"God gives us a problem, so we can be strong people."
-Keyla Clarista❤❤❤
Alvan menuju ke warung markas geng Rifal berkumpul, sudah banyak orang yang menunggunya disana, "Van, lama amat lo," ucap Radit menyambut kedatangan Alvan.
"Gue nganter Keyla dulu tadi," Alvan membuka baju seragamnya dan mengambil jaket dengan bertulisan RIFAL dibelakangnya, kemudian berjalan menuju depan barisan, menatap satu persatu anggota geng Rifal yang kurang lebih ada 65 orang, memang sangat banyak, entah darimana Alvan dapat mengumpulkan mereka. "Kemarin Nathan udah jelasin rencananya kan? Gue harap kalian ngikuti sesuai rencana jangan ada yang gegabah."
"Dengerin tuh," ucap Tomi yang ikut menyahut.
"Sekarang langsung menuju lokasi, kita serang markas Liyon," Alvan berlari menuju motornya, kali ini dia boncengan dengan Nathan, motor Alvan memimpin di depan diikuti anggota yang lainnya.
Kurang 10 meter dari basecamp Liyon, mereka memberhentikan motor, "sesuai rencana," teriak Radit. Beberapa anggota yang lainnya menuruni motor mereka dan bersembunyi di sekitaran markas Liyon.
Sedangkan Alvan, Nathan, Radit dan Tomi memberhentikan motor mereka tepat di depan markas Liyon, Alvan maju paling depan terlihat di matanya beberapa anggota Liyon yang berkumpul.
"Widih ada jagoan nih kesini," ejekan Egar terdengar di telinga Alvan, Egar keluar dari markas dan menuju di depan Alvan. "Cuma berempat, yakin bisa menang dari kita kita," suara Egar terdengar lagi.
Terdengar suara tertawa dari anggota geng Liyon, Tomi yang sudah tersulut amarah karena ejekan mereka ingin maju bertindak tapi lengannya dicekal oleh Radit, "Tom sabar," bisik Radit pelan.
Alvan menatap tajam Egar, "bukannya lo ngincer gue, kenapa malah ngelukain Ferry, apalagi mainnya kroyokan, lo cowok apa banci," Alvan tersenyum miring kepada Egar yang terlihat tersulut emosi juga.
"Shit," umpat Egar. Dia menarik jaket Alvan, "itu sebabnya lo nyakitin Vivi, kalau lo nyakitin orang yang gue sayang bakal gue sakitin orang terdekat lo."
"Ciahh bucin tuh," ucap Nathan mengejek.
Alvan dengan kasar menghempaskan tangan Egar yang menarik jaketnya, dan bergaya merapikan jaketnya kembali, "gue udah putus sama Vivi, ambil aja Vivi gue gak butuh." Alvan berjalan mengitari tubuh Egar yang menegang, "lo nyadar gak, lo cinta sama cewek yang mencintai orang lain."
"Wih sakit tuh," sahut Radit.
Egar mengepalkan tangannya dengan kuat, mencoba menahan amarahnya, dia tahu sebenarnya jika Vivi tidak mencintainya tapi dia tidak terima jika Alvan menyakiti Vivi.
Alvan berhenti didepan Egar, "gue sebenernya gak ada niatan nyakitin Vivi, kemarin dia dateng ngajak balikan, ya gue tolak, apa itu salah? Bahkan lo pasti juga seneng kan gue ngelakuin itu, secara gak langsung lo lebih mudah dapetin Vivi."
Egar berpikir perkataan Alvan ada benarnya, jika Alvan menolak Vivi itu tandanya mereka sudah tidak lagi mempunyai hubungan, dan Egar secara perlahan dapat mendekati Vivi. Tapi dia tidak tega melihat Vivi yang menangis dihadapannya karena ulah Alvan, 'siapa yang rela melihat orang yang dicintainya menangis untuk orang lain?' Percuma saja dia merelakan Alvan pacaran dengan Vivi jika akhirnya Alvan menyakiti Vivi. Dia tidak bisa memaksakan Vivi untuk mencintainya juga, yang Egar bisa lakukan adalah membuat Alvan mendapatkan hal yang setimpa karena telah menyakiti Vivi.
"Oh gue saranin deh Gar mending cari cewek lain, cewe cabe gitu aja dipertahanin, bahkan janda aja lebih berkualitas dari pada tuh cewek, ya gak?" Ucapan pedas Radit terlontarkan lagi.
Egar mendekati Radit dan memberikan bogeman keras di rahang Radit. "Lo beraninya ngatain Vivi cabe?" Teriak Egar yang benar benar marah.
Teriakan itu membuat seluruh anggota Liyon keluar dari markas mereka. Dan mulai mengerubungi Alvan, Nathan, Radit dan Tomi.
Radit juga membalas bogeman Egar bahkan Radit melakukannya dua kali lipat lebih keras hingga Egar tersungkur di tanah, "emang cabe kan? Asal lo tau Alvan aja pacaran sama dia cuma buat seneng seneng aja."
Melihat ketua geng mereka di serang membuat anggota Liyon tidak bisa diam ingin membalas. Tapi Egar masih mengode dengan tangannya untuk tetap diam.
"Gue gak ingin lo nyesel nantinya Gar, lo bisa liat sendiri kelakuan Vivi kalau di sekolah," kedua tangan Alvan dimasukkan disaku celananya dan berjalan dihadapan Egar dengan angkuh.
"Dia juga sering ke club," Tomi yang sedari tadi diam saja kini mulai menyahut juga.
"Masa gitu cewek baik? Clubing, goda godain cowok, ya gak?" Radit kembali memancing amarah Egar.
"gue orangnya baik kan sama lo? Sampai ngasih tahu yang sebenarnya." Ucap Alvan.
"Berisik lo pada," Egar kali ini benar benar tidak bisa diam, dia melayangkan bogeman kepada Alvan. Alvan yang tidak siap langsung tersungkur ke tanah.
"Serang," teriak salah satu anggota Liyon, yang menyerang Radit, Nathan dan Tomi.
Alvan dan teman temannya pasti kalah telak karena jumlah anggota geng Liyon yang sangat banyak, bahkan mereka terkepung.
Alvan memiliki akal berusaha kabur dari kerumunan dan memancing beberapa anggota Liyon untuk mengejarnya setelah itu geng Rifal keluar dari persembunyian mereka, dan ikut menyerang anggota Liyon.
Adu baku hantam antara kedua geng tersebut, karena jumlah dari geng Rifal lebih banyak membuat geng Liyon kewalahan mengatasinya.
Egar sudah tumbang darah berceceran ditubuhnya karena ulah Alvan, "lo masih gak mau nyerah?" Tawar Alvan kepada Egar.
Egar memalingkan wajahnya tidak ingin menghadap Alvan, sudah Egar ingin menyerah rasanya tapi dia harus tetap membalaskan rasa sakit yang dirasakan Vivi.
"Stop," teriak Alvan, membuat beberapa anggota Rifal berhenti menghajar anggota Liyon.
Lagi lagi banyak anggota Liyon yang kalah. Alvan memerintahkan geng Rifal untuk kembali.
🌻🌻🌻
Alvan sudah kembali dari markasnya, untung saja papa dan mamanya tidak ada di rumah hari ini, wajah Alvan sekarang terlihat banyak lebam, dia tidak menyangka pukulan Egar sangat menyakitkan ternyata. Yang penting sekarang dia dapat membalas perbuatan Egar kepada Ferry, dia pikir itu setara dengan apa yang di rasakan Ferry.
Alvan berharap semoga saja Egar sadar bahwa Vivi tidak sebaik yang Egar kira, Alvan saja sama sekali tidak niat pacaran dengan Vivi dulu.
Alvan merebahkan diri dikasurnya, tangannya memijat pangkal hidungnya, rasa pusing tiba tiba menjalar ke kepalanya.
Pikiran Alvan tiba tiba langsung melayang kepada perkataan Sinta kemarin, sebenarnya apa yang membuat Sinta begitu dendam kepada Keyla, Alvan sangat penasaran dengan hal itu. Dia pikir Sinta benci dengan Keyla hanya karena cemburu, ternyata dugaannya salah.
Ingin Alvan bertanya, tapi Sinta maupun Keyla terlihat menutupi hal itu darinya, "kok gue kepo gini sih," kesal Alvan.
Hai hai
Gimana nih ceritanya?JANGAN LUPA BUAT VOTE KOMEN
MAKASIH BANYAK
SEMANGAT PUASANYA YAAA
LOPE YOU

KAMU SEDANG MEMBACA
KEYVAN
Teen FictionAlvan Gara Christian si cowok badboy, dan ketampanannya yang selalu dipuji-puji banyak wanita, dia juga merupakan ketua geng yang ditakuti oleh semua orang. Kelakuan nakalnya membuat Alvan dikeluarkan dari sekolah, dan mendaftar kembali ke sekolah y...