35. Memaafkan

20.9K 848 193
                                    

"Gue juga bisa capek sama perasaan gue sendiri, kalau gak pernah sedikitpun lo hargai."

❤❤❤

Karin sekarang sedang bersama Keyla di kantin. Akhirnya Keyla mau ke kantin lagi, dia sangat tahu jika Keyla itu tidak suka akan keramaian apalagi jika banyak orang-orang yang membicarakannya, Keyla sangat membenci itu.

"Tumben lo mau gue ajak lagi ke kantin? Biasanya bawa makanan sendiri," ucap Karin melihat Keyla mencampurkan saos dan kecap pada baksonya.

"Gue lagi gak bawa makanan hari ini, tadi berangkatnya kesiangan."

"Lo selalu nyiapin bekal sendiri Key?"

Keyla mengangguk setelah memasukkan makanan ke mulutnya.

"Kok sempet? Gue aja males banget nyiapin gituan," ucap Karin dengan cengengesan.

"Gue kalau subuh pulang ke rumah."

Karin menganggukkan kepalanya, Keyla benar-benar perempuan yang kuat dia bisa melakukan hal itu sendiri, menjaga mamanya, membersihkan rumah dan lain-lain. Bahkan dia sendiri saja malas untuk melakukan hal seperti itu.

Karin menyentuh tangan Keyla, "Key gue boleh minta satu hal sama lo?"

Keyla seolah tidak mengerti ucapab Karin pun mengerutkan keningnya, "ha? Minta apaan?"

"Tolong jangan donorin ginjal lo buat Sinta ya Key," ucap Karin dengan serius.

Keyla tertawa mendengar perkataan Karin, "lo ngomong apa sih Rin? Gak nyambung deh."

"Key, jangan bercanda. Gue tahu soal lo yang ngomong ke Sinta buat siap donorin ginjal lo."

"Salah denger kali lo," ucap Keyla lalu dia memakan baksonya dengan cepat, "udah jangan ngomong aja, nanti dingin bakso lo."

Karin menyentuh sendok dan mulai memakan, lagi-lagi Keyla mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

Alvan dan Nando memasuki kantin, hampir saja Alvan ingin menduduki meja yang biasa di pakainya di kantin, semua orang tidak berani memakai meja itu karena bisa-bisa saja Alvan akan mengusir mereka nantinya.

"Van, itu Keyla kan?" Nando menunjuk Keyla.

Alvan langsung menarik Nando dan mengajaknya ke arah Keyla.

Alvan duduk di sebelah Keyla sedangkan Nando duduk di sebelah Karin.

Keyla melirik tajam Alvan akan kehadiran Alvan di sebelahnya.

Alvan menompangkan kepalanya pada tangannya, matanya memandang Keyla dengan tersenyum, "liatnya kok kayak gitu? Kangen ya?" Goda Alvan.

"Apaan sih? Kemarin juga ketemu ngapain kangen?"

"Yah Nan, gue gak di kangenin nih sama Keyla," ucap Alvan mengadu pada Nando, "padahal gue kangen banget sama dia."

Nando dan Karin tertawa geli melihat kelakuan Alvan.

"Van, gak lucu," ucap Keyla dengan wajah judes.

"Kan emang gue gak lagi bercanda," Alvan memperhatikan lebih dekat kembali wajah Keyla. "Gue lebih suka lo kelihatan judes kayak gini dari pada lo nangis Key," tangannya mengusap pipi Keyla membuat Keyla mematung.

"Lo inget gak awal gue ketemu sama lo? lo tuh judes kayak gini, itu yang buat gue semakin penasaran sama lo Key," ungkap Alvan lagi.

Keyla melirik Alvan sekali lagi dia tidak berani hanya untuk menatap mata Alvan, kemudian matanya menatap Karin. "Rin udah selesai belum makannnya?" Keyla beranjak dari duduknya.

KEYVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang