37. Kemarahan

20.1K 863 101
                                    

"Gak boleh ada yang nyentuh Keyla selain gue."
-Alvan Gara Crishtian

❤❤❤

Keadaan macet yang membuat banyak kendaraan yang berhenti, mobil-mobil bahkan berbaris sangat panjang memenuhi jalan. Jika membawa motor mungkin lebih gampang untuk lewat karena bisa saja menyalip menerobos di sela sela jalanan yang padat.

"Pa, kapan sampai sih?" Ucap Sinta dengan wajah sebalnya, dia bersender di kursi mobil, sambil menatap keadaan jalan yang sangat ramai akan kendaraan

"Bentar lagi, papa gak tahu kenapa bisa semacet ini."

Keyla yang berada di belakang hanya bisa mendengar percakapan dari kedua orang ini, matanya memandang kaca di sebelahnya. Teringat akan kondisi mamanya yang sudah sadar, Keyla ingin sekali berada di sebelah mamanya sekarang.

Mobil yang di kendarai Ridwan berjalan secara pelan-pelan, jalanan sudah membaik membuat kendaraan mulai berjalan kembali seperti biasa.

Ridwan memarkirkan mobilnya setelah sampai di tujuannya, yaitu rumah sakit.

"Kamu siap Sin?" Tanya Ridwan kepada putri kesayangannya ini.

Sinta mengangguk dengan tegas, "Sinta siap kok pa, mending langsung hari ini aja operasinya."

Keyla mendengar itu melotot tak terima, dia bergerak berusaha kabur. Tapi tangan Keyla langsung di cengkram oleh bodyguard yang dari tadi masih berada di sebelahnya.

Ridwan turun dari mobilnya bersamaan dengan Sinta. Saat hendak menutup pintu mobil dengan tiba-tiba satu bogeman meluncur di wajahnya, membuat Ridwan terbentur pintu mobil.

Alvan datang kali ini dengan wajah memerahnya menahan amarah, dia menarik kerah Ridwan dengan kasar, dan memberi bogeman lagi bahkan juga tendangan di tubuh Ridwan. Alvan benar-benar marah kali ini, dia tidak akan membiarkan perempuan yang disayangnya menderita.

Ridwan kewalahan akan serangan Alvan, bahkan dia tidak bisa membalas Alvan karena Alvan memberikannya pukulan bertubi-tubi tanpa jeda, kali ini tubuh Alvan sudah berada di atas Ridwan.

Sinta terkejut melihat papanya yang di hajar oleh Alvan, dia ingin melerai mereka, tapi Sinta terlalu takut, dia hanya berdiri di dekat mobilnya dengan panik, "ALVAN BERHENTI."

"GUE UDAH PERINGATIN LO, JANGAN BERANINYA SENTUH KEYLA," teriak Alvan tepat di hadapan Ridwan.

"SAYA PAPANYA KEYLA," Ridwan terbatuk, dan menyentuh darah yang keluar dari wajahnya.

"GUE GAK PEDULI MESKIPUN LO BOKAPNYA KEYLA, LO EMANG DARI AWAL NANTANGIN GUE," Alvan masih memukul-mukul Ridwan, semua kemarahannya diluapkan, Alvan sekarang terlihat seperti orang kesetanan, dengan mata yang memerah dan rahang yang menegas.

Ridwan sudah lemas ditangan Alvan, bahkan tangannya membalas pukulan Alvanpun tidak bisa, dia sudah kehabisan tenaga. Matanya menatap lesu, dan hanya bisa menerima semua pukulan Alvan untuknya.

Bodyguard yang dipekerjakan oleh Ridwan turun dari mobil, tapi dia tetap mengunci Keyla dari luar.

Keyla mengetuk kaca mobil, dia benar-benar tidak menyangka jika Alvan akan datang, Alvan juga memukuli papanya. Keyla tahu Alvan pasti akan sangat marah kepada papanya. Alvan sekarang menepati janjinya akan melindunginya. Melihat papanya seperti itu sebenarnya Keyla tidak tega, tapi bagaimana lagi? Mungkin itu pembalasan yang didapatkan untuk papanya.

Seorang bertubuh besar itu menarik Alvan dengan satu sentakan, menyingkirkan Alvan diatas tubuh Ridwan. Sekarang saatnya membalas apa yang Alvan lakukan kepada bosnya itu, dia memberi bogeman di rahang tegas milik Alvan.

KEYVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang