Telah seminggu sudah Kevan menghabiskan waktunya tanpa melihat sosok Keyla. Dan selama satu minggu ini, ia terus disibukkan dengan kondisi Ana yang masih belum juga pulih.
Seperti sekarang, malam ini lebih tepatnya, Kevan dan Mamanya sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit. Kata dokter pribadi keluarga mereka, Ana akan diperiksa lebih lanjut. Sebenarnya cukup heran mengetahui Ana yang belum saja sembuh setelah berhari-hari lamanya. Bahkan penyakitnya masih saja sama. Demam.
Jika kalian ingin tahu, Ana setiap saat selalu meraung mengucapkan nama Keyla. Namun sayang, sosok gadis polos itu entah dimana keberadaannya saat ini. Astaga, memikirkannya saja sudah membuat Alena ingin menangis.
Ceklek!
Pintu terbuka, menampilkan seorang dokter dengan baju putih khasnya. Kevan dan Alena berdiri dan sigap menghampiri sang dokter yang masih berdiam diri di ambang pintu.
"Ana gimana dok?" tanya Alena seraya mengapit lengan anak sulungnya.
"Ana masih demam, Bu. Padahal obat yang saya kasih sangat bagus, saya jadi heran sendiri. Ana juga banyak melamun, saya ajak ngobrol dia hanya diam. Saran saya, jangan buat Ana tertekan dan turuti apa yang dia mau, itu saja," papar dokter, Alena mengangguk mengerti.
Sang dokter tersenyum kecil. "Ana sudah boleh pulang, saya pamit dulu ya Bu, Kev. Permisi," ujarnya lalu melenggang pergi.
Alena menunduk tak kuasa menahan tangisnya. Ana, anak bungsunya memang sudah lebih baik daripada koma tempo waktu, tapi deman kali ini juga tidak boleh ia sepelekan. Bisa-bisa hal tak diinginkan terjadi belakangan.
Kevan merangkul lembut pundak Alena dan membawanya masuk ke dalam ruangan. Tatapan Alena meredup kala matanya menangkap Ana yang sedang menunduk sembari memainkan jari-jarinya.
"Sayang," panggil Alena lirih. Ana menoleh lalu ia menatap penuh mohon pada Mamanya.
"Ma, Ana mau ketemu Kak Key," ucap Ana, ia merengek.
Alena mengangguk lalu tangannya terulur untuk mengelus pucuk kepala Ana. "Iya sayang, pasti! Mama janji," balas Alena membuat senyum Ana mengembang lebar.
Alena membantu Ana turun dari brangkar lalu menggandeng tangannya keluar dari rumah sakit. Sedangkan Kevan hanya mengekori dari belakang saja.
Ketiganya masuk ke dalam mobil dengan Kevan yang mengendalikan setir. Mobil perlahan dilajukan. Awalnya seperti biasa, namun tiba-tiba, Kevan menghentikan mobilnya membuat kepala Alena hampir membentur dashboard mobil.
"Kenapa Bang?" tanya Alena saat melihat Kevan melepaskan seatbelt dan hendak membuka pintu.
Kevan menoleh dan sudah berdiri di ambang pintu mobil. "Bentar Ma, mau kesana," jawab Kevan dan melenggang pergi.
Kevan melangkah menuju Adam, Fino, dan Lucas yang hendak masuk ke dalam mobil. Dengan menambah kecepatan, Kevan menginterupsi ketiga cowok itu untuk berhenti.
"Kalian mau kemana?" tanya Kevan membuat ketiganya menoleh.
Fino membelalakkan matanya tak percaya. "Lo belum tau Kev?" tanya Fino membuat dahi Kevan berkerut tak mengerti.
"Maksud lo?"
Kali ini Lucas yang geleng-geleng kepala. "Lo beneran kagak tau?"
Kevan mendecak pelan. "Apaan sih?" Kevan mulai terlihat kesal.
Fino menghembuskan nafas panjang. "Keyla udah balik," ucap Fino.
Kevan membeku di tempatnya. Ia antara percaya dan tidak percaya. Astaga, benarkah? Ingatkan Kevan untuk membunuh Fino jika cowok itu berani mengada-ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYLASYA STORY
Teen FictionHanyalah kisah dari seorang gadis cantik nan lugu bernama Keylasya Arsyla Reine. Sang pemeran utama adalah anak dari seorang wanita sederhana berjubah malaikat tak bersayap. Keyla sendiri memiliki hati bak kapas selembut sutra sehingga mudah sekal...