36

39.4K 2.2K 193
                                    

Keyla melambaikan tangannya pada Adam yang kini kian menjauh. Gadis itu tersenyum lebar mengingat hal manis yang diucapkan Adam.

Flashback on

"Lo," ucap Adam.

"Hah? Maksudnya? Kok Keyla?" tanya Keyla bertubi-tubi.

"Karena gue suka sama lo, Keylasya Arsyla Reine," ucap Adam.

Mata Keyla terbelalak kaget. "Kak Adam suka sama Keyla?"

"Yha, gue merasa lo mirip sama adek gue. Saat gue liat mata lo, gue langsung keinget Adiba. Makasih, Key, " ujar Adam seraya tersenyum dengan terpaksa.

Niatnya ingin menyatakan perasaannya pada Keyla. Namun saat melihat ekspresi Keyla tadi membuat semuanya menjadi urung.

Keyla yang mendengar penuturan Adam tanpa sadar memeluk lelaki itu dengan erat. "Keyla sayang Kak Adam! Andai Keyla punya Kakak, pasti Keyla seneng banget!" seru Keyla girang.

"Maka dari itu, kalo ada apa-apa jangan sungkan buat kasih tau gue ya, Key. Anggep aja gue Kakak lo," ucap Adam yang tanpa sadar menunjukkan senyum kecutnya.

Keyla yang polos hanya mengangguk dengan cepat membuat hati Adam merasa sangat sesak.

Dalam hati Adam berkata, "Kayaknya gak ada lagi kesempatan buat gue ya, Key?"

Flashback off

"Assalamualaikum Bunda," ucap Keyla seraya membuka pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam sayang!" balas Hannah yang sedang duduk di depan TV.

Keyla melangkah ke arah Hannah kemudian memeluk Bundanya dengan manja.

"Capek banget ya, hm?" tanya Hannah perhatian.

Keyla mengangguk sambil mengerucutkan bibirnya. "Iya! Di sekolah banyak banget tugasnya!"

Hannah tersenyum hangat mendengar celotehan anaknya. "Anak Bunda kan pinter, kalo segitu mah pasti gampang!" ucap Hannah sembari mengelus rambut Keyla yang tergerai.

"Gampang sih Bun, tapi kan belajar itu gak enak! Belajar itu bisa memperpendek usia!" sergah Keyla dengan wajah jengkelnya.

Lagi dan lagi Hannah hanya tersenyum ringan melihat tingkah Keyla yang masih kekanak-kanakan.

"Kok gitu? Emangnya cita-cita Keyla apa?" tanya Hannah.

Keyla melihat langit-langit rumah seakan sedang memikirkan sesuatu. "Keyla cuma mau bahagiain Bunda!"

Saat mendengar itu, hati Hannah merasa sesak luar biasa. Hannah tidak yakin ia bisa sembuh dari penyakit ganasnya ini. Hannah juga tidak percaya jikalau Tuhan memberikannya kesempatan hidup yang lebih panjang. Tapi entahlah, Hannah merasa umurnya tidak akan lama lagi. Astaga! Sekarang pikirannya berkecamuk.

"Keyla mau bahagiain Bunda?" tanya Hannah setelah menghilangkan pikiran buruknya.

Keyla yang mendengar itu hanya mengangguk saja. "Ya jelas dong! Bunda kan matahari Keyla!" seru Keyla.

"Keyla udah bahagiain Bunda, sayang! Kehadiran kamu di hidup Bunda udah lebih dari cukup," ucap Hannah.

Keyla hanya tersenyum haru seraya mengangguk saja.

Namun sedetik kemudian, Keyla tiba-tiba memicingkan matanya ke arah Hannah dengan tatapan penuh selidik. "Ngomong-ngomong Bunda udah minum obat belum sih? Bunda juga udah ikut kemo kan? Istirahat Bunda cukup enggak? Kalo enggak, hiatus dulu deh ngajarin anak-anak. Biar Keyla aja yang gantiin," ucap Keyla.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang