Epilog

95.8K 3.3K 599
                                    

Keyla menatap hamparan bintang di langit dengan pandangan kosong. Perlahan ia mendudukkan dirinya di ayunan seolah-olah sedang mengasingkan diri dari keramaian.

Ulang tahunnya malam ini memang sangat indah, tapi Keyla justru tidak bahagia. Entah mengapa, namun yang jelas semuanya karena Kevan. Cowok itu terlalu santai setelah apa yang ia lakukan. Setidaknya Kevan harus memberi penjelasan padanya bahwa semua itu hanya prank. Kan Keyla tidak perlu sampai berharap lalu patah hati seperti ini.

Perlahan Keyla menatap keramaian yang berada di belakangnya dengan tatapan datar.

Keluarganya sedang bercengkrama bersama keluarga Kevan dan Shilla. Para sahabatnya sedang mencoba berbagai hidangan yang disediakan. Sedangkan Kevan, Adam, Fino, dan Lucas juga masih asik mengobrol disana.

Tiba-tiba saja pandangan Keyla dan Kevan bertemu. Sontak saja Keyla berbalik dan kembali bermain ayunannya dengan jantung yang berkoar minta keluar.

"Coba dia bilang, haha semuanya cuma prank supaya lebih seru. Jadi kan, Keyla gak perlu kebawa hati kayak gini." Keyla menendang-nendang kerikil di dekatnya dengan kesal. Katakan ia ngarep, tapi memang itulah yang terjadi.

"Dia dengan santainya buat Keyla terbang, eh setelah itu dia seolah-olah lupa. Fakboi memang," Keyla mendengus sebal. Sementara itu kakinya sudah mencak-mencak sendiri di atas rumput.

"Pasti Kak Kevan diajarin sama Kak Fino! Keliatan jelas banget!" lanjutnya jadi gemas sendiri.

"Kenapa ngomong sendiri wey? Gila lo?" Itu suara Shilla. Cewek itu duduk di ayunan yang satunya lagi, di samping Keyla.

Keyla memandang Shilla tanpa minat. "Sotoy ih! Shilla kalo mau nambah hancurin mood Keyla lebih baik pergi deh!" Keyla langsung saja mengusir Shilla.

Sedangkan Shilla menutup mulutnya seolah sedang menahan tawa mengejeknya yang siap meledak. "Jadi, mood lo turun ya. Wah, padahal lagi ulang tahun. Seharusnya lo tuh seneng!" Shilla mendesis tatkala Keyla menatapnya tajam.

"Shilla gak ngerti ih!" Keyla dibuat semakin kesal tentu saja. Lantas ia memalingkan wajahnya dan memilih mengacuhkan Shilla di sebelahnya.

"Kak Kevan?" Spontan saja Shilla menyebut nama Kevan. Dan sepertinya dugaan Shilla benar. Buktinya raut Keyla seketika berubah setelah ia mengatakannya.

"Sok cakep boleh, sok tau jangan! Ini udah sok cakep, sok tau pula," Keyla masih mengelak. Yakali ia memberitahu yang sebenarnya. Bisa bahaya nanti.

Shilla tersenyum tipis, lalu ia menetralkan ekspresinya dan berusaha sok serius saat ini.

"Seharusnya lo seneng, Key," celetuk Shilla membuat atensi Keyla langsung tertuju ke arahnya.

"Maksudnya?" Jujur, Keyla tidak mengerti.

Shilla tertawa dengan ekspresi yang dibuat semiris mungkin. "Emak lo baik banget anjir. Dibandingin sama emak gue jauh banget ya Allah. Lama-lama gedek juga gue sama emak gue, kerjaannya ngerecokin gue mulu, heran," ujar Shilla mengeluarkan uneg-unegnya yang terdalam.

Wajah Keyla langsung berubah datar. Ia kira Shilla akan bicara apa.

"Dimana-mana, orang tua yang ngebandingin anaknya sama anak orang lain. Lah kamu, ngebandingin emak sendiri sama emak orang lain. Kamu melawan takdir, Shilla," ucap Keyla sebenarnya tidak minat dengan lawan bicaranya.

Shilla terkekeh menanggapi. Nyatanya ia hanya bercanda saja tadi. Pasalnya wajah Keyla terlihat murung, maka dari itu ia berusaha menghiburnya.

"Ya ya, lo tau banget emak gue kan? Kerjaannya malu-maluin gue mulu anjir," kesal Shilla masih tidak ada habis-habisan.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang