Gita is calling.
Keyla menatap layar ponselnya sejenak lalu pandangannya beralih pada Shilla yang sedang berjalan di sampingnya. Namun sedetik kemudian Keyla mengangkat telpon dan menempelkan ponsel ke telinga kanannya.
"Assalamualaikum Ma," salam Keyla, Shilla menoleh menatapnya.
"Mama gue?" tanya Shilla berbisik dan dibalas anggukan kecil oleh Keyla.
"Wa'alaikumsalam Key," Keyla semakin kebingungan kala mendengar suara Gita yang panik dan seperti sedang menangis.
"Kanapa Ma?" tanya Keyla lalu menekan tombol loud speaker agar Shilla juga bisa mendengarnya.
"Bunda kamu drop lagi Key! Kamu buruan ke rumah sakit Rheilando ya! Yang di jalan Jendral Soedirman nomer lima. Sekarang Bunda kamu lagi di UGD."
DUAR!
Bagai disambar petir, tubuh Keyla merosot namun dengan cepat dipapah Shilla. Alangkah terkejutnya Keyla mendapatkan berita super mendadak itu. Lidahnya sudah kelu, pikirannya juga sudah ngeblank.
"Key, kamu masih disana, kan? Keyla?" Suara panik Gita dari seberang sana masih terdengar.
Dengan cepat Shilla mengambil alih ponsel Keyla. "Iya Ma, Shilla sama Keyla segera kesana."
"Yaudah hati-hati di jalan ya! Mama tutup dulu, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Keyla menangis seraya menutup wajahnya. Shilla memeluk Keyla dan menggiring cewek itu untuk memasuki mobilnya. Padahal mereka baru saja pulang sekolah dan hendak pergi kumpul di markas alias cafe milik Galih, tapi sudah dikejutkan oleh berita ini. Memang ya, hidup tidak ada satu pun yang tahu.
"Hiks, Bunda kenapa lagi ya Allah," Keyla masih menangis sembari menatap jalanan dengan pandangan yang begitu rapuh.
Shilla menatap miris pada sahabatnya. "Tenang Key, lebih baik lo berdoa dulu," ucap Shilla, Keyla mengangguk lalu mulai memejamkan matanya.
Akhirnya mereka telah sampai di tempat tujuan. Dengan gerakan cepat, Keyla keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah sakit, diikuti Shilla di belakangnya. Persetan dengan semua orang yang menatap aneh ke arahnya, Keyla tetap melangkah hingga akhirnya ia sampai di depan ruang UGD.
Keyla dan Shilla berjalan mendekati Gita dan Aisyah yang sedang duduk disana.
"Bunda kenapa?" tanya Keyla cepat, matanya sudah merah karena menangis seharian ini.
"Jadi tadi itu Mama, Bunda kamu, sama Bunda Aisyah lagi ngobrol-ngobrol di panti. Tapi Bunda kamu tiba-tiba mimisan terus pingsan. Mama sama Bunda Aisyah panik dong dan langsung bawa ke rumah sakit. Dokter masih di dalam, periksa Bunda kamu," papar Gita menjelaskan.
Keyla kembali menangis. "Gi-gimana ini? Keyla gak ma-mau kehilangan Bunda, Keyla takut!" Keyla berucap dengan sesegukan.
Aisyah memeluk Keyla erat. "Shutt, Keyla gak boleh ngomong gitu. Doain Bunda ya," ujar Aisyah lembut.
Shilla segera memeluk Gita yang sudah menangis. "Tenang Ma, jangan nge-down gini! Nanti Shilla bisa ikut nangis," ujar Shilla lirih. Gita menghapus air matanya lalu memeluk Shilla.
Tak lama dari itu tampak dokter keluar dari ruang UGD. Dengan pupil mata bergetar, Keyla segera mendekati Dokter Valdema yang baru saja memeriksa Hannah.
"Kak Dema, gimana keadaan Bunda Keyla?" tanya Keyla dengan wajah paniknya.
Valdema tertegun. Jadi yang baru saja ia periksa itu Bunda Keyla? Sumpah, dia baru tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYLASYA STORY
Teen FictionHanyalah kisah dari seorang gadis cantik nan lugu bernama Keylasya Arsyla Reine. Sang pemeran utama adalah anak dari seorang wanita sederhana berjubah malaikat tak bersayap. Keyla sendiri memiliki hati bak kapas selembut sutra sehingga mudah sekal...