Kring! Kring!
Suara surga dunia yang dinantikan siswa-siswi akhirnya mengalun indah di masing-masing panca indera.
Setelah Mesha, guru matematika 10 IPA 1 dijam terakhir telah keluar, Keyla dengan segera membereskan semua barangnya yang berhamburan di atas meja lalu memasukkannya ke dalam tas.
Setelah selesai, ia sontak menyampirkan tas itu di bahu kanannya. "Keyla duluan ya, takut Kak Jhonny nya nambah sinis sama Keyla ehehe", pamit Keyla pada teman sekelasnya.
"Hati-hati ya Key, kalo ada apa-apa hubungin kita di grup chat", sahut Shilla.
"Kalo dia macem-macem, tendang aja selangkangannya", sambung Dira dengan smirknya. Keyla mengangguk saja tanda mengerti, aslinya mah tidak.
"Iya, assalamualaikum" Keyla mengucapkan salam tanpa menunggu balasan dan langsung keluar dari kelas menuju laboratorium komputer.
Keyla berlari bak orang kesetanan. Jujur saja, sebenarnya dia takut jika harus berbicara langsung secara empat mata dengan Jhonny. Tapi apa dayalah, ia hanya mau meluruskan permasalahan ini.
Setelah berlari dengan begitu kencang, akhirnya Keyla telah sampai di depan laboratorium komputer yang sudah sepi. Tak ada satu pun orang yang berlalu lalang disana. Ah, sepi sekali. Keyla saja dibuat merinding.
Tanpa mau menghabiskan waktu lagi, Keyla menuju laboratorium untuk mencari keberadaan orang yang ingin ditemuinya.
"Kak Jhonny mana ya?", gumamnya yang sudah takut dengan suasana sepi sekolah ini.
"Masa Kak Jhonny lupa? Duh Keyla kok merinding?", tanya Keyla sembari mengusap tengkuknya yang meremang.
"Hm", deham Jhonny yang sudah datang dan sempat mendengar gumaman Keyla tadi.
Keyla berbalik menatap sang empunya suara. Tiba-tiba saja keringat dingin meluncur di kening cantiknya. "Engh, halo kak", sapa Keyla kikuk.
"Gak usah basa-basi", balas Jhonny.
"Hm, Kak Jhonny marah ya sama Keyla?", tanya Keyla baik-baik.
Jhonny memutar kedua bola matanya malas. "Kalo iya kenapa?" Alih-alih menjawab, Jhonny malah bertanya balik.
"Karena apa kak?" Suara Keyla mulai mengecil, nyalinya yang sudah susah payah ia kumpulkan tadi seketika menyusut bagai lumbung padi.
"Gosip", jawab Jhonny, Keyla mengernyit bingung tak mengerti. "Gosip lo mempermainkan gue", lanjutnya membuat Keyla akhirnya mengerti.
"Kak Jhonny percaya?" Keyla terus mengajukan pertanyaan yang mungkin membuat Jhonny muak. Ah, lupakan. Keyla hanya ingin menyelesaikan masalahnya secepat mungkin.
"Ya iya lah! Secarakan lo sering nempel-nempel sama cowok dan gue paling gak suka kalo ada orang yang ngomongin gue di belakang", ujar Jhonny kemudian memajukan langkahnya mendekati Keyla, sedangkan Keyla refleks memundurkan langkahnya takut.
Dug!
Dewi Fortuna tak memihak Keyla kali ini. Punggung Keyla menabrak dinding. Sedangkan kedua tangan kekar Jhonny bertumpu di kedua sisi dinding, dengan tujuan mengurung tubuh Keyla.
Keyla pasrah, tak gunanya juga ia mengelak. "Key-Keyla gak pernah mainin cowok!", berontaknya terbata-bata.
Jhonny tersenyum sinis, dipandangnya manik mata Keyla lekat. "Lo gak bisa berbohong dari gue! Awalnya gue sreg-sreg aja sama lo karena gue kira lo polos. Eh tapi nyatanya tingkah gak jauh beda sama jalang!", bentak Jhonny dengan nada mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYLASYA STORY
Teen FictionHanyalah kisah dari seorang gadis cantik nan lugu bernama Keylasya Arsyla Reine. Sang pemeran utama adalah anak dari seorang wanita sederhana berjubah malaikat tak bersayap. Keyla sendiri memiliki hati bak kapas selembut sutra sehingga mudah sekal...