer!"
Echa pun mencebikkan bibirnya. Alvin itu suka bikin ia terbang setelah itu dijatuhkan dengan seenaknya.
Echa duduk di kursi kosong yang berada di depan kursi yang diduduki Alvin kemudian mengisi formulir pendaftarannya dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany (End)
Teen Fiction"Kalo kamu gak bisa suka sama aku, biar aku aja yang suka sama kamu." ~Cassandra Laura ***************** Bagi Cassandra Laura (Echa), menaklukan hati Alvian Adi Wijaya (Alvin) itu susah susah gampang. Kalau di ibaratkan 'seperti sedang mencari kutu...