45. Antara Nando dan Sinta

15.4K 715 24
                                    

"Terkadang kita butuh kaca untuk menyadari kesalahan kita sendiri."
-Nando Permana

❤❤❤

Nando memberhentikan motornya tepat di depan kediaman rumah Sinta. Dia memperhatikan sekitar, "rumah lo pindah disini?" Gang yang sempit dan kecil, rumah yang terkesan sederhana beda jauh dengan rumah Sinta yang dulu.

"Menurut lo?" Sinta turun dari motor, "ya gini hidup gue sekarang, miskin. Semenjak bokap udah masuk penjara," ucapnya dengan nada yang terkesan jutek.

"Lo harus bisa menerima kenyataan, lagipula yang buat bokap lo masuk penjara juga salah lo," Nando yang masih setia duduk diatas motornya menatap mata Sinta dengan dalam, "udahlah Sin jangan bersikap kaya gini. Gue tau lo orang baik kok, please ikhlasin semuanya."

Sinta menggeleng lemah, "gak bisa Nan, gue gak terima." Sinta memukul dadanya yang terasa sesak, "gue gak mau lihat Keyla bahagia, disaat gue menderita."

"Keyla gak bahagia Sin, Keyla gak bisa bahagia kalau lihat adiknya sendiri menderita. Menurut lo aja dia bahagia, tapi sebenernya enggak."

Sinta tersenyum miring saat mendengar perkataan Nando, "dia gak bahagia? Lo yakin? Dia udah pacaran sama Alvan, gak mungkin dia gak bahagia. Keluarganya sekarang baik-baik aja, gak mungkin dia juga gak bahagia."

Nando mengangkat jari telunjuknya di hadapan Sinta, "cuma satu. Dia gak bahagia karena lihat adiknya kaya gini. Lo ngaca sana, sikap lo itu udah keterlaluan Sin, lo gak boleh bersikap kaya gitu sama kakak lo sendiri."

Sinta tertawa, "UDAH SANA BELAIN AJA TERUS SI KEYLA ITU"

"Gue disini gak belain siapa-siapa, tapi gue mau lo berubah Sin. Dendam lo yang udah buat lo kaya gini, dendam gak akan buat masalah selesai Sin."

"TAPI GUE MAU LIHAT DIA MENDERITA NAN," teriak Sinta.

"Terus? Setelah lo lihat Keyla menderita apa yang bakal lo lakuin lagi?"

Sinta terdiam, tidak bisa menjawab apa-apa.

"Percuma Sin," ucap Nando. Tangan Nando bergerak menyentuh kedua bahu Sinta dan menatap mata Sinta lebih dalam lagi "Lo gak sendiri banyak yang dukung lo, lo pasti bisa berubah Sin. Lo itu cantik, tapi sayang sikap lo yang terkadang buat orang lain gak suka sama lo. Kadang lo harus tau kenyataannya kalau lo menderita karena salah lo sendiri, bukan karena orang lain apalagi karena Keyla."

Sinta benar-benar membeku sekarang, dia tidak bisa berkata-kata. Jantungnya berdetak dengan hebat, bahkan sedikit merasa sesak di dadanya. Perkataan Nando terasa tertancap di telinganya.

Tau akan respon Sinta, Nando melepaskan tangannya dari bahu Sinta. Dia memakai helmnya kembali, "gue balik dulu ya, dengerin omongan gue," dia mengacak-acak rambut Sinta lalu tersenyum di balik helmnya.

Sinta mengangguk, tangannya melambai ke arah Nando, "hati-hati."

Setelah itu motor Nando melaju, meninggalkan Sinta yang masih termenung memikirkan perkataan dan perbuatan Nando itu.

🌻🌻🌻

Keyla berbaring di kasurnya memikirkan masalah tadi. Hatinya terasa bimbang, ada apa sebenarnya antara Alvan dan Sinta? Kenapa Alvan terlihat peduli dengan Sinta?

"Ih kok gue jadi ngerasa cemburu gini sih?" Ucap Keyla.

Ponsel Keyla berbunyi, terdapat nama Alvan di layar ponselnya. Alvan menelfonnya. Dengan cepat tangan Keyla bergerak menjawab telpon Alvan, "halo?"

KEYVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang