10

70.5K 3K 337
                                    

"Eh, kalian adkel yang katanya sok pinter itu kan?" Seorang cewek yang diyakini senior berjalan dengan angkuh menuju meja mereka. Nama Bianca Violita Clen seketika terpampang jelas di nametag seragamnya.

"Sok cantik lagi!" sahut temannya dengan nama Gladys Diska.

"Bener banget! Ew," timpal cewek satunya lagi ber-nametag Siska Theresa.

"Etdah, mereka ngebangunin macan betina," bisik Keyla di telinga Mario. Sedangkan yang dibisikki hanya terkekeh pelan dan mengangguk setuju.

Benar saja, Shilla tampak hendak membuka pembicaraan dengan wajah datarnya.

"Maksud lo apa? Dateng-dateng gak jelas kayak jelangkung terus tiba-tiba hina orang seenaknya!" sarkas Shilla.

"Mereka gak ada kerjaan kali Shill! Kan hidup mereka itu MEMBOSANKAN sampai-sampai kerjanya cuma mempermalukan diri mereka sendiri. Para manusia cabe ini memang kelewat gabut!" cibir Mutia, ia bahkan menekan setiap kata yang ia ucapkan.

"Mereka tuh ya, gak tau apa-apa tentang kita udah main nyosor aja! Nih ya Kak, sok cakep boleh, sok tau jangan. Gedek banget gue sama orang kayak gini," sindir Meylin dengan sarkastik.

"Lagian tadi kalian bilang sok? Tolong ya kakak kelas terhormat, kata sok itu segera dihilangkan, karena yang kalian bilang itu benar apa adanya tanpa ada embel-embel SOK!" sambung Dian sambil menekan kata diakhir kalimatnya.

"Lo bilang kita sok cantik? Tolong ya lo liat sama mata katarak lo itu, kita ini cantik secara alami, tanpa ada polesan make up kayak wajah lo yang mirip boneka santet itu!" sahut Parsya angkat bicara.

"Lagian lo tadi bilang kita sok pinter? Malah kita ini kelewat pinter, Kak! Maaf aja nih bukan mau sombong, tapi kalo kalian ngajak war kayak gini, ayo aja! Biar kami semua tampar kalian dengan prestasi." Itu suara Tiar. Auranya mengintimidasinya begitu mendominasi di dalam kantin.


Bianca mengepalkan giginya karena sudah sangat dipojokkan.

"Jadi orang pinter aja bangga! Mau kalian sepinter Albert Einstein juga gue gak peduli. Lagian kalian pasti masih ngemis-ngemis sama ortu, kan haha," Bianca tertawa meledek setelahnya.

"Eh apa lo bilang? Tentu kita jadi pinter itu bangga! Bukan kayak lo ya, cuma jadi orang bodoh aja belagunya selangit! Dan apa tadi lo bilang? Kita? Ngemis-ngemis sama ortu? Terus apa kabar sama diri lo yang tiap hari mohon-mohon sama ortu lo buat beli peralatan make up supaya bisa tampil cantik kayak wanita malam kurang belaian?!" Sepertinya emosi Milia semakin terpancing saja.

Seketika mereka semua terdiam. Sementara itu seluruh anak-anak kelas 10 IPA 1 hanya menunjukkan senyum kemenangan.

"Bisa jawab gak lo?!" hardik Dira.

"Udah Dir, jang—" ujar Keyla tetapi terpotong oleh ucapan Siska.

"Apa lo! Mau belain kita?! Jangan sok alim deh lo!" sarkas Siska dan hendak menampar pipi Keyla tetapi dengan cepat ditahan Mario.

Bukan hanya Mario, semua anak cowok 10 IPA 1 langsung berdiri saat melihat Keyla yang hendak ditampar, diikuti dengan anak-anak ceweknya. Mereka menatap Siska dengan tatapan membunuh.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang