Keyla telah sampai di depan rumah sederhana yang didominasi warna krim serta taman indah dan rapi di depannya.
"Bunda pasti belom pulang," gumam Keyla kemudian mencari kunci rumah di dalam tasnya.
Setelah ketemu, ia langsung membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.
Keyla segera mengganti seragamnya dengan hoodie warna hijau lumut dan celana pendek dibawah lutut serta rambut dicepol satu tinggi hingga menampakkan lehernya yang mulus dan jenjang.
"Pengen bikin kue, tapi kue apa ya?" tanya Keyla sambil memegang dagunya nampak sedang berfikir.
"Hmm, brownis coklat kesukaan Bunda aja deh," jawabnya kemudian menggunakan sendal hendak pergi ke minimarket di dekat rumahnya.
Sepanjang perjalanan, banyak yang melihat Keyla dengan tatapan memuja, baik itu dilontarkan oleh anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, ataupun remaja yang berlalu lalang. Keyla hanya membalasnya dengan senyum hangat dan ramah.
Di kompleks rumahnya, Keyla dikenal sebagai sosok yang sopan lagi santun. Tak heran jika banyak ibu-ibu yang menginginkannya menjadi menantu dari anak lelaki mereka.
Tak berselang waktu lama, sampailah ia di depan minimarket. Keyla segera masuk dan membeli bahan-bahan membuat kue brownies coklat kesukaan bundanya.
Setelah menyelesaikan urusannya di minimarket, ia memutuskan untuk berjalan di taman dekat kompleks.
"Hiks hiks! Mama! Mama dimana?!" Isak tangis seorang gadis kecil terdengar sangat menyayat hati.
Keyla menoleh ke kanan ke kiri hendak mencari sumber suara berada. Hingga ditemukanlah seorang gadis kecil berumur sekitar 9 tahun sedang menangis sambil duduk di bangku taman.
"Hai adik kecil, kamu kenapa?" tanya Keyla, ia berjongkok dan mengelus lembut rambut gadis kecil tersebut.
"Ak—aku hilang, Kakak hiks!" jawabnya masih dengan menangis. Tangan Keyla terangkat untuk menghapus air mata gadis kecil itu.
"Nama kamu siapa cantik? Hm?" tanya Keyla sembari tersenyum manis.
"Nama aku Ana, Kak. Nama Kakak siapa?" tanya Ana, tiba-tiba ia berhenti menangis.
"Nama Kakak, Keyla. Hm, Ana mau es krim gak? Biar Kak Key beliin. Habis itu kita cari mama kamu sama-sama ya," bujuk Keyla membuat Ana senang bukan main.
"Makasih Kak Keyla," ujar Ana.
"Yok kita beli es krim," ajak Keyla kemudian ia menggandeng tangan Ana menuju penjual es krim.
"Pak, es krimnya dua ya. Satu rasa stroberi dan, Ana mau rasa apa?" Keyla menundukkan kepalanya untuk menatap Ana.
"Rasa vanilla Kak!" jawab Ana antusias. Sungguh menggemaskan anak ini.
"Stroberi sama vanilla ya Pak," ucap Keyla ramah.
"Tunggu bentar ya," balas penjual es krim sambil tersenyum.
Selagi menunggu, Keyla dan Ana saling mengobrol ringan, seputaran tentang penyebab Ana bisa terpisah dari mamanya.
"Nih dek," ucap bapak itu sambil menyerahkan dua es krim.
"Berapa Pak?" tanya Keyla.
"20.000 aja," jawab bapak itu.
Keyla pun memberikan uang pas dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak penjual es krim.
"Ana suka?" tanya Keyla, ia melihat Ana yang tampak senang menyantap es krim rasa vanilla miliknya.
"Suka banget Kak! Makasih ya Kak Keyla," ucap Ana sembari menunjukkan deretan gigi putihnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEYLASYA STORY
أدب المراهقينHanyalah kisah dari seorang gadis cantik nan lugu bernama Keylasya Arsyla Reine. Sang pemeran utama adalah anak dari seorang wanita sederhana berjubah malaikat tak bersayap. Keyla sendiri memiliki hati bak kapas selembut sutra sehingga mudah sekal...