14

57.4K 2.6K 66
                                    

Kring! Kring! Kring!




Bel pulang sekolah berkumandang dengan lantangnya. Keyla refleks terduduk dengan kesadaran yang masih setengah.

Ia mulai mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas. Menelisik seluruh area kelas 10 IPA 1 seraya mengumpulkan energi. Sesekali menutup mulut sekedar menguap kemudian mengerjap, hal itu ia lakukan berkali-kali hingga kesadarannya berangsur penuh.

"Eh gila! Baru Keyla yang sadar." Keyla meringis, kalau sudah begini ia yang repot karena harus membangunkan anak kelas.

Tak ada pilihan lain, Keyla menarik nafas. Berdeham sebentar untuk menyesuaikan suaranya.

"Wey, bangun! Jangan tidur mati, plis. Sumpah, bangunin kalian tuh gak enak banget tau!" pekikan Keyla bahkan menggema, tapi anak kelas masih belum bangun. Sialannya lagi, mereka malah mencari posisi yang lebih nyaman untuk melanjutkan tidur.

Keyla menggelengkan kepala pelan, mulai beranjak lalu membangunkan mereka satu persatu.

"Dira, bangun! Udah pulang!"

"Ini juga! Bangun Al! Ih Nial! Oiiii!"

"Wey Anan! Bangun! Jangan tidur mati lagi ih!"

"Ayan! Cepet bangun ah!"

"Milea! Kamu jelek banget pas lagi tidur."

"Aron jelek! Bangun ihhh!"

"Shilla, iler kamu udah kayak aliran sungai Nil. Deres banget, ewh."

"Mario! Buru bangun!"

"Mey! Meylin! Lanjut tidur Meylin di rumah aja!"


Mereka sontak bangun dengan wajah tanpa beban. Ada yang menguap dengan lebar, ada yang masih setengah terpejam, ada yang menggosok-gosokkan mata, ada yang mengerjap-ngerjap, ada yang duduk sambil memejamkan matanya, dan lain-lain.

"Udah yuk! Back to home!" pekik Keyla semangat. Berusaha membuat mereka sadar sepenuhnya.

Mereka menganggukkan kepala patuh lalu mengambil tas masing-masing dan berjalan keluar kelas. Semuanya sama sekali tidak bicara, masih lemas karena baru saja bangun tidur.

"Jangan lemes dong! Lanjutin di rumah aja tidurnya," ucap Keyla lalu ia berjalan memundur menghadap mereka.

"Iya," balas Anan sambil mengucek-ucek matanya kemudian menguap tanpa jaim.

"Alarmnya bagus," celetuk Mutia santai. Mendengar itu Keyla dibuat sebal.

"Kita pulang dulu ya. Udah dijemput," kata Shilla saat netranya menangkap mobil porsche milik Annisa yang sudah terpajang rapi di parkiran.

Mereka mengacungkan kedua jempol tinggi-tinggi. "Tiati ya!" seru Tiar.

"Iya!" balas Keyla dan Shilla kemudian masuk ke dalam mobil.

Setelah duduk dengan tenang, kedua sejoli itu tak lupa menggunakan seatbelt. Menatap Annisa yang sedang fokus bermain ponsel sesekali tertawa sendiri. Nyeremin banget.

"Udah nunggu lama, Kak?" tanya Keyla, refleks Annisa menyimpan ponsel ke dalam tas kemudian melajukan mobil.

Keyla dan Shilla saling berpandangan, merasa curiga dengan sikap Annisa. Karena jarang sekali Annisa terlihat tertawa saat bermain ponsel, kondisi wajahnya saat bermain ponsel biasanya merengut terus.

"Barusan nih, Key," jawab Annisa tanpa menoleh. Fokusnya masih pada jalanan. Tak lupa bibirnya melengkung kecil, membuat Shilla yang sudah gemas lantas bertanya.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang