WITING TRESNA JALARAN SAKA KULINA
Mungkin itu adalah sebuah peribahasa jawa yang cocok dengan Alvin sekarang. Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu jika selalu bersama. Masih dengan posisinya yang seperti tadi malam, Alvin tidur sambil duduk di sofa dekat Echa.
Alvin baru tidur jam 3 dini hari karena terus menjaga Echa. Alvin takut terjadi apa-apa dengan Echa jika ia lalai, namun karena terlalu mengantuk Alvin pun mulai tidur sambil duduk. Sesekali Alvin terbangun dari tidurnya untuk mengecek suhu badan Echa.
"Den Alvin bangun, udah pagi." ujar Bi Iin sambil mengguncang pelan tubuh Alvin.
Alvin mulai membuka matanya, sebenarnya dia masih sangat mengantuk tapi hari ini ia memiliki agenda untuk menyampaikan visi dan misi sebelum voting sebagai kandidat calon ketua osis dimulai.
"Iya Bi,"
Sebelum bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, Alvin menyempatkan diri untik mmenyentuh kening Echa untuk mengecek suhu badan gadis itu. Suhunya masih sama rasa takut membuat rasa khawatir pun kembali menghampirinya.
"Bi jagain Echa sebentar, Alvin mau mandi dulu." pinta Alvin kepada Bi Iin sebelum meninggalkan Echa yang masih tidur.
Bi Iin mengangguk.
Tak lama setelah Alvin masuk ke kamarnya, Echa bangun dari tidurnya. Beberapa kali Echa mengerjapkan matanya karena bingung sekarang ia ada di mana.
Bi Iin yang melihat Echa sudah bangun langsung membantu Echa untuk duduk. "Non Echa sudah enakan badannya?"
"Saya ada dimana ya?" bukan nya menjawab Echa malah balik bertanya.
"Lo sendiri yang dateng ke rumah gue malah lo lupa sekarang lagi ada di mana!" Bukan suara Bi Iin melainkan suara Alvin, cowok itu sudah siap dengan seragam sekolahnya.
Echa memegang kepalanya yang terasa sakit dan pusing. "Aku lupa Vin. Kepala aku sakit sama pusing banget ini."
"Non Echa gak papa?" tanya Bi Iin lagi.
"Iya gak papa, Bi." Echa beralih menatap Alvin. "Kamu mau sekolah Vin? Aku ikut!"
"Lo masih Echa! Lebih baik lo pulang ke rumah lo buat istirahat!"
"Hari ini kan ada pembacaan visi dan misi calon ketos, masa aku gak berangkat?"
"Lo sakit Cassandra!" bentak Alvin.
Echa menangis saat dibentak Alvin. Bi Iin yang menyaksikan perdebatan mereka pun hanya bisa mengerutkan dahi karena bingung dengan sikap Alvin kepada Echa. Saat Echa tertidur Alvin terlihat benar-benar menjaga Echa, Alvin terlihat peduli dengan Echa. Namun disaat Echa sadar Alvin malah membentak gadis itu.
"Masalah itu biar gue yang nyelesain! Kalau lo paksain buat berangkat yang ada lo pingsan nyusahin orang lain!" ucap Alvin lagi.
Echa menyeka air matanya. "Ya udah aku pulang terus istirahat tapi ada syaratnya!"
"Apa?"
"Kamu bilang sayang ke aku!"
Alvin tercengang mendengar syarat dari Echa, sedangkan Bi Iin yang masih menyaksikan perdebatan mereka hanya bisa menahan gelak tawanya. Kemudian Bi Iin pun kembali ke dapur karena ini adalah urusan anak majikannya.
Alvin menggeleng tegas. "Gak!"
"Kalau gitu aku mau ke sekolah!"
Alvin menghela nafas kasar. Sungguh ini adalah hal yang sangat memalukan baginya. Di sisi lain Alvin ingin Echa pulang agar bisa beristirahat dan juga ia tidak akan terkena masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany (End)
Teen Fiction"Kalo kamu gak bisa suka sama aku, biar aku aja yang suka sama kamu." ~Cassandra Laura ***************** Bagi Cassandra Laura (Echa), menaklukan hati Alvian Adi Wijaya (Alvin) itu susah susah gampang. Kalau di ibaratkan 'seperti sedang mencari kutu...