32. Takut

21.6K 864 17
                                    

"Bohong kalau gue gak sedih saat jauh dari Keyla, tapi gue bakal berusaha untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Ini janji gue untuk Keyla."
-Alvan Gara Crishtian.

❤❤❤

Alvan membuka pintu rumahnya, hari ini sangat melelahkan menurutnya, tanpa motor dia tidak bisa kemana-mana dengan semaunya, dia harus menunggu taksi terlebih dahulu dan itu menyita banyak waktu menurutnya.

"Alvan, sudah pulang?" Tanya Crishtian papa Alvan yang sekarang berada di depan putranya.

Alvan terkejut melihat papanya sekarang, "papa bukannya ada di luar negeri?" 

"Papa sudah pulang, mama kamu kemarin cerita ke papa, katanya motor kamu di curi, itu benar?"

"Iya, waktu Alvan ke warung tiba-tiba motor Alvan gak ada."

"Kalau gitu mana kuncinya? Masih ada di kamu kan?"

Alvan berdiam sejenak, sepertinya membohongi papanya bukanlah ide yang bagus. Dia kemudian menjentikkan jarinya, "ah iya kayaknya itu penyebabnya pa, Alvan lupa cabut kunci motor. Mangkanya motornya dicuri."

Crishtian menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan putranya ini, "Alvan kok bisa sih kamu jadi pelupa kayak gini, bisa-bisanya kunci motor lupa di cabut."

Alvan cengengesan menanggapi papanya, "Hu... masih aman, untung papa gak tahu."

"Mau papa belikan motor lagi buat kamu?" Tanya Crishtian.

"Emang bakalan di beliin pa?" Alvan malah berbalik bertanya pada papanya.

"Iya iya lah, terus kamu ke sekolah naik apa?"

"Taksi."

Crishtian menepuk sebelah pundak putranya, "besok papa belikan untuk kamu."

Akhirnya, Alvan bisa bebas dengan motor barunya nanti.

🌻🌻🌻

Keyla lagi-lagi masih menggenggam tangan mamanya, sekarang Renatha telah di pindahkan ruangannya menjadi rawat inap tapi kondisinya masih tetap sama tidak ada tanda-tanda Renatha akan membuka matanya.

"Key yang sabar ya," ucap Karin mengusap punggung Keyla. Karin memang memaksa untuk ikut tadi, dia sangat ingin melihat keadaan Renatha, Karin ikut prihatin melihat sahabatnya yang seperti tidak ada semangat, pandangan indah dan senyuman Keyla bahkan sudah tidak tercetak lagi.

Karin tahu Keyla terbebankan dengan semua masalah yang Keyla rasakan sendiri, tidak mudah untuk menghadapi ini semua, rasanya Karin ingin marah dengan Alvan yang malah menambah masalah Keyla, laki-laki itu seharusnya mendukung dan menenangkan Keyla disaat seperti ini. 'Tapi kemana Alvan?' Bahkan dia malah pergi dengan perempuan ular seperti Sinta. Karin salah menilai Alvan selama ini, seharusnya Karin tidak membiarkan Keyla dengan begitu mudahnya juga jatuh hati kepada Alvan.

"Rin makasih ya lo udah nemenin gue disini," ucap Keyla.

"Sama-sama, ini udah tugas gue jadi sahabat lo, suka duka selalu ada buat lo Key."

Keyla memeluk Karin dengan erat, hanya Karin yang mengerti apa yang dia rasakan sekarang. Keyla benar-benar bersyukur mempunyai sahabat seperti Karin.

"Kalau lo butuh apa-apa lo bisa hubungin gue, gue siap buat lo 24 jam Key," ucap Karin.

"Sekali lagi, makasih ya Rin. Lo udah banyak bantu gue."

Karin mengangguk, menatap Keyla dengan sendu. Entah kenapa dia sekarang menjadi takut, dia takut bahwa Keyla nantinya akan pergi meninggalkannya, "Key janji bakalan sama gue terus ya?"

KEYVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang