Kevan segera membawa Keyla dengan amat tergesa-gesa, takut bila sesuatu yang tidak diinginkan terjadi belakangan. Ia menuruni anak tangga satu persatu dengan hati-hati dan kembali berlari menelusuri koridor yang sepi.
Tanpa pikir panjang lagi, Kevan segera menendang pintu UKS dan membaringkan tubuh Keyla di atas tempat tidur serba putih itu. Adam yang melihatnya sedari tadi hanya bisa menggeleng pelan sambil memijit pelan pelipisnya.
"Udah gue bilang kan? Itu hukuman parah banget! Lo liat dia pucet, mimisan lagi," ujar Adam mengacak rambutnya frustasi. Kalau kepala sekolah sampai tahu, habis mereka semua.
"Dok! Tolong periksa keadaan dia dok," panggil Adam pada dokter khusus sekaligus pembina UKS.
Dokter bernama Zazkiya itu dengan tergopoh-gopoh menghampiri Kevan dan Adam. Dengan cepat dia mencari kapas dan membantu memberhentikan mimisan Keyla.
"Ini banyak banget! Gak biasanya ada siswa mimisan sebanyak ini," ucap Zazkiya setelah membersihkan darah di hidung Keyla.
"Penyebabnya apa dok?" tanya Adam.
"Dia kecapean dan butuh banyak istrirahat, suhunya juga panas. Mungkin dari tadi dia nahan penat sama pusing yang berlebihan. Ditambah lagi dia kekurangan cairan dan akhirnya dehidrasi," papar Zazkiya.
"Terima kasih dok," ucap Kevan dan Adam yang diangguki Zazkiya. Kemudian Zazkiya pergi meninggalkan ruangan untuk menyiapkan bubur.
"Kev, itu jas lo banyak darah. Lo cuci dulu deh, mumpung disini ada mesin cuci sama pengering pakaian," saran Adam.
"Hm bentar," balas Kevan kemudian pergi menuju toilet UKS.
Sepeninggalnya Kevan, Adam hanya diam sambil menatap teliti wajah Keyla.
Rambut acak-acakan, bibir pink yang agak memucat, dan wajah bare face itu memang mempunyai ketertarikan sendiri.
Lima menit telah berlalu, Kevan telah kembali sambil menenteng almamater OSIS yang sudah kering dan meletakkannya di atas nakas tempat tidur.
"Hm, udah?" tanya Adam.
"Hm," deham Kevan.
"Lo gak ada niat buat tegur Sonya setelah apa yang dia lakukan sama anak orang?" tanya Adam.
"Nanti," balas Kevan masih dengan wajah datarnya.
Dirinya ikut memperhatikan wajah cantik Keyla yang pucat. Tanpa disadari, Kevan tersenyum simpul, dan itu adalah refleks dari dirinya sendiri.
"Enghh!" erang Keyla. Matanya perlahan membuka sempurna.
Keyla terdiam sejenak. Matanya menatap plafon UKS dengan raut bingung.
"Lo udah merasa baikan?" Suara bariton milik Adam seketika membuyarkan lamunan Keyla.
"Eh? U—udah," cicit Keyla. Sebelumnya ia tidak menyadari kehadiran Kevan dan Adam yang berada tak jauh darinya.
"Masih pusing gak?" tanya Adam, bisa dibilang basa-basi sedikit.
"Masih sih, tapi Keyla gak papa kok Kak," jawab Keyla, ia tersenyum simpul.
"Lo tau? Tadi lo mimisan banyak banget," ujar Adam.
"Eh? Maaf Keyla pasti ngerepotin kalian," Keyla menunduk karena tak enak hati.
"Gak kok, sama sekali enggak," balas Adam.
"Terima kasih Kak hm, Kak Kevan sama Kak Adam," kata Keyla sambil membaca name tag Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYLASYA STORY
Teen FictionHanyalah kisah dari seorang gadis cantik nan lugu bernama Keylasya Arsyla Reine. Sang pemeran utama adalah anak dari seorang wanita sederhana berjubah malaikat tak bersayap. Keyla sendiri memiliki hati bak kapas selembut sutra sehingga mudah sekal...