58

45.5K 2.3K 276
                                    

Langit menyendu dari balik besarnya jendela di kamar itu. Namun tidak ada satu pun tanda jika hujan akan turun. Padahal angin sudah bergemuruh saat subuh menjemput.

Gadis itu menatap sisi jendela dengan lemas. Tangannya sibuk menyisir rambut sepunggungnya yang masih sedikit basah. Ia mendesah berat. Suasana hatinya sedang tidak baik saat ini.

Sang gadis kembali menatap pantulan dirinya di depan cermin. Kondisinya sudah jauh lebih baik daripada tiga hari sebelumnya. Hanya saja ia harus membiasakan diri dengan penampilan yang baru. Perlahan ia tersenyum, sangat tipis.

"Rambut segini ternyata gak jelek juga. Aku keliatan lebih fresh," gumamnya bersyukur. Bersyukur karena pada saat itu Bianca tidak mencukur habis rambutnya.

Ceklek!

"Keyla, ayo sarapan." Tanpa menoleh pun, gadis itu sudah tahu siapa pemilik suara. Keyla tersenyum lebar menyambut kedatangan sang Abang, Adam.

Keyla meraih tas bermerk channel dari atas kasurnya lalu bergegas menghampiri Adam yang masih berdiri di ambang pintu. "Ayo, Bang!" tanggap Keyla mencoba riang.

Adam meraih tangan Keyla untuk ia gandeng. Mereka berdua turun melalui tangga dan menghampiri para Rheilando yang sedang menyantap sarapan pagi.

"Selamat pagi semua!" sapa Keyla lalu ia mulai mendudukkan dirinya di kursi yang biasa ia gunakan. Tepatnya di sebelah Adam.

"Pagi, Key!" balas mereka serentak.

Keyla tersenyum lebar, kemudian tangannya terangkat untuk mengambil satu potong roti tawar. Namun pergerakannya terhenti kala Adel menyerahkan roti miliknya pada Keyla.

"Makan itu, udah aku olesin pake selai stroberi." Mendengar kata stroberi membuat mood Keyla seketika naik. Ya, stroberi masih menjadi moodboosternya hingga saat ini. "Makasih, Kak!" tanggap Keyla antusias dan mulai melahap roti yang Adel berikan padanya.

"Hati-hati ya, Sayang. Jangan sampe sendirian di sekolah. Harus ditemenin Abang atau temen kamu," pesan Abiansyah sebagai antisipasi.

Keyla mengangguk patuh. Menjadi gadis penurut adalah pilihan terbaik untuk saat ini. Lagi pula, Keyla tidak mau mengkhawatirkan keluarganya lagi. Kejadian kemarin-kemarin sudah sukses membuatnya ketakutan setengah mati.

"Bodyguard juga akan terus jaga kamu dari jarak maksimal lima belas meter. Kamu tenang aja, mereka udah nyamar jadi siswa biasa," sahut Andrew. Keyla tersenyum kecil. Untuk yang satu ini, Keyla tidak merasa keberatan lagi. Ia sudah membiasakan diri hidup sebagai Rheilando yang selalu diawasi dan dijaga.

"Aduh, anak Mama cantik banget!" seru Almeta seraya mencubit pipi Keyla gemas. "Beneran?" tanya Keyla manyun.

Aretha yang berada di sebelah Andrew mengangguk menanggapi. "Gak salah aku undang penata rambut terbaik! Anak Mami jadi makin cantik!" seru Aretha sumringah. Melihat itu Keyla dibuat senang. Ia menatap satu per satu anggota keluarganya dengan hangat.

"Kenapa?" tanya Adam peka.

Keyla menoleh lalu ia menggeleng pelan. "Enggak kok, Keyla gak papa. Oh iya, berangkat yuk, Bang! Udah jam segini," Keyla mengetuk-ngetuk jam bermerk channel yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Adam mengangguk lalu ia berdiri terlebih dahulu untuk berpamitan dengan para Rheilando, demikian juga Keyla.

"Inget ya, kalo ada apa-apa langsung telpon!" pesan Annisa dan disambut hormat patuh oleh Keyla.

"Keyla sama Abang berangkat dulu ya, assalamualaikum!" Keyla melambaikan tangannya seraya berlari kecil. "Waalaikumsalam!"

Setelah keluar dari rumah, Keyla membiarkan Adam masuk seorang diri ke dalan garasi. Tak lama dari itu, Adam keluar dengan mengendarai motor besarnya.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang