31

45.4K 2.1K 128
                                    

Byur!

"Eh wuanjer!", pekik Shilla keras saat jus mangga dengan sengaja ditumpahkan seseorang di atas sepatunya.

Dian menggebrak keras meja lalu melayangkan tatapan tajamnya pada Bianca beserta para anteknya, sebagai dalang dari semua ini.

"Maksud lo apa?!", bentak Dian seraya menarik kerah seragam Bianca. Buru-buru Galih dan Arkan memisahkan keduanya agar tidak terjadi perkelahian.

Bukannya merasa bersalah, Bianca justru terkekeh. Hey, cewek ini gila atau bagaimana?

"Kok kalian baikan lagi sih? Padahal gue seneng banget lho liat Keyla gak punya temen ahaha", balas Bianca sembari memainkan kuku tangannya. Oh oke, cewek ini memang gila.

"Eh jelek, mau kita temenan sama siapa ya seterah kita lah. Asalkan kita jangan pernah temenan sama lo. Udah itu aja", sahut Meylin. Ia tersenyum miring menandakan bahwa adu bacot dimulai.

Rahang Bianca mengeras, ia tak suka bila disahuti seperti itu.

"Lo kira muka lo cantik apa?! Gak ya, ngaca dong ngaca", ujar Bianca seraya tertawa setan.

"Oh ya jelas dong muka gue cantik. Kalo dibandingin sama lo itu satu banding lima puluh. Gue satu dan lo lima puluh. Level kita jauh banget kan ehe", papar Meylin.

"Bang—" Bianca hendak mengumpat tetapi Shilla dengan cepat menyelanya.

"Udah oy! Ini yang kena jus siapa, yang adu bacot siapa. Gue juga pengen ikutan kalik", kata Shilla sembari memanyunkan bibirnya menandakan ia ngambek karena tidak diajak adu bacot.

"Ikut aja kali Shill", kekeh Aron.

Shilla menganggukkan kepalanya mantap. "Woy kutu kudanil!", panggil Shilla yang ia tujukan pada Bianca.

"Eh kutu kudanil? Kayaknya itu terlalu bagus deh buat dia. Hm, apa ya?", gumam Shilla namun masih bisa terdengar jelas. Sontak saja semua yang mendengarnya tersenyum geli, kecuali Keyla tentunya. Ia malah tersenyum miris melihat kekonyolan Shilla.

"Woy daki miper! Maksud lo apa nyiram jus ke sepatu gue?!", geram Shilla.

Bianca berdecih lalu mengibaskan rambutnya angkuh. "Lo memang pantes digituin. Gue ini high quality dan lo cuma upik abu. Lagi pula, gue Queen Bi di sekolah ini! Gue princess disini! Gue primadona cassanova disini! Gue—"

"Alah bacot", potong Tiar.

"Alah mimpi", sahut Dira.

"Alah ngibul", sambung Mutia.

Gladys sebagai salah satu antek-anteknya Bianca mengerang marah. "Diem lo bitch! Bianca memang penguasa disini! Keluarganya itu keluarga terkaya nomer sepuluh di Jakarta. Dia juga model terkenal!", ucap Galdys membuat Bianca sungguh tersanjung. Tak henti-hentinya gadis itu mengibaskan rambutnya penuh kebanggaan.

"Eh tapi Dys, Bianca kan bukan model", sahut Theresa selaku antek-antek Bianca yang terkenal bolot.

Gladys melotot ke arah Theresa. "Ssshtt, diem bego! Ikut-ikut aja napa" Theresa memberikan hormat patuhnya pada Galdys juga Bianca yang wajahnya sekarang sudah memerah.

"Iya! Lo sih! Gara-gara lo, Bianca gak kepilih jadi model di YB!", lanjut Theresa tak bersalah seraya menunjuk-nunjuk wajah Keyla.

"Oh, jadi itu alasannya kenapa lo cari masalah sama kita? Karena lo gak kepilih jadi model gitu? Eh jelek, boro-boro high quality, muka lo aja masih dibawah standar. Tinggi lo gak semampai kayak Keyla. Badan lo juga dikatakan berlemak. Gigi lo pake behel, gak konsisten dong. Dan lo masih ngotot kepengen jadi model? Gak punya kaca lo? Mulung gih", ucap Milia begitu menyesakkan hati Bianca.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang