27

41K 2.2K 76
                                    

Kring! Kring! Kring!

"Baik anak-anak, kalian boleh istirahat sekarang. Sampai jumpa di kelas saya minggu depan", ucap Sela sang guru bahasa inggris.

"Terima kasih bu", balas semua anak 10 IPA 1 serentak.

Setelah Sela keluar, Nial bergegas menghampiri meja Keyla dan Shilla.

"Ngantin yok", ajak Nial.

"Skuy!", tanggap Shilla sedangkan Keyla masih diam tak bergeming.

"Engh gimana ya", ucap Keyla sembari menggaruk tengkuknya tak gatal.

Nial mengangkat sebelah alisnya penasaran. "Kenapa?"

"Keyla mau ke perpus aja deh", jawab Keyla.

Shilla menggelengkan kepalanya cepat. "Gak! Ini tuh udah jam istirahat ke dua, Key! Istirahat pertama tadi lo belum makan apa pun! Gue gak mau lo sakit!"

Keyla manggut-manggut mengerti. Entahlah, nafsu makannya kini agak berkurang semenjak ia mengetahui bahwa bundanya menderita kanker darah tiga hari yang lalu. Dan selama tiga hari ini, Keyla selalu mendapat cibiran pedas dari para sahabatnya. Ah ralat! Mantan sahabatnya.

"Yaudah ayok" Keyla menyetujui ajakan Nial.

Mereka berjalan menuju kantin dengan kedua tangan Nial yang merangkul pundak Keyla maupun Shilla. Mereka bertiga berjalan seraya bercanda ria. Lelucon aneh Nial memang terkadang sangat ampuh mengembalikan tawa Keyla. Shilla tersenyum tipis karena berhasil membuat Keyla melupakan sedikit bebannya.

Saat mereka telah sampai di kantin, ketiganya bergegas duduk di meja pojok bersebelahan dengan meja yang dihuni sebagian besar anak-anak 10 IPA 1.

"Pengen pesen apa?", tanya Shilla.

"Keyla mau soto betawi sama es teh", jawab Keyla.

Nial mengelus dagunya seperti sedang berpikir. "Gue soto banjar. Minumannya es tebu tapi gak usah manis", tanggap Nial.

Shilla menjitak kepala Nial dengan keras. "Yang namanya es tebu itu pasti manis jir! Lo jangan minta yang aneh-aneh dong Al!", dengus Shilla dengan wajah nyalangnya.

Nial menyengir, memamerkan deretan gigi putihnya. "Tapi seriusan deh, gue pengen es tebu tapi gak manis. Cicipi hal yang baru itu bagus lho", kata Nial dengan watadosnya.

"Tapi yang mesen itu gue, Al! Yakali gue bilang mau pesen es tebu tapi jangan manis entar gue diketawain satu kampung jir! Dan lo disini hanya diam duduk manis terima beres", ucap Shilla.

"Udah, pokoknya es tebu gak manis satu", balas Nial.

Keyla yang jengkel dengan perdebatan kecil mereka akhirnya turun tangan. "Udah udah, pesan aja Shill. Pesen es tebu pake garem banyak-banyak"

Seketika mata Nial melotot mendengarnya. "Eh eh, es tebu biasa aja deh. Iya yang biasa eheheh", cengir Nial dengan senyum kikuknya. Bisa jadi, ia terlalu takut mencoba hal baru semacam itu. Apa kata dunia kalau dia minum es tebu pakai garam? Bisa-bisa darah tinggi dia.

Shilla mengangguk saja tak mau menanggapi keinginan Nial yang terkadang sangat absurd itu. Setelah Shilla pergi, Nial mencoba membuka topik pembicaraan, namun dengan cepat didahului Keyla.

"Kapan sih kita baik kan?", tanya Keyla menatap sendu segerombolan anak 10 IPA 1 yang sedang bersenda gurau.

Nial menatap nanar Keyla lalu mengelus puncak kepalanya. "Udahlah. Gak penting juga baik kan sama mereka. Lebih baik lo fokus sama kerjaan lo aja", saran Nial.

Ya, Nial sudah tahu bahwa Keyla sekarang diizinkan bekerja menjadi model. Keyla sendiri akan bekerja menjadi model mulai hari ini seusai pulang sekolah.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang