29. Terluka

23.6K 916 22
                                    

"Rasa sakit sebenarnya mengajarkan kita untuk menjadi kuat, ya gak?"
-Alvan Gara Crishtian.

❤❤❤

Alvan memberikan pukulan keras pada samsak di depannya, meskipun keringat menetes di sekujur tubuhnya, itu tidak membuat Alvan memberhentikan aktivitasnya. Dengan begini dia ingin bisa menyalurkan semua perasaannya.

Rasa emosi, sedih dan terpukul yang dia rasakan. Alvan tidak tahu harus berbuat apa setelah ini, semua rencananya yang sudah diatur dengan matang hancur dengan seketika, bahkan dia juga membuat orang yang dia sayangi kecewa dengannya.

"Argh," teriak Alvan dengan sangat keras, hanya dengan balutan kain putih ditangannya dapat memukul samsak dengan keras, bahkan sekarang tangannya sudah memerah dan ada beberapa bekas luka.

Alvan terduduk diatas lantai, tangannya menarik helaian rambut yang sebelumnya menutupi mata.

Alvan sekarang benar-benar merasa menyesal telah menjadikan Keyla sebagai barang taruhannya bersama Nando, apalagi dengan alasan karena dia tidak ingin mengorbankan motornya, Alvan mendapatkan motor itu dari hadiah ulang tahun yang diberikan oleh kakeknya. Jadi sulit sekali untuk memberikannya secara percuma untuk Nando.

Alvan bangkit dari duduknya sambil melepaskan balutan kain ditangannya, kemudian menyambar jaket yang digantungkan di dekat pintu dan langsung memakainya.

"Alvan mau kemana kamu?" Suara keras pria paruh baya memberhentikan langkah Alvan.

"Mau keluar pa," hanya itu yang dikatakan Alvan. Dia melangkah keluar dari rumah, sekarang baru saja jam 7 malam pasti papanya masih mengijinkannya untuk keluar.

Alvan mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata membelah jalanan dengan cepat. Tujuannya kali ini adalah hanya ingin melihat Keyla, meskipun hanya beberapa detik tapi dia ingin sekali memastikan bahwa perempuan itu baik-baik saja.

Alvan memberhentikan motornya, matanya memandang ke arah rumah bertingkat berwarna putih yang tidak terlalu besar. Lampu yang terlihat dari jendela atas masih menyala, Alvan berharap dia bisa melihat bayangan Keyla hanya dari tempatnya saat ini. Katakan saja Alvan pengecut, memang itulah kenyataannya, dia masih tidak berani untuk bertemu dengan Keyla. Mungkin besok dia akan berusaha untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Jujur, sangat berat untuk Alvan jika harus berjauhan dengan Keyla.

Alvan menghela nafasnya dengan berat saat melihat lampu atas mati tepatnya pada kamar Keyla, kemudian dengan berat hati Alvan pergi meninggalkan tempat itu.

🌻🌻🌻

Keyla terdiam sejak tadi pulang sekolah, kejadian itu tiba-tiba menghantam Keyla, "kenapa gue mudah percaya sama lo Van," gumam Keyla dengan sangat pelan, air matanya jatuh dipipinya.

"Kalau lo cuma datang untuk sesaat, kenapa lo bersikap seolah-olah lo bakal menetap?"

"Kenapa gue gak pernah bisa bahagia."

Keyla merasakan kecewa setelah apa yang Alvan lakukan kepadanya, bahkan dia takut untuk mencintai kembali setelah rasa sakit yang diterimanya.

Ponsel Keyla berbunyi menandakan ada sebuah panggilan suara.

Keyla mencoba meredakan tangisannya. Lalu mengangkat panggilan itu, "halo."

"Halo apa benar saya berbicara dengan Keyla anak dari ibu Renatha?"

"Iya saya sendiri, ada apa ya?"

KEYVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang