62

55.9K 2.2K 243
                                    

"Keyla! Buka pintu! Gue mau masuk." Shilla terus menggedor-gedor pintu kamar Keyla berharap sang empunya berkenan membuka.

Namun nyatanya di dalam sana Keyla sama sekali tak memberi respon yang menyenangkan. Cewek itu hanya diam dan Shilla pastikan jika Keyla sudah menangis.

"Keylasyat, buka anjir! Pegel juga tangan gue lama-lama!" kesal Shilla luar biasa.

Masih diam, seakan tidak ada orang di dalam. Hal itu tentu membuat Shilla seketika panik.

"Key! Buka dong! Lo kenapa sih?" Shilla masih mencoba membuka knop pintu. Namun nihil, pintu dari kayu jati itu kuatnya bukan main.

"Keyla kenapa?" Suara itu, suara yang sangat Shilla hindari. Namun tak elak pula dia tetap menoleh sambil menunjukkan sedikit senyum canggungnya.

"Hm, Keyla masuk ke dalam kamar, Kak. Kayaknya nangis deh," ujar Shilla seadanya.

Tanpa membalas, Adam langsung berbalik dan masuk ke ruangan di sebelah kamar Keyla. Tak lama dari itu, Adam kembali dengan membawa sebuah kunci duplikat lalu meletakkan di lubang kunci.

Ceklek!

Pintu telah terbuka membuat Shilla bergegas masuk ke dalam kamar dan diikuti oleh Adam. Bisa keduanya lihat jika Keyla sekarang sedang meringkuk di dalam selimutnya seraya terisak kecil.

Shilla perlahan duduk di tepi ranjang lalu ia mencoba mencari letak kepala Keyla. "Kenapa?" tanya Shilla, kali ini sangat lembut dikarenakan doi lagi di depan dong.

Keyla yang masih enggan membuka selimut hanya menggeleng pelan sebagai tanggapan.

Melihat itu, Adam hanya menghela nafas lalu mendudukkan dirinya di tepi ranjang, persis di sebelah Shilla.

Tangan Adam terangkat mengelus sayang kepala adiknya yang masih dibungkusin selimut tebal. "Adeknya Abang kenapa?" tanya Adam dengan suara rendah.

"Keyla malu, Bang," cicit Keyla lalu terdengar sebuah isakan.

Lantas Adam langsung mengangkat tubuh Keyla perlahan lalu membuka selimutnya. Alangkah terkejutnya Adam dan Shilla sudah melihat kondisi berantakan Keyla.

Mata cewek itu sembab, hidungnya memerah, rambutnya acak-acakan, dan muka yang sudah pucat.

Adam meraih tangan dingin Keyla lalu ia meniupnya. "Kenapa Sayang?" tanya Adam.

Keyla menggeleng pelan dengan garis lengkung bibir ke bawah. "Kenapa gak ada yang bilang sama Keyla kalo keluarga Kak Kevan kesini?" tanya Keyla kecewa.

Adam tersenyum lalu ia menghapus air mata adiknya dengan lembut. Hal itu sebenarnya membuat Shilla gemas, rasanya ia ingin bungkus Adam terus bawa pulang. Tapi itu cuma halu, ia mana berani haha.

"Keyla tetep cantik kok. Ayo turun," ajak Adam namun Keyla langsung menggeleng cepat.

"Keyla jelek, Bang!" rengek Keyla.

"Cuci muka lo Key, habis itu gue benerin rambut lo," sahut Shilla. Keyla perlahan mengangguk ragu lalu ia berlari masuk ke dalam toilet untuk membasuh wajahnya.

Sementara itu Adam langsung menoleh pada Shilla yang sedang memalingkan pandangan ke arah lain.

"Makasih Shilla," ucap Adam dengan suara rendah. Ah, maskulin sekali tolong. Nada-nada suara orang ganteng memang beda!

Sontak Shilla terkejut dan langsung menatap Adam yang masih menatapnya. "Buat apa Kak?" bingung Shilla.

Adam tersenyum sedikit tapi sialannya terlihat sangat menawan. "Makasih aja," balas Adam. Shilla yang tak mau bertanya banyak hanya mengangguk pelan sebagai tanggapan.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang