16

52.3K 2.8K 122
                                    

"Eungh." Keyla melenguh pelan, meregangkan otot tubuhnya lalu mengerjap-erjap.

Keyla menyapu pandangan keseluruhan isi kelas. Sedetik kemudian menghela nafas jengah.

Bagus.

Semua anak kelas tertidur, entah sejak kapan tapi Keyla tak tahu. Kebiasaan tidur beberapa jam sebelum bel pulang yah seperti ini. Hal demikian sudah biasa bagi mereka semua, anak-anak 10 IPA 1.

"Eh, jam berapa ini?" monolog Keyla, melihat jam yang melingkar elok di lengan kirinya dengan raut kaget. Sudah jam tiga kurang satu menit ternyata, dan itu tandanya sebentar lagi mereka akan pulang.

Kring! Kring! Kring!

Bel pulang sekolah menggema ke seluruh pelosok SMA bertarif internasional ini. KBM masih belum berlangsung karena akan ada penyesuaian kurikulum dalam pembelajaran, sehingga hal itu sangat penting untuk didiskusikan. Bahkan sampai memakan waktu berhari-hari seperti ini.

"So, yang sadar disini cuma Keyla lagi?" tanya Keyla pada dirinya sendiri.

Merasa tak ada pilihan lain, Keyla melengos. Menarik nafas dan mulai mengatur suara.

"Bangun!" Keyla berteriak keras. Membuat anak kelas langsung tersentak saking kagetnya.

"Hm? Tumben mudah dibangunin? Lagi kesambet apa nih?" batin Keyla kemudian mengendikkan kedua bahu tak perduli lalu mengambil tasnya. Begitu pun yang lain, mereka sudah mulai tersadar sepenuhnya.

Seperti biasa, mereka semua keluar dari kelas secara bersamaan, dengan formasi anak cewek didepan dan anak cowok di belakang.

"Beneran nih, Key, gak mau gue anter dulu?" tanya Shilla lemah. Mengucek-ngucek mata lalu menguap begitu saja.

"Apaan sih! Kan tadi udah Keyla bilang!" Keyla sudah jengah. Melipat kedua tangan dan membuang pandangan.

"Eh, Key, btw lo bisa gak sih pake embel-embel lo-gue?" celetuk Anan dan langsung disetujui anak kelas.

Keyla menoleh sebentar ke belakang, melihat Anan dan kembali menatap ke depan. "Bisalah. Pengen denger gak?" tawar Keyla sambil memasang wajah angkuh.

"Boleh tuh. Coba deh, gue pengen denger," ujar Steve setuju kemudian menajamkan telinga.

Keyla menganggukkan kepala mantap dan mulai menyesuaikan suara. "Tes satu dua tiga." gumam Keyla polos, membuat para sahabatnya menjadi gemas.

"Kenalin, gue Keylasya. Lo pada bisa panggil gue Keyla atau just Key," ucap Keyla lalu ia mengangkat dagu dengan bangga.

Mutia tertawa ngakak kemudian bertepuk tangan. "Wah! Daebak! Lo keren!"

"Lagi! Lagi! Gue pengen denger!" desak Dian tak sabaran.

Keyla mengangkat jarinya berlambang 'OK' itu dengan mantap, lalu membalikkan badan menghampiri Aron yang hanya diam dengan wajah bingungnya.

"Cowok, nama lo siapa? Kenalan dulu yuk, siapa tau lo cocok sama gue." Keyla menepuk-nepuk pundak Aron, sedangkan cowok itu hanya melemparkan pandangan bingung.

"Anjir, bisa genit juga ya lo, Syat!" Parsya menoyor pelan kepala Keyla. Membuat Keyla langsung mencuatkan bibir dengan kesal.

"Kenapa lo gak ngomong pake lo-gue aja, Key?" tanya Niel. Ia tersenyum tipis kemudian memiringkan kepala.

"Gak bisa, Keyla udah biasa kayak gini," jawab Keyla kemudian berbalik dan melanjutkan langkah kakinya.

"Tapi, itu lo bisa." Dira memicingkan mata, menatap Keyla penuh selidik.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang