61

48.7K 2.2K 279
                                    

"Argh! Sakit Kak!" teriak Keyla saat Kevan tanpa sengaja menekan lukanya.

Kevan berusaha sabar dan tetap tersenyum. "Ayo kita obat dulu," ajak Kevan lembut, tapi Keyla membalasnya dengan gelengan kepala.

"Ih gak mau! Kalo kena betadine sama alkohol pasti sakit! Pokoknya gak mau!" jerit Keyla keras.

Singkatnya, di minggu sore ini, Keyla dan Kevan berjanjian pergi ke taman sekedar bermain sepeda, hitung-hitung olahraga. Keyla yang ceroboh tanpa sengaja menabrak batu kecil yang berakhir dirinya terjatuh dan mendapatkan luka kecil di lutut kanannya.

Sudah beberapa menit mereka duduk di trotoar khusus orang-orang jogging. Dan untuk kesekian kalinya Kevan mati-matian membujuk Keyla agar menepi untuk segera mengobati lukanya. Namun respon Keyla tetap sama, cewek itu menolak dengan keras.

"Key, jangan disini," bisik Kevan lembut. Ia berusaha membujuk Keyla sekali lagi.

Keyla merengek sambil menunjuk-nunjuk lukanya. "Tapi ini sakit. Bahkan dipinggir lukanya mulai biru," ujar Keyla, ia semakin histeris.

"Maaf Mas, pacarnya tolong dibawa ke pos dulu. Mbaknya cukup mengganggu aktivitas jogging masyarakat," ucap seorang satpol PP yang memang ditugaskan menjaga lingkup taman ini.

Kevan mengangguk tanpa ekspresi. Lalu ia membantu Keyla berdiri dan berjalan menuju pos terdekat. Soal sepeda, Kevan biarkan bersandar di bawah pohon disana.

"Sakit? Mau digendong?" tawar Kevan. Ia sangat tidak tega melihat raut kesakitan Keyla. Sudah cukup ia melihat apa yang kemarin-kemarin terjadi pada cewek itu.

Keyla menggeleng dengan garis bibir melengkung ke bawah. "Jangan, c-cuma luka kecil gini."

"Tapi nangis," balas Kevan dengan nada yang terdengar sangat menyebalkan di telinga Keyla.

Keyla merengut sebal dan tak berniat menanggapi ejekan Kevan. Hal itu berlangsung sampai mereka berdua telah sampai di pos keamanan taman.

"Pacarnya kenapa, Mas?" Seorang satpol PP menghampiri Keyla dan Kevan yang sudah duduk di bangku depan pos.

"Luka," singkat Kevan.

Satpol itu manggut-manggut lalu masuk ke dalam pos. Tak menunggu waktu lama, ia kembali dengan membawa kotak P3K yang memang disediakan jika ada masyarakat yang terluka di area taman.

"Silakan diobatin pacarnya, Mas. Saya permisi dulu," ujar satpol itu lalu melenggang pergi setelah Kevan mengucapkan terimakasih.

Kevan mulai mengambil kapas dan menuangkannya dengan sedikit alkohol. Saat hendak mengarahkannya pada luka Keyla, Keyla malah cepat-cepat mengelak.

"Harus diobatin, nanti infeksi," ujar Kevan tanpa intonasi sedikit pun. Sedangkan Keyla membalasnya dengan sebuah gelengan kecil.

Kevan menghela nafas pelan. Memang susah sekali membujuk Keyla.

"Kalo infeksi, berarti kumannya nyebar. Kalo nyebar, bisa-bisa kaki kamu diamputasi. Gue gak mau itu terjadi sama kamu. Siniin lagi kakinya." Kevan memaksakan senyumnya setelah mengatakan itu. Jujur saja, sebenarnya Kevan agak tidak suka menggunakan gaya bicara aku-kamu. Menurutnya terdengar sedikit menggelikan. Alhasil jadilah ia menggunakan gaya bicaranya sendiri, gue-kamu.

Sedangkan Keyla yang mendengar itu dibuat terkejut. Sepertinya jurus itu berhasil membuat Keyla patuh. Buktinya saja Keyla kembali memajukan kakinya pada Kevan.

Kevan tersenyum lalu dengan pelan-pelan ia mengangkat kaki Keyla ke atas pahanya.

"Tahan," ucap Kevan, Keyla hanya mengangguk takut. Keyla terlihat menutup mata saat Kevan sudah menempelkan kapas yang dilumuri alkohol itu pada lukanya. Mau tahu rasanya bagaimana? Sangat pedih, percayalah.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang