Mapel matematika adalah hal yang sangat membosankan bagi Echa. Selain karena tidak suka materinya Echa juga tidak suka dengan Gurunya. Pak Bakti adalah Gurunya dan hal yang membuat Echa tidak menyukai Guru itu adalah karena Pak Bakti selalu kepo dengan Mamanya. Banyak yang mengatakan kalau Pak Bakti menyukai Mamanya Echa.
"Cassandra Laura kalau saya sedang mengajar itu di dengarkan. Bukan malah melamun sendiri!" tegur Pak Bakti.
"Iya Pak, ini lagi dengerin bapak ngomong." jawab Echa malas.
"Oh iya gimana sekarang kabar Mama kamu Cha? Saya sekarang jarang bertemu mama kamu." ucap Pak Bakti yang dihadiahi tatapan jijik oleh teman-teman sekelas Echa.
Echa mendengus tapi tetap tersenyum di depan Pak Bakti. "Baik kok Pak."
"Boleh gak saya main ke rumah kamu?"
"Gak boleh!" jawab semua siswa-siswi yang ada du kelas Echa dengan serempak.
Hampir semua siswa-siswi SMA Garuda yang tidak suka dengan Pak Bakti terutama para siswi karena Pak Bakti itu mata keranjang. Jadi jika ada mata pelajaran Pak Bakti banyak yang tidak mendengarkan materi yang dijelaskan Pak Bakti dan juga ada yang sampai bolos demi tidak mengikuti pelajaran Pak Bakti.
Kringggg kringgg
"Alhamdulillah." ucap semua siswa-siswi di kelas Echa serempak lagi.
"Hey kalian kenapa sih dari tadi ngomongnya serempak mulu?" tanya Pak Bakti heran.
"Udah laper pak pengen ke kantin." jawab Ibam salah satu teman sekelas Echa.
"Yayaya Assalamuaikum." ucap Pak Bakti kemudian berjalan keluar dari kelas Echa.
"Waaikumsalam."
Setelah Pak Bakti keluar Echa merapikan buku-bukunya yang berserakan di meja.
"Bil ke kantin yuk!" ajak Echa pada Nabila yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Nabila!" Echa menepuk bahu Nabila lantaran sahabatnya itu diam saja saat diajak berbicara.
"Tadi lo bilang apa gue gak denger!" Nabila mengalihkan tatapannya dari ponselnya, kini gadis itu menatap Echa dengan satu alis terangkat.
"Jangan main hp mulu dengerin kalau temennya lagi ngomong!"
"Hehe sans dong Cha, gue lagi bales chat bebep gue nih."
Echa menatap Nabila. "Bebep? Sejak kapan lo punya pacar? Pacar orang jangan diakuin!"
"Lo mah gitu sama gue. Gue sekarang udah gak JOMBLO lagi tau!!!" ucap Nabila bangga sambil menekan kata jomblo agar Echa percaya bahwa kini ia bukan jomblo lagi.
"Terserah lo aja lah! Tapi gue gak percaya! Emang siapa pacar lo?"
Nabila hendak menjawab pertanyaan Echa, namun Ibam datang dan langsung menyeletuk membuatnya tidak jadi bersuara.
"Manis kapan kumpul? Bos nanyain lo mulu tau!"
Echa menoleh ke arah Ibam yang kini berdiri di sampingnya. "Manis manis lo pikir gue si manis jembatan suramadu apa?"
"Ancol Cha bukan suramadu!" koreksi Ibam.
"Suka-suka gue lah!"
"Terserah lo aja. Mau gak entar malem kumpul?"
"Jangan Cha, entar lo di apa-apain lagi sama ni curut!" timpal Nabila.
"Eh Neneng gak usah ngehasut si manis, lo pikir gue cowok apaan? Gue janji nggak bakal apa-apain temen lo kok. Cuma kumpul aja." jelas Ibam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany (End)
Teen Fiction"Kalo kamu gak bisa suka sama aku, biar aku aja yang suka sama kamu." ~Cassandra Laura ***************** Bagi Cassandra Laura (Echa), menaklukan hati Alvian Adi Wijaya (Alvin) itu susah susah gampang. Kalau di ibaratkan 'seperti sedang mencari kutu...