42

35.5K 1.8K 83
                                    

Deru nafas Keyla menyeru lelah. Gadis itu masih terus berlari walaupun rasanya ingin mati saja. Buru-buru Keyla menghilang pikiran buruk itu. Fokusnya masih pada Ana.

Keyla jatuh ambruk karena dadanya sudah sesak sekali. Jangan tanya karena apa. Jalanan masih macet dan itu mengharuskan ia untuk berlari dan terus berlari.

Keyla kembali bangkit, ia berlari tertatih-tatih. Keringat bercucuran begitu saja di dahinya. Telapak tangannya sudah dingin menahan rasa panik. Jangan tanya bagaimana keadaannya, kacau sekali!

Kemeja putih yang penuh akan darah, rambut berantakan, wajah penuh air mata, dan air muka yang sendu. Paket komplit sekali!

Perlahan langkahnya terhenti saat rumah sakit megah menjulang tinggi di hadapannya. Ia cukup yakin jika Ana berada di sini. Karena bahwasannya, hanya ini satu-satunya rumah sakit yang dekat dari mansion Carlos.

Keyla masuk ke dalam dan menuju ruang resepsionis.

"Permisi Kak, apa ada pasien yang bernama Alana Reynatha Carlos disini?" tanya Keyla dengan volume yang kecil. Sungguh, ia tak sanggup lagi berbicara.

Karyawan resepsionis itu menatap sendu pada Keyla. "Tunggu dulu ya Dek. Saya cek dulu." Keyla mengangguk atas lontaran karyawan itu.

"Hm, ada Dek. Sekarang lagi di UGD," ucap resepsionis. Keyla mengucapkan terimakasih lalu ia kembali berlari. Jangan tanya bagaimana keadaan kakinya. Sangat pegal dan rasanya ingin remuk saja.

Langkah kaki Keyla terhenti pada sebuah lorong yang diujungnya terdapat ruang UGD. Kakinya terasa kaku kala matanya menangkap Kevan, Alena, dan Luccy disana. Untuk sesaat Keyla ragu, apakah ia akan dicaci lagi oleh Alena?

Perlahan Keyla mengangguk yakin. Keyla kembali berlari kecil hingga ia benar-benar telah sampai di depan ruang UGD. Kehadiran Keyla berhasil mengambil atensi ketiga orang disana.

Berbagai tatapan berbeda terlontar pada Keyla. Kevan menatap datar ke arah Keyla, Alena menatap amarah pada Keyla, dan Luccy menatap kemenangan ke arah Keyla.

Nyali Keyla menciut saat tatapannya bertabrakan dengan Alena. Ia menunduk mencoba menahan rasa sakit di dalam hati.

"Kenapa?" Itu suara Kevan. Keyla yang merasa pertanyaan itu ditujukan padanya dengan perlahan mendongakkan kepala.

Keyla menjawab dengan takut-takut. "Gi-gimana keadaan Ana?"

Kevan tidak menjawab dan hanya memalingkan wajahnya saja. Keyla yang mendapatkan respon itu seketika mati kutu. Itu sungguhan Kevan? Benarkah? Padahal cuma cowok itu harapan satu-satunya Keyla.

Tiba-tiba terdengar suara tangisan dari Luccy. "Aku gak percaya kamu kayak gini Key. Aku udah nawarin diri buat ambil makanan Ana, tapi kamu bentak aku terus! Sumpah, aku curiga banget karena kamu segitunya sama aku. Ternyata gini ya Key semuanya, kedok kamu yang polos itu kebongkar. Aku gak habis pikir! Bisa-bisanya kamu buat Ana kayak gini!" pekik Luccy, ia terisak kencang.

Kevan menoleh pada Luccy karena ia cukup tidak terima Keyla disebut demikian. "Maksud lo?"

Luccy menatap penuh kesedihan pada Kevan. "Iya, yang ambil makanan sama nyuapin Ana itu Keyla. Aku udah nawarin diri buat ngelakuin itu, tapi dia malah bentak aku," jawab Luccy membuat Keyla menatapnya tak percaya.

"Kak Luccy ngomong apa?" tanya Keyla, ia memegang kedua pundak Luccy dengan tatapan meminta penjelasan.

Luccy mencoba melepaskan tangan Keyla dari pundaknya. "Sakit Key, lepas! Kamu kenapa kasar terus sih sama aku?!" ujar Luccy, ia berbohong.

Lidah Keyla kelu lalu ia menarik tangannya. Rasanya ia tidak habis pikir, mengapa Luccy memutar balikkan fakta yang ada? Bahkan Alena sekarang tiba-tiba menangis histeris. Serba salah!

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang