57

43.4K 2.3K 206
                                    

Keyla menahan isak tangisnya saat satu kantong plastik gandum sengaja ditumpahkan Bianca di atas kepalanya. Keyla sudah jatuh terduduk sembari menunduk dalam karena takut melihat wajah bengis Bianca, Gladys, dan Theresa.

"Hahaha, lanjut Bi!" seru Gladys tertawa puas melihat kondisi mengenaskan Keyla. Apalagi tidak sedikit siswa yang menonton aksi nekat mereka saat ini. Kebanyakan siswa merasa kasihan pada Keyla karena dibully geng Bianca habis-habisan. Namun, ada pula yang bersorak senang dan mendukung Bianca untuk meneruskan aksinya.

Bianca tersenyum miring lalu mengambil alih kantong berisi telur dari tangan Theresa. Tanpa takut, Bianca dan Gladys melempar telur-telur itu tepat di tubuh Keyla. Mengenaskan, sangat mengenaskan! Bau busuk saja tidak terelakkan lagi.

"Lanjut kecap, Bi!" ucap Theresa menyerahkan sebotol kecap berukuran sedang pada Bianca.

Bianca menerima sodoran Theresa dengan senang hati. Ia membuka tutup botol kecap itu lalu menumpahkan semua isinya di atas kepala Keyla.

"Rasain lo! Siapa suruh deket-deket sama cowok populer di sekolah! Gue gak peduli mau lo artis terkenal kek, atau siapa pun itu! Yang penting gue berhasil nyingkirin lo, bangsat!" bentak Bianca kemudian dengan sengaja menginjak tangan Keyla yang berada di tanah. Refleks saja Keyla memekik karena nyeri di punggung tangannya.

"B-berhenti, Ka-Kak," pinta Keyla lirih. Tangis pun tidak terbendung lagi. Cewek itu terlihat sedang menangis dalam diam.

Gladys menendang tubuh Keyla bertubi-tubi. "Berhenti lo bilang? Setelah semua yang lo lakuin sama kita lo bilang berhenti?! Mulut lo memang sampah, Keyla!" terdengar tawa mengejek dari Gladys.

Keyla masih menunduk, tidak mau memperlihatkan wajah sedihnya pada semua orang. Sial, mengapa disaat-saat seperti ini, guru sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya? Yang Keyla ketahui, para guru sedang mengadakan rapat penting di kantor. Sedangkan para guru yang sedang mengadakan ulangan akan diberikan pengecualian.

"Mana guntingnya?" tanya Bianca pada Theresa. Sontak saja Keyla melotot lebar. Apa yang akan Bianca lakukan padanya? Sekarang, ketakutan Keyla bertambah berkali-kali lipat.

Theresa sedikit menipiskan bibirnya. Jujur saja, sebenarnya ia tidak tega melihat kondisi Keyla. Tapi dia diajak, jadilah ia ikut-ikut saja. "Lo beneran mau potong rambut dia? Apa itu gak berlebihan?" tanya Theresa.

Bianca menoleh dengan pandangan tidak suka. "Kenapa? Lo bela dia? Mau juga jadi kayak Keyla?" Ini yang Theresa takutkan. Jika ia membangkang perintah Bianca, ia akan mendapatkan getah yang sama.

"Enggak, Bi..." cicit Theresa pasrah. Bianca tidak menjawab, ia mengarahkan gunting itu pada rambut Keyla.

Keyla menatap Bianca dengan mata yang sudah sembab. "Jangan Kak! Keyla mohon!" pekik Keyla berusaha menjauh. Tapi Bianca sudah memegang kepala Keyla dan mulai memotong rambut Keyla secara asal-asalan. Sedangkan Keyla sudah menangis keras di tempatnya sembari meraung-raung minta ampun.

"Woy anjir! Aduin ke Bu Mala!" Samar-samar Keyla bisa mendengarkan suara itu. Dalam hati, ia mengucapkan beribu rasa syukur karena masih ada orang yang peduli padanya.

TIK TIK TIK!

Suara gerimis hujan yang beradu dengan genting mulai terdengar. Bianca mengerang marah karena aksinya yang sedang panas terpaksa harus dihentikan.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang