51

46.5K 2.3K 327
                                    

Semuanya sedang berbaris di lapangan upacara sekarang. Jangan tanya ada apa, tentu hari ini adalah pembagian rapor di SMA Garuda Indonesia. Dan saat ini, akan segera diumumkan juara umun dari setiap angkatan.

Shilla berdecak sebal melihat seorang guru yang akan membacakan daftar nama juara umum disana. Ia mengetuk kaki kirinya berulang kali sembari mengunyah permen karetnya yang sudah memutih.

Dengan santai, Shilla membuang permen karet tadi lalu menguburnya dengan pasir.

Tiar yang melihat kegiatan itu lantas bergidik geli. "Idih! Jorok banget lo Shill! Image lo yang bak model kemaren kemana aja asaw!" hardik Tiar, ia bergeser sedikit untuk menghindari tatapan tajam Shilla yang menghunus kepalanya.

Tiar yang merasa risih dengan tatapan itu dengan asal menggeplak bahu Shilla cukup kuat. "Itu mata biasa aja anjeng! Kayak lesbi lo jir!" hardiknya sekali lagi.

Shilla meringis merasakan perih di bahunya. Lalu dengan gerakan santai ia membuka bungkusan permen karet dari saku rok lalu mengunyah isinya.

"Lo kira ini bahu gue samsak tinju lo heh?! Asal nabok aja!" balas Shilla, ia kembali menatap Tiar dengan nyalang.

"Sial lo Shill! Mata lo penuh nafsu, gue normal tai! Lagian biar tomboy gini gue masih suka cowok imut," ucap Tiar, Steve tergelak di sebelahnya.

"Cowok imut yang gak mau sama lo, Yar! Liat muka lo aja langsung kicep," sahut Steve.

Tiar yang hendak memukul bahu Steve menjadi urung karena mendengar suara interupsi dari Teko di depan barisan mereka.

"Hey! Kenapa ribut-ribut itu?!" tanyanya sewot.

Milia memutar kedua bola matanya malas. "Shilla abis buang hajat Pak!" teriak Milia membuat semua perhatian tertuju padanya.

BOOM!

Wajah Shilla sudah merah padam. Dengan tak santai ia segera menginjak kaki Milia yang kebetulan berada di belakangnya. "Asal ngomong lo anjeng!" balas Shilla ikut teriak.

Teko geleng-geleng kepala. "Shilla! Jangan toxic kamu ya! Bapak gak suka!"

"Siapa yang suruh Bapak suka sama saya? Saya juga milih kali Pak!" pekik Shilla tak suka. Mendengar itu, semua siswa terbahak keras.

Seketika terdengar suara menggelegar dari balik mikrofon. Sang pelaku ternyata adalah Miss Okai yang merupakan guru bahasa Indonesia.

"Hey! Diam, acara mau dimulai sebentar lagi. Kalian tidak malu sama orang tua kalian?" Okai melirik sedikit tidak enak pada orangtua siswa yang sedang duduk di kursi menghadap lapangan upacara.

Shilla berdecak. "Bu! Buruan dong! Nanti saya ketinggalan pesawat!" teriak Shilla. Mendengar itu, Gita menoleh dan menatap tajam putrinya.

Okai menghela nafas. Mengapa justru Shilla yang marah? Heh sudahlah, lupakan.

"Baiklah, saya akan mulai dari kelas 10 angkatan ke-8," ucap Okai berwibawa. Memang ya, pesona guru bahasa Indonesia tidak boleh dianggap remeh.

"Bismillahirrahmanirrahim, juara umum ketiga, jatuh pada putri kita, Elisa Ralena Alfonso dari kelas IPS-1, dengan nilai rata-rata 93,32!" seru Okai disambut tepuk tangan meriah dari para siswa dan orangtua.

Meylin mendecak pelan. "Boleh juga tuh Elisa! Gue kira yang bakal dapet juara ketiga itu gue," celutuk Meylin dengan wajah yang disedih-sedihkan.

"Yeuuu ngarep banget lo dasar cicak!" balas Mutia dan dihadiahi pelototan tak terima dari Meylin.

Okai tersenyum memamerkan lesung pipinya yang cukup dalam. "Juara umum kedua jatuh pada Steve Yumna Anderson dari kelas IPA-1, dengan nilai rata-rata 95,78!"

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang