55

45.3K 2.1K 301
                                    

"Ekhem!" Almeta berdeham seraya memperhatikan dua remaja di hadapannya dengan hangat.

"Gimana sekolah kalian berdua tadi?" tanyanya penuh perhatian.

Keyla dan Adam saling lirik lalu kembali melanjutkan makan siang mereka. "Baik, Ma," jawab keduanya kompak.

Aretha yang baru tiba dari dapur memilih duduk di sebelah Almeta. Ia menatap kedua anaknya bergantian. "Mami mau tanya, siapa yang nyetok es krim di kulkas?" tanya Aretha lalu meminum jus buah di tangannya.

Adam menoleh sejenak pada Aretha. "Adam, Mi," jawab Adam singkat.

Tatapan Keyla berbinar bahagia. "Abang udah nyetok es krimnya Key? Yey!" pekik Keyla senang.

Almeta tersenyum lalu tangannya tergerak untuk mengusap lembut pipi putri bungsunya. "Boleh aja makan es krimnya, tapi jangan sering-sering. Nanti sakit, oke?"

Keyla mengacungkan kedua jempol menuruti perintah sang Mama. Lalu atensinya beralih pada Adam yang masih sibuk menghabiskan makanannya.

"Bang, Keyla mau itu," Keyla memonyongkan bibirnya ke arah ayam yang ada di piring Adam.

Adam memisahkan daging dengan tulang lalu menyuapi Keyla menggunakan tangannya langsung. "Mau lagi?" tanya Adam dan diberi anggukan semangat oleh Keyla.

Adam kembali menyodorkan daging ayam di hadapan Keyla. "Buka mulut kamu," intruksi Adam. Keyla membuka mulutnya lebar-lebar menuruti perintah Adam.

Keyla mengunyah dengan mata yang selalu mengerjap polos. Almeta dan Aretha melihat keduanya dengan tatapan hangat. Ah, betapa lucunya interaksi kakak-beradik itu. Sangat menggemaskan!

"ASSALAMUALAIKUM!" Tampak Adel dan Annisa berteriak dan dengan santainya duduk di meja makan.

"Waalaikumsalam." Semuanya menoleh pada kedua perempuan itu yang sekarang sedang menyengir kuda.

Aretha menatap mereka dengan datar. "Kalian udah besar loh ini. Tapi tingkahnya masih labil banget! Mami ini mau cucu!" cerca Aretha disambut senyuman geli oleh Keyla dan Almeta.

Adel dan Annisa kompak bergidik ngeri karena mendengar permintaan sang nyonya besar. "Belum siap Mi!" tolak keduanya tanpa pikir panjang.

Almeta mendesah kecewa. "Kapan kamu mau nikah?" Almeta menuangkan jus jeruk ke dalam gelas Adel.

"Nunggu doi peka, Ma," balas Adel asal.

"Yah, berarti lama banget dong," tanggap Aretha seraya terkikik.

Adel menatap datar Almeta dan Aretha secara bergantian. "Perasaan pertanyaannya itu mulu!" pungkas Adel kesal. "Lagi pula aku udah punya pacar, tunggu Dema kapan maunya."

Adel kini melirik Annisa yang sedang asyik menikmati makanannya. "Lagian bukan cuma Adel yang udah bisa nikah. Nisa juga udah bisa!"

Annisa melotot lalu menelan cepat makanannya. Matanya menyorot tidak terima pada Adel.

"Ah, bener tuh! Annisa kapan nikahnya?" Kini Almeta yang bertanya penuh harap.

Annisa menunjuk dirinya sendiri dengan mulut setengah terbuka. "Lah? Kok aku sih yang kena?"

"Minggu depan nikah ya, Sayang, sama Kenzo. Mami suka, dia manis," sahut Aretha cepat.

KEYLASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang