6

75.2K 3.5K 292
                                    

Pagi ini, Keyla sudah berdiri di halte bus sambil memakan roti lapis yang tadi ia bawa dari rumah.

Tak lama Keyla menunggu, akhirnya bus yang dinanti-nantinya datang juga. Seulas senyum lebar menghiasi wajah cantik Keyla.

"Hai Bang! Tumben pagi," sapa Keyla saat sudah duduk di dalam bus yang terpantau masih sepi.

"Demi Eneng Keyla mah, Abang rela pagi-pagi nih. Takut Neng Keyla nya telat kayak hari itu loh," balas abang bus.

"Hehe, makasih ya Bang. Keyla tersentuh," cengir Keyla.

Abang bus hanya tersenyum menanggapi. Mobil dilajukan perlahan-lahan kemudian membelah jalanan ibu kota yang untungnya belum macet.

Setelah menempuh jarak 3 km, akhirnya bus yang ditumpangi Keyla telah sampai di depan gerbang sekolah.

"Makasih ya Bang udah nganterin Keyla. Kalo gitu, Keyla masuk dulu. Assalamualaikum," pamit Keyla sopan sembari membayar ongkosnya.

"Sama-sama Neng, waalaikumsalam," balas abang bus kemudian melajukan mobilnya meninggalkan gerbang sekolah.

Keyla menarik nafas perlahan kemudian masuk ke dalam sekolah. Semua memandangnya dengan tatapan kagum yang cukup mendominasi. Keyla yang menjadi pusat perhatian hanya tersenyum tipis sesekali menundukkan kepalanya risih.

"Gila gila! Dia Keyla kan? Sumpah, cantik banget woy!"

"Iri gueee. Gue juga pengen cantik kayak dia!"

"Key! Jadi pacar gue yok!"

"Ogah dia mah sama lo!"

"Iya! Lo kan bau kencur! Mending sama gue!"

"Serius dia gak punya mantan?"

"Kok gue gak percaya ya?"

"Makin cantik dia kalo rambutnya digerai!"

"Keyla cantik banget Tuhan!"

"Jantung gue mau lompat!"

"Lompat aja noh. Kan kalo lompat lo mati."

"Gue gibeng pala lo mau?"

Keyla semakin menundukkan kepalanya malu. Beginilah ia di sekolahnya dulu. Selalu menjadi pusat perhatian, pembicaraan, hingga penghinaan.

Keyla berjalan dengan menunduk, hingga tak sadar ia menabrak punggung seorang cowok yang membelakanginya.

Tanpa dikomandoi, Keyla terjatuh dengan bokong yang mencium lantai. Sementara itu yang ditabrak hanya diam seraya membalikkan badannya menghadap Keyla.

"Ah m-maaf, Keyla gak sengaja," ucap Keyla masih menundukkan kepalanya.

Sebuah tangan kekar terulur untuk membantu Keyla berdiri. Sedangkan Keyla hanya menerima saja karena bokongnya kini memang sedang sakit.

Keyla membersihkan roknya yang kotor terkena debu. Setelah selesai, ia mendongakkan kepalanya menatap sang cowok yang sudah ia tabrak.

"Ehm. Maafin Keyla ya Kak Kevan, Keyla gak liat," lirih Keyla bersalah kemudian kembali menundukkan kepalanya.

"Serah Kak Kevan mau marah atau enggak. Serah Kak Kevan mau bentak Keyla, Keyla terima kok Kak. Keyla dari tadi gak liat jalan, akhirnya Keyla nabrak Kak Kevan deh. Maafin kak, maafin Keyla," sambungnya lagi dengan teramat polos.

"Liat gue," titah Kevan. Keyla menuruti apa yang Kevan suruh. Ia perlahan mendongakkan kepalanya dan langsung terfokus pada satu titik, yaitu mata hijau Kevan.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang