54

46.9K 2.3K 398
                                    

Hari yang indah untuk memulai sekolah bagi Keyla. Sudah seminggu Keyla berada di tengah-tengah Rheilando, dan selama itu pula ia tidak sekolah karena memilih untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.

Jika ditanya seberapa dekat Keyla pada mereka, jawabannya adalah dekat sekali. Bahkan tadi malam, mereka sekeluarga camping di belakang rumah dan merayakan pesta BBQ.

Keyla sekarang sedang duduk bersama keluarganya di meja makan untuk melaksanakan sarapan pagi. Interaksi mereka dihiasi obrolan ringan, mulai dari topik mengenai perusahaan, pekerjaan, dan kebutuhan Keyla, seperti sekarang ini contohnya.

Almeta mengelus lengan Keyla dengan lembut. "Kalo mau jajan atau apapun itu, jangan lupa pake uang sama kartu di dalam dompet yang udah Mama kasih semalam ya, Sayang!" ucap Almeta.

Keyla tersenyum kikuk. Ia sebenarnya merasa berlebihan dengan semua ini. Bagaimana tidak, dompet yang diberikan Almeta cukup tebal, tak lupa dengan berbagai jenis kartu. Bahkan black card pun ada.

"Keyla mau berhenti kerja?"

Uhuk uhuk!

Keyla terbatuk karena mendengar perkataan yang diluncurkan Abiansyah. Dengan cepat Adam menyodorkan segelas air untuknya. Keyla merampas minuman dari Adam dan meneguknya dengan kasar. Sedangkan tangan Adam tampak sibuk memijit tengkuk kepala Keyla.

"Kamu gak papa?" tanya Adam khawatir.

Annisa mendecak karena mendengar nada suara lembut Adam pada Keyla. "Ck, giliran Keyla pake aku-kamu. Pas sama kakaknya pake lo-gue," ujar Annisa. Ia bukannya cemburu, tapi ia rasa sikap Adam kurang pantas pada orang yang lebih tua, terlebih ia dan Adel adalah kakaknya.

Adam menatap Annisa dengan datar. "Kakak juga pake lo-gue."

Skak!

Adel tertawa mendengarnya. Benar juga, bagaimana Adam mau bersikap sopan jika Adel dan Annisa saja tidak bersikap demikian.

"Bisa aja lo Dam, eh! Ekhm! Bisa aja kamu Dam!" Adel dengan cepat meralat kalimatnya.

Adam menatap Adel datar. "Aku gak ngapa-ngapain, Kak," balas Adam santai.

Tuhkan tuhkan!

Adam hanya akan bersikap sopan jika orang tersebut juga bersikap sopan padanya. Annisa menatap Adel dengan cengo.

Kini, giliran Annisa yang akan mencoba. "Ekhem! Adam, kamu harus biasain pake aku-kamu kalo lagi ngomong sama Kakak, oke?" ujar Annisa kalem.

Adam terdiam sebentar, hingga tak lama kemudian ia mengangguk mengiyakan saja. Abiansyah, Almeta, Andrew, dan Aretha tersenyum menyaksikan itu. Nyatanya, kehangatan keluarga mereka kembali sejak kedatangan Keyla.

Andrew berdeham ringan, meminta untuk mereka memperhatikannya. "Jadi gimana, Sayang? Kamu mau berhenti kerja aja?" tanya Andrew perhatian.

Keyla menggeleng cepat. "Gak usah Pa, Pi! Keyla mau tetap jadi model," Keyla melirik sebentar pada Adel, berharap bahwa kakak tertuanya itu bersedia membantu dirinya untuk berbicara.

Adel yang mengerti akan lirikan Keyla akhirnya angkat bicara. "Biarin Keyla, Pa, Pi. Adel jamin dia gak bakal kelelahan karena Adel sendiri yang akan atur jadwal dia," papar Adel.

"Beneran gak papa, Sayang?" tanya Aretha dan disambut anggukan cepat oleh Keyla.

Abiansyah tersenyum sembari menatap hangat putri bungsunya. "Yaudah, asalkan putri Papa senang," ujar Abiansyah membuat Keyla melebarkan senyumnya.

Almeta berdeham sejenak. "Pa, gimana proses perubahan nama Keyla?" tanyanya.

"Bentar lagi selesai kok, Ma," tanggap Abiansyah.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang