33

46.4K 2.2K 183
                                    

Sudah satu minggu setelah insiden penculikan Keyla. Sekarang, gadis itu kembali masuk ke sekolah dengan tatapan penuh kebahagiaan. Bagaimana tidak, selama satu minggu ini dia sedang tahap pemulihan lukanya. Hey! Padahal itu hanya luka kecil, tapi Adel yang mengetahui hal itu segera menangani Keyla secepatnya.

"Plis deh, Key! Otak lo makin lama makin gesrek", ucap Tiar malas setiap melihat Keyla tak henti-hentinya tersenyum.

"Iya dah! Kalo masih sakit mending istirahat di rumah aja Key", timpal Zanta seraya terkekeh.

Keyla tak menanggapi ucapan para sahabatnya lalu memilih berjalan paling depan seolah memimpin sekelompok orang itu untuk menuju kantin.

"La la la la!" Bahkan Keyla tak segan-segan untuk bersenandung sembari melompat kecil di samping lapangan basket outdoor ini.

"Hai Juminten! Monggo, Kekey berikan jalan", sapa Keyla pada seorang gadis cupu setelah membaca nametagnya.

"Hai Enoy!" Keyla kembali menyapa seorang gadis yang sebenarnya bernama lengkap 'Aghniya Ramadhani' itu dengan senyum polosnya. Hey! Enoy itu kata yang ia dapatkan darimana? Huft, ada-ada saja Keyla ini.

BUGH!

"Aww!" Meylin meringis kesakitan saat bola basket meluncur mulus tepat di atas kepalanya. Meylin hampir jatuh namun masih sempat ditahan Milia dan Aron.

Mario lantas mengedarkan pandangannya untuk mencari sang pelaku. Ia berjalan dengan tegas lalu menarik kerah seragam siswa yang menjadi tersangka utamanya.

"Pasti lo kan?! Jawab!", gertak Mario penuh amarah.

Siswa itu tersenyum tipis. "Kenalin, gue Sandi Abraham kelas 11 IPS 3. Seperti yang lo bilang, yup! Gue yang ngelempar dia."

Mario mengetatkan rahangnya dan hendak melayangkan satu pukulan. Namun, Steve menahan kepalan tangan Mario dan memisahkan kedua pemuda itu agar tidak terjadi perkelahian.

"Udah Yo! Jangan diladenin! Meylin gak kenapa-napa kok", ucap Steve bermaksud memadamkan api kemarahan Mario.

"Gak kenapa-napa? Liat! Meylin tadi hampir aja pingsan gara-gara dia, dan gue harus diem aja disini? Oh gak bisa!", cetus Mario tak terbantahkan.

"Kita juga marah! Tapi lo harus tenang dulu!", seru Galih akhirnya membuat Mario mengerti.

Keyla yang menyaksikan semuanya tanpa ragu mendekati pemuda bernama Sandi itu dengan raut tenangnya.

"Kamu kenapa lemparin Meylin? Gila kamu?" Keyla melipatkan kedua tangan di depan dadanya.

"Gue memang gila" Sandi tertawa sumbang.

"Gila karena lo!" Keyla membelalakan matanya saat Sandi memegang kedua pundaknya.

"Maksud kamu?", tanya Keyla.

"Hahaha, jangan sok polos!", sarkas Sandi.

Keyla menautkan kedua alisnya memang benar-benar tidak mengerti.

"Gue udah nembak lo dua kali, tapi lo nolak gue terus", ucap Sandi terdengar sangat putus asa.

Oh, sekarang Keyla ingat. Cowok ini pernah menyatakan perasaan padanya di belakang sekolah. Ah tapi, jangan salahkan Keyla ya kalau dia tidak ingat. Bagaimana tidak, dalam sehari ia bisa saja ditembak oleh lima pria asing. Huft, sangat menyebalkan.

"Terus?", tanya Keyla dengan tatapan menghunusnya.

"Jujur aja, sebenarnya tadi gue mau lemparin ke elo, tapi yang kena malah temen lo", ucap Sandi dengan wajah tak bersalah.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang